Narkoba

Fasilitas Ini yang Dibutuhkan Rutan untuk Cegah Narkoba Masuk

Saat ini pihaknya memiliki alat metal detector sebanyak 3 unit.

TRIBUN KALTIM/MUAHMMAD FACHRI RAMADHANI
Kepala Rutan Klas II B Balikpapan, Budi Prajitno, Kamis (4/2/2016). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kepala Rutan Klas II B Budi Prajitno mengeluhkan keterbatasan personel maupun fasilitas pengamanan yang dimiliki rutan tersebut.

Hal itu diutarakan setelah terungkapnya kasus peredaran sabu hampir setengah kilogram di dalam rutannya (3/2/2016) kemarin.

Menurutnya terkait soal sarana dan fasilitas pengamanan yang ideal, rutan harusnya memiliki alat deteksi narkoba. Mengingat tren narkoba meningkat, serta didukung fakta bahwa 356 dari total 650 penghuni Rutan Klas II B merupakan tahanan kasus narkoba.

Saat ini pihaknya memiliki alat metal detector sebanyak 3 unit. Namun kehadiran metal detector dianggap kurang optimal, pasalnya alat tersebut bekerja untuk menyaring senjata maupun sajam bukan narkoba.

Baca: Ckckck. . . Separuh Penghuni Rutan Merupakan Tahanan Narkoba

"Dulu kejahatan masih bersifat konvensional, kayak pembunuhan, pengadaan metal detector untuk menyaring takutnya ada sajam masuk. Tren kejahatan sekarang itu narkoba, harusnya kita dilengkapi dengan alat pendeteksi seperti di bandara," paparnya.

Dia menerangkan, setiap hari besuk pihaknya menerima pembesuk dengan rasio dari 150 hingga 200 orang.

Dengan personel yang minim dan peralatan yang kurang memadai, Staf rutan mengaku kesulitan dalam memfilter barang-barang pembesuk yang masuk.

"Misalnya pembesuk bawa satu ransel, itu sudah berapa kantong. Satu kali hari besuk yang datang rata-rata 150 orang. Ini kita bicara yang ideal, ibarat perang senjatanya masih belum siap," tuturnya.

Pihaknya telah mengusulkan pengadaan alat deteksi tersebut kepada Kementerian, namun hingga kini belum kunjung didapat. Ia berkata sudah melakukan upaya maksimal meskipun dengan sarana yang minim, tapi tetap saja kecolongan.

"Pada prinsipnya, penggeledahan itu menjadi tugas kami. Kami sudah usulkan ke pusat, tapi kalau dari pusat tidak ada anggaran. Kami bisa apa? Lagian, jumlah LP di Indonesia saat ini hampir 500 lebih. Kalau semua memerlukan alat deteksi itu, pemerintah harus gelontorkan anggaran berapa triliun," tandasnya. (*)

dan Klik Saja Follow @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved