Begini Kelakuan Aneh Istri yang Bunuh Ketua DPRD saat Tengah Malam di Dalam Tahanan

Oleh karena itu Andi Erni Astuti rencananya akan dibawa ke Psikolog untuk memulihkan kejiwaannya.

Editor: Amalia Husnul A
Tribun Medan/Istimewa
Andi Erni Astuti, istri Mussakir Sarira ketua DPRD Kolaka Utara 

TRIBUNKALTIM.CO - Andi Erni Astuti (AEA) sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Ketua DPRD Kolaka Utara, Mussakir Sarira.

Andi Erni tak lain adalah istri Mussakir.

Lalu bagaimana keadaan Andi Erni usai menghabisi nyawa suami sendiri?

Dikutip dari post-line.com sumber di lingkup Polres Kolaka Utara menyebut ibu tiga anak itu kerap menangis tengah malam dalam tahanan.

Diduga pegawai dinas kesehatan Kolaka Utara ini mengalami depresi berat.

Andi Erni Astuti menangis saat melihat jenazah suaminya, Musakkir Sarira
Andi Erni Astuti menangis saat melihat jenazah suaminya, Musakkir Sarira (HANDOVER)

Jika tak menangis, Andi Erni lebih banyak bengong.

Oleh karena itu Andi Erni Astuti rencananya akan dibawa ke Psikolog untuk memulihkan kejiwaannya.

Polres Kolaka Utara menyebut pemeriksaan terhadap Andi Erni hingga saat ini belum dituntaskan.

“Salah satunya karena menangis, sehingga pemeriksaan ditunda sambil menunggu kondisinya tenang,” jelas sumber itu.

Karena kerap menangis tengah malam, petugas piket sering memonitor keadaan Andi Erni.

Baca: Maaf Atas Ketidaknyamanan Jenderal Gatot, Hari Ini Menlu Retno Panggil Dubes AS

Baca: Busyet, Wanita Berambut Panjang Ini Nekat Antre Makanan dengan Hanya Kenakan Baju Renang

Baca: Sempat Dikejutkan Gol Cantik Rooney, Arsenal Berbalik Menang Telak di Kandang Everton

Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara, AKP Mohammad Salman menceritakan awalnya terjadi pertengkaran antara Ketua DPRD Kolaka Utara Mussakir Sarira dan Istri Andi Erni Astuti

Kepada penyidik Erni mereka memang sempat cekcok dalam kamar tidur.

Erni mengatakan dirinya menasehati suaminya itu, namun tak disebutkan nasehat apa yang dimaksud.

Namun kartena suara Erni agak tinggi suaminya meninggalkan kamar.

Seketika rumah dinas Ketua DPRD Kolaka Utara yang mereka tempati gaduh.

Erni jengkel. apalagi setelah sang suami keluar kamar, pintu kamar bergoyang-goyang.

Baca: Dahri: Rekomendasi Status CNC dan Non CNC Izin Pertambangan Ren‎tan Korupsi

Baca: Persela Lolos dari Jurang Degradasi, Coach Aji Santoso Akan Cukur Gundul

Baca: Torehkan Brace, Bambang Pamungkas Jadi Pahlawan pada Pesta Macan Kemayoran

"Saya mengintip keluar dan ternyata tiada orang, saya masuk kembali ke dalam kamar," ujar Andi Erni Astuti di depan penyidik polisi.

Saat kembali ke dalam kamar, Andi Erni Astuti kemudian kembali mendengar suara pintu terayun.

Andi Erni Astuti langsung meraih sebilah pisau yang biasa dia gunakan memotong buah-buahan di meja rias.

Ia lalu keluar dari kamar tidur dengan sebuah pisau ditangannya.

Tiba-tiba, Musakkir Sarira muncul di hadapan istrinya yang sedang mengintip ke arah datangnya suara. Gerakan refleks, sang istri lalu menancapkan pisau tersebut tepat ke arah hati suaminya.

Saat itulah, suaminya tidak dapat menghindar dan akhirnya mengenai organ tubuh vital yakni bagian hati.

Baca: Eksperimen Bersihkan Panci dari Kerak Hitam Pakai Saus Tomat, Hasilnya Menakjubkan!

Baca: Persatuan Jaksa Tolak Wewenang Penuntutan di Densus Tipikor Polri, Ini Argumennya

Baca: VIDEO EKSKLUSIF Atlet Prestasi Kaltim Tak Sejahtera Siap Incar Emas di Daerah Lain

Korban mengalami pendarahan hebat akibat tusukan benda tajam di bagian perut.

Sesaat setelah kejadian pihak keluarga korban melarikan Mussakir ke RSUD H.M. Djafar Harun Kolaka Utara.

Namun, Dokter spesialis bedah tidak ada ditempat, sehingga korban dirujuk ke RSUD Benyamin Guluh Kolaka, yang jaraknya sekitar 150 kilometer.

Selanjutnya, korban langsung dibawa ke ruang operasi, namun akibat pendarahan hebat nyawanya tidak tertolong lagi.

Saat ini polisi sudah memeriksa empat orang saksi, yakni kerabat dekat dan tetangga korban.

Masih ada enam orang saksi yang akan ikut diperiksa.

Di antaranya sopir pribadi Ketua DPRD Kolaka Utara, Satpol PP, dan dokter rumah sakit.

Baca: Setelah Figur Potensial, Simak Elektabilitas 10 Partai Politik Versi PolMark Indonesia

Baca: Diminati Banyak Klub Bola, Usain Bolt Siap Merumput di 2018

Baca: Sudah Pegang Visa, Begini Kronologi Dilarangnya Panglima TNI Masuk ke Wilayah AS

Sementara 3 anak korban tidak ikut diperiksa lantaran masih kecil.

Seperti dikutip dari SultraKini.Com, sebelum meninggal rumah tangga korban sedang tidak harmonis.

Tidak jarang, keduanya kerap terlibat cekcok.

"Memang sudah sering bertengkar dengan istrinya. Tapi tidak tahu apa yang jadi penyebabnya. Padahal korban dan istrinya baru saja tiba dari tanah suci," ucap salah seorang sumber.

Sementara itu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah HM Djafar Harun Kolaka Utara (Kolut), dr. Syarif membantah tak memberikan menanganan maksimal terhadap korban.

Menurut dr Syarif, pihaknya sudah memberikan tindakan medis sesuai prosedur.

Syarif mengungkapkan saat kejadian 17 Oktober sekitar pukul 22.00 Wita, pihaknya langsung menuju tempat tinggal korban di rumah jabatan ketua DPRD.

Karena melihat kondisi korban pihaknya meminta agar segera dibawa ke RSUD HM Djafar Harun.

Baca: Buntut Sungai Ampal Digenangi Limbah Kapur Gamping, PDAM Lakukan Evaluasi Internal

Baca: Menjijikkan! Rumah Ini Penuh Sampah Busuk yang Menyengat, Padahal Ada 11 Orang Penghuninya

Baca: Tulisan di Spanduk yang Dibawa Mahasiswa Saat Wisuda Ini Bikin Netizen Geram, Mahasiswa Zaman Now?

Namun keluarga korban sempat tak mengijinkan.

Usai bernegosiasi dengan pihak keluarga akhirnya korban dibawa ke rumah sakit.

"Kami langsung melakukan penanganan dan kondisi beliau masih sadar. 

Kami melakukan kontrol, kondisi beliau masih baik, HB baik, dimonitor baik, jika dikatakan mengapa tidak dilakukan segera operasi, itu belum dapat dilakukan.

Kami mesti melakukan pemantauan dan observasi, stabilisasi, pemantauan tekananan darah dan itu rangkaian tindakan dan kasus medis beliau ini tidak mendesak untuk di operasi dan sudah tertangani pendarahannya,” jelas Syarif seperti dikutip dari SultraKini.Com Minggu (22/10/2017).

Pihak rumah sakit, karta dr Syarif merujuk korban untuk ditangani di RSUD Benyamin Guluh Kolaka, dengan alasan dokter bedah RSUD Djafar Harun sedang ada urusan di luar kota.

"Makanya kami sarankan pasien dirujuk di rumah sakit yang ada dokter bedahnya," pungkas Syarif. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved