Berita Eksklusif
Hebat, Banyak Anak Transmigran Berhasil Jadi Camat dan Akabri
"Banyak anak transmigran yang berhasil menjadi camat, lurah dan lulusan Akabri," Sunardi Sovyan Ali, seorang transmigran sukses," ujar Sunardi.
Penulis: Rahmad Taufik |
1. Sunardi: Dari Petani Jadi Guru Teladan, Juragan Sapi dan Truk
Sunardi Sovyan Ali (64 tahun), salah seorang transmigran di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. Berawal dari petani, belakangan dia menjadi guru dan dosen. Kini ia sukses mengelola beberapa usaha, seperti pertanian, peternakan dan penyewaan mobil. (TRIBUNKALTIM.CO/RAHMAT TAUFIQ)
Sunardi, menginjakkan kaki di Bukit Biru, saat itu masih masih di bawah Desa Timbau, pada 13 Januari 1976. Ia berusia 22 tahun ketika bersama 23 kepala keluarga dari kampung halamannya di Kediri, Jawa Timur ikut program transmigrasi dari pemerintah pusat.
Saat itu dia tercatat sebagai aktivis pramuka di Kediri. Ia pun terpikat dengan program transmigrasi pramuka yang ditawarkan Kwartir Nasional Jawa Timur.
Dalam program ini, beberapa anggota pramuka diselipkan pada setiap kelompok transmigran. Satu anggota pramuka mendampingi tiap 25 KK. Rombongan transmigran naik kapal laut selama 4 hari 3 malam.
BACA JUGA: Didampingi Mahasiswa, 100 KK Transmigran Asal Jateng Bakal Masuk ke Kaltara
Sunardi terus beradaptasi terhadap kondisi di lokasi trans, dengan segala keterbatasan. Tidak ada listrik dan angkutan umum. "Ke mana saja harus jalan kaki," ujarnya.
Setiap transmigran, disiapkan areal 0,6 hektare semak-belukar dari yang semula dijanjikan 0,75 ha. Dia menebas lahan yang masih berupa semak belukar untuk digarap sawah.
Keperluan makan sudah dijatah pemerintah tiap bulan, meliputi beras 15 kg/jiwa, ikan asin 5 kg, garam 1 kg dan minyak makan 5 liter.
BACA JUGA: Tahun Ini 550 KK Minati Transmigrasi di Tanjung Buka
Sekolah di daerah lokasi trans kekurangan guru. Muridnya banyak, mencapi 300 orang. Sedangkan gurunya hanya 2 orang. Lalu Sunardi coba membantu mengajar sejak 1976, dan kemudian diangkat sebagai guru PNS dua tahun kemudian.
Sunardi melanjutkan pendidikan, kuliah S-1 jurusan Teknologi Pendidikan di Unikarta Tenggarong. Ia angkatan pertama, tahun 1980.
Profesi sebagai guru semakin ditekuni. Dalam sehari, pria yang kini menyandang gelar Magister Manajemen itu, mengajar di tiga tempat, yakni SDN 015 Bukit Biru SMP Kosgoro Bukit Biru, SMA PGRI Tenggarong dan dosen statistik di Unikarta sampai 2004.
Atas pengabdiannya, Sunardi pernah meraih predikat Guru Teladan tingkat Kabupaten dan mewakili Kaltim ke tingkat Nasional pada 1990.
Sunardi mulai mengembangkan bakat dengan berbisnis. Ia menekuni peternakan ayam potong, kambing dan sapi. Sekarang ia memiliki 150 ekor kambing, 25 ekor sapi dan 15 ribu ekor ayam. Belakangan peternakan ayam diseerahkan kepada adik.
Sunardi pun memiliki bisnis rental mobil, truk ungkit (dump truck) dan alat berat berupa loader. Ia memiliki 4 unit mobil, 8 unit truk ungkit dan satu unit loader yang disewakan.
Dua tahun terakhir, Sunardi mengembangkan padi organik yang ditanam di lahan seluas 5 hektare miliknya. Sekali panen, padi organik ini menghasilkan 9 ton/hektare.
Zaman menujuk kemapanan terus diraih Sunardi. Bahkan dia bisa menyekolahkan ketiga anak perempuannya hingga menyandang gelar sarjana. Kini Sunardi sudah dikaruniai 6 cucu.
"Banyak anak transmigran yang berhasil menjadi camat, lurah dan lulusan Akabri," Sunardi Sovyan Ali, seorang transmigran sukses," ujar Sunardi.