Milisi Abu Sayyaf

Kelompok Bersenjata Tembaki Kapal Indonesia, Seorang ABK Terluka dan Culik Empat Lainnya

Para pria bersenjata menaiki sebuah kapal cepat (speedboat), mencegat kapal tunda Henry. Ada 10 awak asal Indonesia, seorang terluka 4 diculik.

TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
ILUSTRASI - Sebuah Kapal KRI terlihat dari jarak kejauhan yang mengapung di perairan Mamburungan Kota Tarakan, pada Kamis (7/4/2016) siang. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah pria bersenjata menangkap empat anggota awak kapal tunda Henry penarik tongkang Christy milik Indonesia di Tawi-Tawi, dekat perbatasan perairan Filipina - Malaysia, Jumat (15/4/2016) malam.

Seorang anak buah kapal, warga negara Indoensia (WNI), terluka kena tembakan.

Para pria bersenjata menaiki sebuah kapal cepat (speedboat), mencegat kapal tunda Henry. Ada 10 awak asal Indonesia.

Mereka dibawa ke Pondo Sibugalm Sitangkai, di sebuah kota kecil di pulau Tawi-Tawi.

Juru Bicara Komando Tentara Filipina di Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan Jr, mengatakan awak kapal yang diculik terluka ketika kelompok bersenjata tersebut menembaki kapal tunda Henry.

"Kapal itu ditembak dan sialnya ada salah satu awak kapal yang dipukul dan terluka," kata Tan.

Kapal tunda (tugboat) sedang menarik tongkang (barge) yang mengangkut komoditas batu bara saat melintas di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur. (Foto: TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

BACA JUGA: Kapal Tunda Berbendera Indonesia Kembali Dibajak di Perairan Filipina  

Kelompok bersenjata berjumlah sekitar 5-7 orang, menculik empat orang anggota awak dari kapal kapal tunda Henry dan dipindahkan ke dalam speedboat.

Kemudian meninggalkan enam orang awak kapal lainnya yang juga mengalami luka-luka setelah diserang kelompok bersenjata tersebut.

Tidak diketahui ke manakah arah yang dituju para tersangka setelah membawa kabur empat tawanan WNI.

Menurut Tan, enam orang WNI yang selamat dan berada di kapal Henry mengungkapkan tersangka melarikan diri ke arah Sabah, Malaysia.

Warga Negara Indonesia yang mengalami luka-luka tersebut dibantu pemerintah Indonesia untuk dibawa ke Rumah Sakit di Semporna, Sabah, Malaysia.

BACA JUGA: Penculik akan Penggal Kepala Dua Warga Kanada jika Uang Tebusan Rp 364 Miliar tak Cair 10 Hari

Berdasarkan keterangan dari Tan, belum diketahui siapa kelompok yang bertanggung jawab atas penculikan itu.

Belum bisa diduga pelaku penyanderaan tersebut dilakukan kelompok Abu Sayyaf karena banyak kelompok bajak laut lainnya yang sering beroperasi di perairan Sulu, di Kepulauan Sulu, Filipina Selatan.

Insiden penculikan serupa yang dilakukan kelompok bersenjata juga pernah menculik empat warga Malaysia di daerah Sempornah, Sabah pada 1 April lalu.

Di perairan yang sama, sepuluh awak kapal Brahma 12 yang menarik tongkang Anand 12, milik Indonesia, diculik pada 26 Maret, dalam perjalanan ke Pelabuhan Batangas, Luzon, Filipina.

BACA JUGA: Baku Tembak, Kelompok Abu Sayyaf Tewaskan 18 Tentara Filipina, Bagaimana 10 WNI yang Diculik?

Berdasarkan keterangan dari Tan, pasukan militer telah disiagakan untuk waspada terhadap jatuhnya korban.

Rangkaian penculikan yang sudah sering terjadi, mendorong pemerintah Malaysia untuk menghentikan jalur perdagangan di perbatasan Tawi-Tawi, sebuah provinsi bagian dari Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM), dikutip TribunKaltim.co dari situs philstar.com.

Laisa Alamia selaku sekretaris eksekutif ARMM, mengatakan aksi blokade telah dilaksanakan pemerintah Malaysia sejak pekan lalu.

Penutupan telah mengambil korban ke pedagang di Tawi-Tawi, yang memiliki rute perdagangan barter tradisional selatan negara itu.

BACA JUGA: Inilah Kronologi Penyanderaan 10 WNI dan Kapal Pengangkut Batu Bara oleh Kelompok Abu Sayyaf

Sementara itu, Komandan Tentara Filipina di Mindanao Barat, Letnan Jenderal Mayoralgo dela Cruz, mengatakan akan mengatur pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, pekan depan, untuk membahas koordinasi keamanan untuk mengatasi serangkaian penculikan yang terjadi di daerah perbatasan.

Selain itu, Mayor Filemon Tan mengatakan, militer telah melangsungkan patroli gabungan sebagai langkah solusi yang akan dibahas dalam pertemuan.

Pihak Malaysia dan Filipina sendiri telah rutin, setiap tahun, melakukan latihan patroli bersama di daerah perbatasan. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved