Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Tentang Rohingya, Ini 6 Fakta dan Asal Usulnya yang Harus Anda Ketahui

Mereka tinggal di salah satu negara bagian termiskin di Myanmar, dan gerakan dan akses mereka terhadap pekerjaan sangat dibatasi.

Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim/Christoper Desmawangga
Massa dari Forum Solidaritas Kemanusiaan Kaltim menggelar aksi damai di depan kantor gubernur Kaltim, Selasa (5/9/2017). 

Baca: Myanmar Versus Indonesia - Brace Egy Maulana Vikri Bawa Indonesia Menang 2-1

Apa langkah tegas PBB dalam menyikapi konflik ini dan solusi agar wargaRohingya bisa hidup dengan baik dan tidak merasa hidupnya terancam?

Pelapor khusus PBB soal hak asasi manusia untuk Myanmar, Yanghee Lee, sudah mengkritik pemimpin de facto negara itu, Aung San Suu Kyi, karena gagal melindungi minoritas Muslim Rohingya.

Menurut Yanghee Lee, situasi di Rakhine "sangat gawat" dan ini adalah waktunya bagi Suu Kyi untuk "turun tangan".

Sementara itu, berbagai lembaga pemantau Hak Asasi manusia (HAM) melanjutkan desakan agar pemerintah Myanmar mengizinkan Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk masuk dan mengungkap kebenaran peristiwa kekerasan di negara bagian Rakhine, tempat tinggal umat sebagian besar Muslim Rohingya.

Menlu Indonesia Retno Marsudi sudah bertemu dengan Aung San Suu Kyi untuk meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan di Rakhine.
Menlu Indonesia Retno Marsudi sudah bertemu dengan Aung San Suu Kyi untuk meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan di Rakhine/AFP/GETTY IMAGES.

TPF kasus Rohingya, yang dibentuk Dewan HAM PBB pada Maret 2017, sejauh ini belum mendapatkan izin melakukan tugasnya ke Myanmar, karena otoritas negara itu menolak keberadaan tim tersebut.

Kenapa ASEAN tak ada respons untuk mendamaikan atau mencari solusi untuk mendamaikan? Bagaimana pembahasan Rohingya di forum resmi ASEAN?

ASEAN sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait krisis kemanusiaan di Myanmar.

Baca: Investasi Tiongkok ke Kaltara Ditaksir USD 45,98 Miliar, Ini Proyek yang Dibangun

Baca: Umat Budha Kaltim Ikut Mengecam Tragedi Kemanusiaan di Rakhine

Bagaimana sikap Aung San Suu Kyi sebagai pemenang Nobel Perdamaian atas keberadaan etnis Rohingya di Myanmar?

Aung San Suu Kyi, sebagai pemimpin de facto Myanmar, telah banyak dikecam karena tidak mengeluarkan pernyataan atau mengakui krisis yang terjadi di Rakhine terhadap etnis minoritas Rohingya.

Pelapor khusus PBB soal hak asasi manusia untuk Myanmar Yanghee Lee mengatakan bahwa Suu Kyi berada dalam posisi yang sulit namun tetap mengkritiknya karena tidak mengecam kekerasan.

"Dia terperangkap antara batu dan tempat yang keras, namun saya kira saatnya baginya untuk ke luar dari sana sekarang," kata Yanghee Lee.'

Tokoh lain yang mengecam Suu Kyi adalah peraih Nobel Perdamaian lain, Malala Yousafzai, yang mengatakan bahwa dia dan dunia menunggu pernyataan dari Suu Kyi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved