Warga Miskin Tak Sanggup Tebus Rp 1.600 per Kg, Stok Rastra di Bulungan Membusuk
Dengan adanya alokasi anggaran tadi, seluruh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bisa menerima rastra secara gratis.
Penulis: Doan E Pardede |
Pasalnya, rastra harus ditebus sekaligus untuk 1 triwulan.
Karena tak dijemput warga, rastra yang sudah tiba di titik-titik distribusi yang ada di masing-masing kecamatan sempat membusuk.
"Bagi mereka yang sangat-sangat miskin, itu nggak bisa ditebus. Beras ini kan nggak tahan lama. Pengalaman kita, ada banyak beras yang dititipkan di titik-titik distribusi. Alasannya itu, nggak sanggup menebus," jelasnya.
Selain itu, pengalokasian anggaran untuk menebus rastra ini juga untuk memangkas alur birokrasi yang terlalu rumit.
Sebelum gratis, penagihan rastra Rp 1.600 per kg ini dilakukan secara berjenjang mulai dari Bulog, DPMD hingga ke desa.
"Penagihannya itu panjang sekali. Itu yang kita putus. Dan seringkali pembayaran itu ngadat. Belum lagi ada calo-calo. Jadi sekarang semua itu putus," jelasnya.
Untuk penyaluran rastra di triwulan 1, II, III tahun 2017, menurutnya sudah tidak ada masalah dan 100 persen sudah tersalurkan.
Dan dalam waktu dekat ini, jatah rastra untuk triwulan IV akan kembali disalurkan.
Pihaknya juga sudah menerima surat dari Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Kemanusiaan (Kemenko PMK) untuk percepatan penyaluran rastra di triwulan IV tersebut.
Surat Perintah Alokasi (SPA) ke Bulog sendiri sudah dikirim September 2017 lalu.
Selanjutnya terkait penyaluran ke titik-titik distribusi, Bulog akan berkordinasi dengan pihak kecamatan yang ada.
"SPA sudah kita terbitkan, karena ada dasarnya," ujar Aidin. (*)