Cara CBSC Rayakan HUT Kemerdekaan RI
Operasi ke 1001 Microvascular Decompresi Disaksikan 17 Wartawan
Tim dokter saraf CBSC Surabaya melakukan operasi microvascular decompresi ke 1001 pada pasien penderita trigeminal neuralgia (TN) di RS National.
SURABAYA– Di pengujung Peringatan ke-71 Kemerdekaan RI, tim dokter ahli saraf yang tergabung dalam Comprehensive Brain and Spine Centre CBSC) Surabaya melakukan operasi ke 1001 pemisahan saraf di batang otak (microvascular decompresi).
Bedah ini menggunakan teknologi micro surgery untuk memisahkan perlengketan antara saraf nomor lima dengan pembuluh darah di batang otak.

“Perlengketan inilah yang menyebab pasien menderita sangat luar biasa di sebagian wajahnya. Rasa sakitnya seperti wajah ini dibor, disilet-silet atau dipukul-pukul dengan palu,” kata dr Muhammad Sofyanto SpBs, memberi gambaran penderitaan pasien trigeminal neuralgia (TN) di Rumah Sakit Nasional, Surabaya, Rabu (30/8).
Baca: RSUD Tarakan dan CBSC Siapkan Operasi Bedah Mikro Saraf di Kaltara
Baca: VIDEO - CBSC dan 221 Assist Siapkan Pesawat, Helikopter dan Ambulans Air
Usai operasi, Dokter Sofyan pun memberikan keterangan saat door stop saat keluar dari ruang bedah. Operasi ini pun dilaksanakan secara live, dimana sekitar 17 wartawan media cetak, online dan televisi langsung bisa melihat jalannya operasi lewat CCTV di kamar sebelah.
Bukan hanya wartawna saja, tetapi keluarga pasien pun bisa melihat langsung di sebuah kamar yang sudah disiapkan, bahkan pihak keluarga bisa melakukan tanya jawab bagaimana dan apa yang dilakukan setiap langkah operasi itu secara live dengan dokter yang mengoperasi.

Inilah kelebihan dari tata laksana operasi micro surgery yang sudah dikembangkan oleh CBSC, Surabaya yang khusus menangani operasi otak, batang leher, dan tulang belakang yang sudah berjalan selama 15 tahun.
“Sudah 15 tahun kami melakukan operasi ini, sudah lebih dari 1.000 kasus yang kami tangani. Dengan tingkat keberhasilan 98 setelah operasi langsung sembuh. Yang dua persen itu, biasanya ada penyesuaian satu atau bulan, kadang ada penyulit lain sehingg perlu penyehatan," tutur doker Sofyan.
Baca: Gathering: Nikmati Hidup dengan Otak dan Saraf Sehat
Baca: Penanganan Saraf dan Otak Cukup di Surabaya, Tak Perlu ke Luar Negeri

Saat itu tim dokter melakukan operasi terhadap pasien bernama Yanis Candra Santi (39) asal Candi, Sidoarjo. Perempuan ini sejak lima tahun sudah merasakan siksaan gangguan saraf nomor lima.
Operasi menggunakan metode canggih ini menggunakan teknologi micro surgery, dimana pada batang leher belakang pasien hanya disayar sekitar 1,5 cm menggunakan alat mikro khusus melalui lubang celah selebar satu centimeter dan berada di batang otak.
Operas pun berjalan lancar, meski ada persilangan pembuluh, dokter yang sudah mempunyai pengalaman itu dalam tempo satu jam sudah berhasil memisahkan. Operasi ini tidak mengelarkan darah.

Sofyanto menjelaskan, dengan tim yang berpengalaman, operasi tersebut tidak menimbulkan masalah yang berarti. Operasi dimulai dengan membuka selaput otak, otak kecil dikempiskan, sehingga dokter bisa melihat saraf di batang otak dan dikembalikan lagi serta memakan waktu satu jam.
Dia mengakui, sempat ada kesulitan saat melakukan operasi. Hal itu disebabkan operasi membutuhkan alat kecil berukuran satu centimeter. Untuk itu, dokter bius haruslah yang berpengalam, hal itu karena otak berdenyut terus dan otak harus dibikin datar sehingga membutuhkan teknik khusus.
Dua kasus itu, lanjut dia, sembuh dalam waktu dua minggu, dan satu tahun. Dia mengungkapkan, hal itu karena ada pembuluh darah yang menekan. Pembuluh darah itu berukuran sekitar satu milimeter, ada yang dua milimeter dan empat milimeter.
Dalam tempo dua jam setelah operasi pasien bisa sadar kembali, selanjutnya cukup istirahat satu hari bisa langsung pulang, “Tidak perlu kembali, karena tidak ada jahitan yang perlu diambil. Lukanya sangat kecil tidak menganggu pasien mapun menimbulkan bekas luka,” tuturnya.
Selesai operasi, maka pasien tidak akan mengalami kesakitan lagi, rasa nyeri yang luar bias menyerang di sebagin wajahnya hilang , “Selesai operasi, pasien istirahat sehari. Keesokan harinya boleh pulang dengan rasa sakit yang sudah hilang” tuturnya.(ps)