Buntut Sungai Ampal Digenangi Limbah Kapur Gamping, PDAM Lakukan Evaluasi Internal
"Sudah berusaha mengikuti prosedur, tapi ada kesalahannya. Ini yang akan kita perbaiki," tutur Haidir.
Penulis: Budi Susilo |
"Mungkin Pak Wali sudah menyurat ke kami tapi belum sampai ke saya. Saya sendiri juga belum mendapat instruksi soal ini," ungkap Haidir.
Sebelumnya, Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, menuturkan, dari hasil koordinasinya dengan Direktur Utama PDAM Kota Balikpapan, Haidir Effendi beberapa saat setelah kejadian diketahui, PDAM Balikpapan memang rutin membuang limbah hasil pengolahan air bersih warga dua kali dalam sehari di saluran pembuangan umum.
"Jadi itu bukan kaporit, tapi kapur gamping yang jadi bahan PDAM buat netralisir air. Bongkahan itu (kapur gamping) harusnya dikarungi, dikelola sebagai bahan B3 (Bahan Beracun Berbahaya-pen). Nah oleh petugas (PDAM) disiram air, jadi cair," kata Suryanto.
Suryanto menjelaskan lagi, setelah dibungkus karung, limbah gamping tersebut sesuai prosedur akan dibawa ke instalasi pengolahan limbah di Manggar dan ditangani sebagai limbah B3.
"Tapi, ini ada keteledoran anak buahnya. Penjelasan Pak Haidir (Dirut utama PDAM Balikpapan), selalu buang limbah dua kali sehari. Limbah yang sudah diukur yang aman terhadap lingkungan baru mereka buang. Kemarin itu, bukan limbah yang rutin mereka buang. Itu limbah gamping yang harusnya dibungkus karung, sama si petugas supaya gampang, disemprot," tutur Suryanto. (*)