Waduh, Diduga Sudah 2 Tahun Diskotek MG Jadi Pabrik Sabu Cair
Ini diskotek tetapi difungsikan juga jadi pabrik narkotika. Diskotek ini menyediakan narkotika sabu dan ekstasi dalam versi cair
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek diskotek MG Internasional Club (MGIC) di Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Minggu (17/12) pukul 04.00 WIB.
Selain berfungsi sebagai diskotek, tempat itu juga difungsikan sebagai pabrik pengolahan sabu cair (liquid).
Sabu itu dicampurkan ke dalam minuman keras (miras) dan disediakan kepada pengunjung.
"Ini diskotek tetapi difungsikan juga jadi pabrik narkotika. Diskotek ini menyediakan narkotika sabu dan ekstasi dalam versi cair.
Makanya, diskotek ini dapat menyediakan miras campur narkotika," ucap Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari, di lokasi, kemarin.

Diskotek yang awalnya bising akan dentuman musik, kemarin langsung berubah saat suara anjing K-9 yang menyalak keras.
Para pengunjung tampak pucat saat dilakukan tes urine.
Pengunjung wanita dan laki-laki dikumpulkan di satu ruangan untuk dilakukan tes urine oleh petugas.
Pengunjung laki-laki yang kondisinya sudah bertelanjang dada duduk di lantai, untuk para wanita duduk sofa hitam.
Tampak, Kepala BNN Budi Waseso datang melakukan pemeriksaan di setiap lantai dan sudut ruangan di diskotek berlantai empat tersebut.
Baca: RESEP - Siap-siap Makan Siang, Coba Sajian Ayam Pedas Bumbu Terasi, Jos!
Baca: TAT 2017, Touring Akhir Tahun Nissan Livina Club Se Kaltim
Terlihat botol-botol minuman keras, botol yang berisi cairan untuk meracik narkotika, serta sejumlah alat pembuatan narkotika versi cair.
"Diskotek (MG Internasional Club) merangkap jadi pabrik narkoba ya," ungkap pria yang akrab disapa Buwas ini.
Diakuinya, penggerebekan ini dilakukan jajaran gabungan dengan sandi Operasi Bersinar.
Kemarin, tercatat sebanyak 120 orang, terdiri dari 80 lelaki dan 40 wanita, urine-nya positif mengandung narkoba.
"Hasil pemeriksaan urine sementara, sebanyak 120 orang terindikasi menggunakan narkotika, baik jenis sabu dan ekstasi. Pengunjung ternyata meminum minuman keras (miras) yang dijual oleh diskotek ini," katanya.
Baca: Manfaatnya Buanyak, tak Selebar Daun Kelor, Mulai dari Obat hingga Tangkal Guna-guna
Baca: Beli Jimat Rp 50 Juta dengan Harapan Usahanya Berkembang Pesat. Tragis, Ini yang Malah Terjadi
Miras itu tentu saja sudah mengandung cairan narkoba hasil olahan pabrik di gedung tersebut.
"Lalu ada lima pelaku, yang diduga adalah pengedar dan mengelola pabrik narkoba itu," papar Irjen Arman Depari, Deputi Bidang Pemberantasan BNN.
Kepala BNNP DKI Jakarta Brigjen Johnny Latuperissa menambahkan para pengunjung yang positif narkoba akan direhabilitasi.
"Pengguna adalah korban, kita rehabilitasi," kata Johnny, Minggu (17/12).
Pabrik terbesar
Arman Depari menjelaskan bahwa bangunan yang ditempati MGIC terdiri dari empat lantai.
Setelah digeledah, kata Arman, lantai pertama digunakan sebagai tempat hiburan (hall diskotek), di lantai 2 ditemukan bahan-bahan pembuat sabu, dan lantai 3 masih dalam tahap pembangunan.
Baca: VIDEO – Begini Jadinya Bila Menggabungkan Fun Run dan Pameran Kuliner
Baca: Pilgub Kian Dekat, Kabarnya Pecah Kongsi, 2 Walikota Justru Intensif Saling Telepon
"Di lantai 4 terdapat ruangan yang difungsikan menjadi laboratorium sekaligus pabrik narkoba, baik sabu dan ekstasi cair, yang dicampur ke dalam minuman untuk para pengunjung," papar Arman.
Menurut Arman, pabrik narkoba di diskotek MGIC itu masuk dalam kategori laboratorium narkotika terbesar.
Dikatakannya laboratorium ini adalah tempat produksi narkoba (sabu) jenis cairan.
Di lokasi ditemukan banyak barang bukti yang berupa narkotika, serta termasuk alat lab yang digunakan untuk memproduksi barang haram ini.
Tempat hiburan malam tersebut memproduksi narkotika dan diedarkan ke pengunjungnya.
"Produksinya di malam hari. Ini produksi narkoba terbesar. Bentuk narkobanya sabu dan ekstasi jenis cairan," katanya, Minggu (17/12/2017).
Dikatakan Arman, pihaknya kini menahan lima orang, antara lain Wastam (43), Ferdiansyah (23), Dedi Wahyudi (40), Mislah (45), dan Fadly (40).
Baca: Wow, Terjadi 100 Juta Transaksi Setiap Bulan, Gojek Bakal Fokus ke Layanan Pembayaran Digital
Baca: Menghilang, Nelayan Tinggalkan Ikan Busuk di Sarang Buaya
Kelimanya, diduga selaku pengedar narkotika jenis pil ekstasi serta sabu di diskotek tersebut.
Sedangkan RU yang diduga sebagai pemilik di diskotek dan juga operator lab narkoba, masih dalam pengejaran kami.
"Ini pabrik narkobanya golongan besar, dapat menghasilkan narkotika dengan jumlah yang banyak," ujar Arman.
Arman mengatakan, penggeledahan dilakukan di seluruh ruangan gedung yang berlantai empat ini.
Sekarang semua barang bukti langsung kita bawa ke laboratorium pemeriksaan.
"Nanti di sana kita konfirmasi kembali hasilnya apa ya dan bahan apa, termasuk juga produksi yang dihasilkan, jumlah dan jenisnya," paparnya.
Dijual Rp 400.000
Baca: Yuhu. . . Coba Candlelight Yoga ala Meghan Markle Ini Biar Nggak Insomnia dan Lelap Tidur
Baca: Jangan Baper Dulu, Pesan WhatsApp tak Kunjung Dibalas Walau Statusnya Online, Ini Penjelasannya
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta Brigjen Johny P Latupeirissa, menjelaskan sekitaran 330 mililiter sabu liquid ini dijual dalam bentuk kemasan air mineral ke pengunjungnya seharga Rp 400.000.
"Di dalam pengungkapan ini sudah diamankan barang bukti, berupa ratusan botol air mineral yang telah dicampur narkotika, sabu liquid.
Ini (sabu liquid) yang masih belum dipakai ada 80 botol dan yang terpakai banyak sekali.
Perihal harganya Rp 400.000 per 330 mililiter perbotol ya," kata Johny P Latupeirissa, kemarin.
Johny P Latupeirissa mengatakan, modus seperti ini merupakan modus lama dan sudah dalam intaiannya BNN pusat.
Johny P Latupeirissa mengatakan, bentuk (sabu liquid) itu cairan, dimasukkan ke dalam botol kemasan air mineral.
Para pelaku melepas logonya. Sebotol bisa dipakai empat orang.
"Hasil tes kami, botol isi air biasa itu ya mengandung sabu dan ekstasi. Ratusan botol kami temukan di lantai empat. Awalnya itu dari lantai dua," kata Johny P Latupeirissa.
Oleh karena itu, lanjutnya, kebanyakan pengunjung yang datang hura-hura di diskotek MGIC, positif mengandung narkotika di tubuhnya berdasarkan hasil tes urine.
Baca: Di Indonesia Tidak Dianjurkan, Warga Venezuela Justru Andalkan Bitcoin untuk Bertahan Hidup
Baca: Dewi Perssik Tambah Usia, Begini Video Ayu Ting Ting dan Via Vallen Ucapkan Selamat Ultah
Dua tahun
Johny P Latupeirissa kuat menduga diskotek MGIC sudah memproduksikan cairan narkoba sabu liquid di Jakarta, selama dua tahun lebih.
Diungkapkan Johny bahan-bahan cairan untuk meracik sabu liquid itu didatangkan dari luar negeri.
"Bahan-bahan bakunya mungkin saja dari luar megeri yang kemudian mereka racik sendiri, di lantai empat gedung ini yang dijadikan sebuah pabrik atau laboratorium narkoba jenis ekstasi dan sabu tersebut.
Namun, ini masih didalami," kata Johny P Latupeirissa.
Johny mengatakan saat itu dirinya bersama petugas gabungan Tim Operasi Bersinar tengah mendobrak beberapa ruangan di lantai empat.
"Kalau di lantai satu, Hall diskotek tempat para pengunjung itu bersenang-senang atau dugem. Di lantai dua ya kondisinya saat itu berantakan, amburadul.
Baca: Sepintas Terlihat Cantik, Ulat Ini Disebut Mampu Bunuh Kamu dalam 4 Jam. Begini Penjelasan Ilmuwan
Baca: Delai 3 Jam, Gibran Turun dari Pesawat Kehujanan Tanpa Pengawalan. Begini Komentar Netizen
Tapi, memang ada ruangan tengah dibangun dan mau rampung.
Ada ruangan lain juga yang memang dijadikan pabrik atau yang disebut laboratorium tujuan memproduksikan sabu liquid itu," jelas Johny, Minggu (17/12/2017).
Johny menerangkan, sabu liquid ini tak hanya diolah di lantai dua.
Di lantai empat, ada banyak ruangan, dua di antaranya dipakai mengolah sabu berbentuk cairan untuk dijual ke pengunjung.
"Di lantai empat ini memang digunakan untuk mengolah sabu liquid. Ada alat pengolahannya, ratusan botol cairan bahan baku untuk sabu liquid, dan lain-lain," katanya.
Menurut dia, ada banyak ruangan di lantai 4 itu, dua diantaranya dipakai untuk memproduksi sabu liquid itu.
Sementara di lantai tiga kosong dan hanya ada material.
(Kondisinya) Berantakan sekali, mungkin memang mau dibangun. Ruangan pabrik sabu liquid itu, pintunya pakai pintu kaca, makanya didobrak," papar Johny. (bas/wartakota)