Edisi Cetak Tribun Kaltim
Samakan Gaji Guru Honor dengan UMP, Kadisdik: Kalau saya Mesin Uang Bisa Diberikan Sesuai Keinginan
Pada November ini, meski tinggal sebulan lagi hingga batas waktu 31 Desember, Disdik belum bisa membuat kontrak baru
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Ia menilai, perlu ada pertemuan dahulu yang dilakukan antara Disdik dan Honorer untuk membicarakan masalah kontrak baru tersebut. Jangan sampai, belum ada komunikasi yang dilakukan, tetapi tiba-tiba kontrak sudah langsung jadi, dan dituntut untuk segera ditandatangani honorer.
"Itu yang coba kami lakukan. November ini saja, saya ada 5 sampai 6 kali datangi Disdik untuk ketemu dan membicarakan masalah itu. Tetapi belum bisa-bisa. Kalau bisa ada pertemuan. Ini kan agreement, kesepakatan antara dua pihak. Jadi, dua pihak harus ketemu dahulu untuk bicarakan persoalan ini," ucapnya.
Baca: Netizen Ngakak Lihat Surat Lamaran Kerja Cowok Ini, Gaes. . . CV Jaman Now
Salah satu hal yang ingin diajukan Wahyudin , perlunya kesamaan data antara Disdik dan Honorer se Kaltim.
"Kalau data hanya dari kepala sekolah, kemudian diberikan ke Disdik untuk dibuatkan SK, bisa saja, nanti bisa ada nama-nama guru honorer siluman, Sebelumnya tak ada kemudian, langsung ada ketika Disdik ingin buat SK untuk kontrak baru. Nah, kalau ada pertemuan, dengan kami, kan bisa didata bersama," Kata Wahyudin.
Persoalan kenaikan penghasilan, disebut Wahyudin tak semata-mata fokus pada penghasilan. Tetapi, kembali pada kualitas guru.
"Jika guru diberikan penghasilan yang sesuai, maka mereka juga akan berikan pengajaran yang sesuai dan berkualitas. Ini bukan masalah penghasilannya. Dikit-dikit guru honor menuntut atau apa, tetapi, jika kualitas penghasilan guru honor juga di bawah standar, kami juga sulit untuk kembangkan diri. Imbasnya ke kualitas pendidikan itu juga," tandasnya. (anj)