HUT Kemerdekaan RI

Merinding! Curhat Anak Amrozi, 10 Tahun tak Mau Hormat Bendera Merah Putih karena Alasan Ini

Lingkar Perdamaian (LP) adalah yayasan yang didirikan mantan napi teroris dan kombatan.

Editor: Syaiful Syafar
Ilustrasi - Amrozi 

Sebab katanya, akan muncul pendendam-pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.

Baca: Foto-foto Dramatis yang Bikin Respek, Meski Diterjang Musibah Mereka Tetap Kibarkan Merah Putih

Itu masa lalu, toh akhirnya Mahendra bersama anak mantan teroris lainnya, Syaiful Arif dan Khoerul Mustain, mau menjadi petugas pengibar bendera pada momen yang juga menjadi perhatian sejumlah media asing, Kamis (17/8/2017).

Baik Mahendra, Syaiful dan Khoerul sangat sempurna saat menjalankannya sebagai petugas pengibar bendera.

Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kanan) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017).
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kanan) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017). (Surya/Hanif Manshuri)

Untung ia masih punya paman, Ali Fauzi yang juga mantan teroris, pentolan Jemaah Islamiyah (JI), instruktur perakit bom dan kini pendiri Lingkar Perdamaian (LP).

"Awalnya sangat susah menyadarkan keponakan (Zuli Mahendra, red) dan butuh waktu lama," ungkap Ali Fauzi.

Baca: Inilah Permintaan Terakhir Paskibra Cantik, Sebelum Meninggal Dunia, Aritya Sempat Mencobanya

Seringkali Mahendra bertandang ke rumah sang paman, dan hanya minta diajari membuat bom.

Intinya untuk balas dendam.

Namun akhirnya menyadari itu bagian dari suratan hidupnya.

Perlahan-lahan Ali Fauzi akhirnya mampu menyadarkan keponakannya itu. (*)

Penulis: Hanif Manshuri
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved