Pengamat: Duet Kalla-Jokowi Pecah Jika Rizal Ramli tak Dicopot
"JK mengancam (ke Jokowi), kalau Pak Rizal ini tidak dipecat, dia mau bercerai (mundur)," ujar pengamat politik Tjipta Lesmana.
Berdasarkan seorang narasumber TRIBUNnews.com, pengunduran pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin Susilo Bambang Yudhyono-Jusuf Kalla, maupun Kabinet Trisakti Jokowi - Jusuf Kalla, tidak lepas dari tarik-menarik kepentingan antara presiden dan wakil presiden yang sama, Jusuf Kalla alias JK.
"Baik pada penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I maupun kabinetnya Jokowi - JK, semuanya, JK punya andil. JK ingin dan terlibat menentukan bebrapa menteri strategis," ujar seorang mantan menteri kepada Tribunnews.
Kendatipun membeberkan cerita secara utuh, ia tidak berkenan disebut jati dirinya. Sumber ini menganjurkan agar Tribun menghubungi mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) dan mantan Menteri Koordinator Ekonomi, dan mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli. Menurutnya, salah satu korban adalah Rizal Ramli.
Rizal Ramli, saat dikontak, mengaku sempat ditawarkan SBY untuk duduk sebagai menteri. "Tapi saya tidak enak ngomongnya. Ke staf saya saja," kata Rizal Ramli sembari memberi nomor telepon Abdul Roachim, stafnya.
Seterusnya, Abdul Roachim bercerita panjang lebar mengenai kisah dramatis seputar tergusurnya Rizal Ramli dari Kabinet Indonesia Bersatu, pada menit-menit terkahir menjelang pengumuman.
Menurutnya, campur tangan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menentukan calon menteri pada Kabinet Indonesia JIlid I tahun 2004 sangat kental terasa. Saat itu, kata Abdul Roachim, Rizal sudah dipilih dan ditempatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
Namun beberapa saat sebelum pengumuman menteri 21 Oktober 2004, Jusuf Kalla menganulir keputusan SBY.
"Saya mendengar cerita Pak Rizal Ramli, memang tahun 2004, saat penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I intervensi Pak Jusuf Kalla sangat kuat. Saat itu Pak Rizal Ramli sudah ditunjuk Pak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, itu tertulis lho, bukan lisan," ," kata Abdul Rochim dalam perbincangan melalui telepon, Kamis (23/10/2014) siang.
"Tapi satu jam sampai 45 menit terakhir sebelum pengumuman menteri, nama Pak Rizal Ramli ditorpedo Jusuf Kalla, digantikan dengan Aburizal Bakrie," ujarnya.
Alasan yang disodorkan JK kepada SBY untuk menerima Ical, sapaan Aburizal Bakrie, sebagai Menko Perekonomian karena Ical selaku pengusaha nasional telah menyokong secara politik dan banyak mengeluarkan materi membantu biaya kampanye SBY-JK.
Abdul Roachim pun menyebut satu angka yang sangat besar.
"Itulah yang mengakibatkan tertundanya pengumuman menteri saat itu. Tadinya kan akan diumumkans sekitar jam tujuh tiga puluh malam. Tapi karena Pak Jusuf Kalla menolak Pak Rizal Ramli sehingga harus digantikan oleh Aburizal Bakrie, maka terjadi pengunduran waktu menjadi lebih jam setengah sebelas malam," kata Abdul Roachim.
Lebih jauh dia menyebut, malam itu, tiga kali nama Rizal Ramli ditlak Jusf Kalla. Rizal Ramli, ekonom yang sempat membantu SBY dalam menyusun kebijakan prekonomian saat menjabat Menteri ESDM, semula diberi pos sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Karena ditolak JK, maka SBY mengalah dan memosisikan Rizal sebagai calon Menteri Keuangan.
"Tapi JK juga tidak setuju. Menyebut Pak Rizal Ramli musuhnya mafia Barclay, musuhnya para pengusaha, maka SBY pun tunduk.
Setelah ditolak dua kali, kata dia, SBY berharap Rizal Ramli tetap mendapat jatah di kabinet. "SBY menawarkan posisi menteri BUMN. Tapi lagi-lagi ditolak JK," kata Abdul Rachim.