Kejahatan Seksual pada Anak

Bapak Korban Kejahatan Seksual Geram, Anaknya Dijual oleh Saudara Angkat Sendiri

Orangtua mana yang tidak geram anaknya dilecehkan secara seksual, apalagi anak tersebut masih berumur 11 tahun.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD AFRIDHO SEPTIAN
Uyan, ayahanda dari TA menunjukkan foto anaknya yang menjadi korban pemerkosaan dan penjualan manusia, Rabu (15/3/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Orangtua mana yang tidak geram anaknya dilecehkan secara seksual, apalagi anak tersebut masih berumur 11 tahun.

Begitulah perasaan Uyan dan Nining, orangtua dari TA yang diduga diperkosa oleh 13 sopir angkot belum lama ini.

Kepada Tribun Kaltim, Uyan, ayahanda TA mengaku tak tahu menahu kehilangan anaknya berhubungan dengan A, saudara angkat dari Uyan.

"Awalnya itu saya tanggal 16 Februari ke rumah orangtua saya yang tidak jauh dari sini. Kebetulan TA sering tidur di sana juga tapi dia tidak ada di sana. Jadi saya cari terus sampai sekitar tanggal 20 Februari, saya lihat A (saudara angkat) itu gelagatnya berbeda. Akhirnya dia datangi istri saya dan minta maaf. Akhirnya saya keliling-keliling cari anak saya itu, karena dia tidak mau kasih tahu dimana anak saya," ujarnya ketika disambangi di kediamannya di Samarinda Seberang, Rabu (15/3/2017).

Baca: Polisi Kantongi Lima Nama Pemerkosa Anak di Bawah Umur

Baca: Astaga! Gadis 12 Tahun Digauli 13 Sopir Angkot di Samarinda

Baca: Remaja Ini Dicekoki Narkoba Dulu Sebelum Diperkosa Bergiliran oleh 13 Sopir Angkot

Uyan mengatakan bahwa A mengelabui TA dengan mengatakan bahwa ibunda TA pindah ke Tenggarong.

Dengan baik hati, A yang seorang sopir angkot itu pun menawarkan tumpangan.

Namun ternyata, sebelum itu A baru saja meminum tuak bersama kawan-kawannya sehingga ia memiliki ide bejat terhadap keluarga angkatnya sendiri.

"Akhirnya TA dibawa ke simpang tiga kantor camat, di situ dia sudah ditunggu dengan RY dan disuruhlah TA naik taksi RY. Diajak muter dulu begitu hari gelap diajak ke Palaran dan diperkosa di sana. Itu kan direncanakan namanya," tutur Uyan geram.

Belum puas dengan aksi tersebut, RY membawa kembali TA ke wilayah kantor camat, tepatnya Gang Langgar dan mengajak ketiga temannya secara bersama-sama menyetubuhi bocah belasan tahun itu.

"Di situ bersama tiga temannya dia perkosa lagi. Termasuk bandar sabu itu juga. Si RY ini dapat bayaran sabu dari dia dan RY ini bayar juga ke A Rp 70 ribu. Terus dilempar lagi sama yang namanya RZ dari dia setelah diperkosa dikembalikan lagi kepada RY," ujarnya.

"Nanti kalau misalnya ada yang mau pakai kadang A dipanggil. A datang itu cuma buat ambil setoran. Jadi TA itu dibawa ke Mangkupalas, Palaran, Loa Bakung, Sungai Keledang, KM 1, dan KM 4. Itu hampir dua minggu TA dikerjai 13 orang. Terakhir yang pakai itu pemilik angkot Loa Janan trayek K itu. Dan dia dibayar pakai sabu dengan bos angkot itu. Jadi mereka nyabu diluar, bosnya menggarap, setelah selesai mereka lagi yang menggarap," sambung Uyan.

Kegiatan itu terus berlangsung hingga Uyan mendapati A pada Kamis (23/2/2017) lalu dan langsung menyerahkannya dalam perlindungan kepolisian.

Tak ayal, Uyan dan Nining mengaku syok mengetahui A yang sering tidur di rumahnya dan orangtuanya ternyata merupakan salah satu pelaku aksi amoral tersebut. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved