Bayi Membeku dalam Freezer

Kontroversi! Setelah Disumpahi, Sekarang Begini Perlakuan Warganet terhadap Ibu Bayi dalam Freezer

Apalagi jasad sang bayi dibiarkan membeku selama tiga bulan dalam freezer, bercampur dengan daging ayam, dan bahan makanan lainnya.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Kolase/TribunKaltim.co
SA (24), tersangka kasus pembuangan bayi dalam freezer di Tarakan, Kalimantan Utara. 

SA melahirkan di kamar mandi dengan cara water birth atau melahirkan di dalam air.  

SA mengetahui cara ini dengan melihat video water birth melalui YouTube.

Baca: Ditukar Saat Baru Dilahirkan, Pria China Gugat Rumah Sakit Rp 2,5 Miliar

Bermodalkan video di YouTube, SA mencoba seorang diri melahirkan tanpa dibantu siapapun, termasuk ibu dan keluarganya.

Saat perutnya mulas hendak melahirkan, ia mengambil baskom bayi milik anak pertamanya berusia 2,5 tahun berinisial BC.

Baskom itu ia isi air.

Ketika merasakan kesakitan luar biasa, akhirnya ia berusaha melahirkan sendiri.

“Saat bayinya keluar, SA melihat bayinya bergerak. Namun waktu mau diangkat ternyata bayinya sudah tidak bergerak. Mungkin sudah lama di dalam air, karena waktu itu SA mengaku lemas usai melahirkan. Bahkan bayinya sempat di taruh di lantai dan SA mengambil gunting untuk memotong tali pusarnya,” ujar Fanny, Sabtu (5/8/2017).

Menurut Fanny, usai melahirkan dan melihat bayinya tidak bergerak, pikiran SA kalut dan akhirnya mengambil plastik hitam lalu membungkus bayinya.

Bayi tersebut dimasukkan ke dalam freezer kulkas yang ada di rumahnya.

“Menurutnya kalau dikuburkan takut ketahuan, jadi disimpan di freezer,” ujar Fanny.

Baca: Sebelum Pulang, Mieke Amalia Peluk Tora Sudiro dan Bisikkan Kata-kata Ini

Dua hari kemudian tepatnya 30 Mei 2017, SA berinisiatif memindahkan bayinya ke dalam freezer di tempat pencucian mobil milik suaminya di Jalan Pulau Bunyu, RT 11, Kelurahan Kampung Satu, Kota Tarakan.

“Saya melihat SA ini tidak mengalami gangguan kejiwaan. Apa yang dilakukan SA dalam keadaan sadar, hanya saja ada tekanan pikiran. Apalagi waktu saya suruh gambar, ternyata SA menggambarkan orang dengan bentuk lidi. Ini menandakan kalau SA pola pikirnya masih anak-anak. Jadi kalau punya mainan rusak, yah dibuang,” kata Fanny.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved