Milisi Abu Sayyaf

Baku Tembak, Kelompok Abu Sayyaf Tewaskan 18 Tentara Filipina, Bagaimana 10 WNI yang Diculik?

Pertempuran kali ini merupakan yang terbesar dan pasukan tempur Filipina mengalami kekalahan terbesar sepanjang tahun ini, 18 tentara tewas.

Editor: Amalia Husnul A
aljazeera/AP
Milisi Abu Sayyaf. Militer FIlipina bertempur melawan kelompok Abu Sayyaf, Sabtu (9/4/2016). 

TRIBUNKALTIM.CO, FILIPINA - Pertempuran sengit berlangsung sepanjang hari di pulau Basilan, Selatan Filipina, di mana terdapat 52 tentara Filipina mengalami luka-luka.

Setidaknya terdapat 18 orang tentara yang tewas terbunuh dan lebih dari 50 tentara lainnya mengalami luka-luka dalam pertempuran sengit yang berlangsung, Sabtu (9/4/2016).

Pertempuran ini berlangsung antara tentara Filipina melawan kelompok bersenjata Abu Sayyaf dan pejuang sekutunya yang bertempat di sebuah pulau di Selatan Filipina.

Pertempuran kali ini merupakan yang terbesar dan di mana pasukan tempur Filipina mengalami kekalahan terbesar sepanjang tahun ini.

BACA JUGA: Inilah Bukti Sadisme Kelompok Abu Sayyaf, Tidak Segan Penggal Kepala Sandera

(banjarmasinpost/m fadly setia rahman) -  Halimatus Syadiah (28), istri Suriansyah (32) salah satu anak buah kapal (ABK) tugboat Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf

(aljazeera)

Tentara Filipina telah berjuang melawan pemberontak muslim separatis dan pejuang komunis.

BACA JUGA: Cemas Pikirkan Nasib Suami Disandera Abu Sayyaf, Sa’diah Sakit

Seperti dikutip www.TribunKaltim.co dari situs Aljazeera, tiga orang militer resmi Filipina, mengatakan kepada AP bahwa pertempuran sengit yang berlangsung sepanjang hari ini merupakan yang terbesar yang terjadi di Pulau Mindanao, Basilan.

Namun, ketiga tentara yang tidak disebutkan identitasnya tersebut mengungkapkan mereka tidak diizinkan memberikan penjelasan lebih rinci kepada publik.

BACA JUGA: Media Asing Sebut Sandera Asal Italia Bisa Bebas karena Tebusan Miliaran Rupiah

Berdasarkan media lokal di Filipina mengatakan terdapat sekitar 100 pejuang Abu Sayyaf bentrok dengan pasukan tentara dan empat orang tentara Filipina tewas dipenggal.

Banyak tentara Filipina yang dievakuasi karena mengalami luka-luka, pertempuran ini masih terus berlanjut hingga Sabtu (9/4/2016) malam. 

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi menyangkut kondisi 10 WNI awak kapal tunda Brahma 12, yang diculik sejak 26 Maret silam.

Wakil Presiden Yusuf Kalla mengaku belum mengetahui kondisi mereka.

"Saya belum dapat kabar lagi dari tim," kata Jusuf Kalla usai menutup Muktamar VIII PPP di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (10/4/2016).

Pemerintah RI memang telah mengupayakan berbagai cara untuk membebaskan 10 WNI, termasuk menawarkan bantuan militer. Akan tetapi, konstitusi Filipina tak memperbolehkan pasukan negara lain memasuki wilayahnya.

Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta Peso atau setara Rp 14,3 miliar untuk 10 WNI tersebut. Namun, pemerintah menolak permintaan tersebut.

 

PASUKAN ELITE TNI SIAP MENGGEMPUR

Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jendral TNI Edy Rahmayadi mengungkapkan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) selalu siap bila negara memang membutuhan untuk terlibat dalam penanganan gerakan pembrontakan Abu Sayyaf yang menawan 10 Warga Negara Indonesia (WNI).

Demikian dia ungkapkan kepada sejumlah media usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di lapangan terbuka Yonif 613 / Raja Alam Kota Tarakan, pada Sabtu (2/4/2016).

BACA JUGA:  Mengadu pada Gubernur, Istri Sandera Menangis

 
(Tribunmanado/alpen martinus) - Martje, istri Juan Philip menunjukkan foto suami kepada Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey

“Yang penting saya siap. Tugas saya adalah kesiapan, begitu,” ujar Pangkostrad Edy, yang pernah mendalami pendidikan militer di Seskoad lulusan tahun 1998.

Baca: Pasukan Pemukul Reaksi Cepat Akan Lakukan Uji Pengamanan Ambalat


Ketika ditanyakan mengenai penaklukan gerombolan separatis Abu Sayyaf Filippina, Pangkostrad memiliki rasa percaya diri (pede) yang tinggi, akan mampu menuntaskan gerakan perompak tersebut.

LATIHAN MILITER GABUNGAN

BACA JUGA: TNI Masih dalam Kondisi Siaga di Tarakan

Geliat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara masih sebatas latihan militer gabungan, tidak ada mobilisasi besar-besaran personel ke arah Sulu Filipina.

Pengamatan Tribunkaltim.co pada Jumat (8/4/2016) di dermaga Pelabuhan Malundung dan markas Mamburungan Lantamal XIII Kota Tarakan tidak ada keramaian, atau kesiapan tentara untuk pergi melaksanakan tugas militer ke Sulu Filipina membebaskan sandera yang ditahan kelompok separatis Abu Sayyaf.

Saat ditemui Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman, Kolonel Infantri Andi Gunawan, di VVIP Bandara Udara Internasional Juwata Kota Tarakan mengatakan, pasukan sejauh ini masih ada yang di Kota Tarakan, berlatih di darat, udara maupun laut.

Baca: BREAKING NEWS -- Belum Ada Perintah dari Panglima, Pasukan Masih di Tarakan

“Kami masih dalam kondisi siaga. Meningkatkan kemampuan. Kami berlatih terus,” ujar pria yang lulusan AKABRI tahun 1996 ini.

Ia mengungkapkan, keadaan para sandera sebanyak 10 orang yang dikurung oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina, situasinya masih dalam kondisi baik, belum ada satu pun sandera yang dieksekusi mati.  (aljazeera)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved