Pedagang Tanah Abang Nilai Kebijakan Anies-Sandi Lucu: Dulu Sudah Rapi Kenapa Disemrawutin Lagi?

Pedagang Blok G, Saifudin, mengatakan, tak masuk akal bahwa Anies-Sandi akhirnya mengambil keputusan tersebut.

Kompas.com/David Oliver Purba
Para pedagang berharap agar rencana pembangunan bangunan baru pada pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi bisa terealisasi, Jumat (22/12/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Sejumlah pedagang di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mempertanyakan kebijakan baru Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang menyediakan tempat khusus bagi pedagang kaki lima (PKL) di badan jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang.

Pemprov DKI menutup jalan itu untuk dijadikan tempat berdagang PKL.

Pedagang Blok G, Saifudin, mengatakan, tak masuk akal bahwa Anies-Sandi akhirnya mengambil keputusan tersebut.

Selain karena jalan peruntukannya buat kendaraan, sepinya pembeli di Blok G karena banyaknya PKL berseliwuran di kawasan Tanah Abang.

Baca: Gagal Paham dengan Penataan Tanah Abang, Peneliti: Sayang, Miliaran Bangun Jalan Hanya untuk PKL

Baca: Kawasan Tanah Abang Berubah, Berikut Trayek Baru Angkutan Umum

Baca: Beginilah Wujud Tanah Abang Sekarang, Hasil Penataan Gubernur Anies Baswedan

Saifudin mengatakan, dalam jangka panjang keberadaan PKL di depan stasiun Tanah Abang itu akan membuat penjual di dalam pasar bangkrut.

"Ini kebijakannya lucu, sudah tahu yang mematikan Blok G itu ya PKL. Dulu ya kami ini mantan PKL yang dipindahkan kemari. Tapi sekarang PKL diberi tempat khusus. Ya pasti makin parahlah," ujar Saifudin saat ditemui di Blok G Pasar Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).

Saifudin menilai, kebijakan yang diambil Anies-Sandi tak berpihak pada pedagang Blok G.

Harusnya, kata Saifudin, PKL yang berjualan di trotoar dipindahkan ke Blok G untuk meramaikan blok tersebut.

"Kenapa enggak dipindahkan saja ke Blok G supaya ramai. Kenapa enggak dimanfaatkan ini bangunan?" tanya Saifudin.

Pedagang Blok G lain, Edi Firdaus juga menyayangkan kebijakan tersebut.

Pada pemerintahan Gubernur DKI Jakart Basuki Tjahaha Purnama atau Ahok, seluruh PKL secara tegas ditindak dan tidak diperbolehkan berjualan di trotoar dan badan jalan.

Edi mengatakan persentase PKL saat zaman Ahok turun drastis. Hal itu membuat omset pedagang di Blok G sedikit naik.

Baca: Kembali Erupsi, Gunung Agung Semburkan Asap Setinggi 2.500 Meter

Baca: Siap-siap, Asteroid Tengkorak Akan Melintasi Bumi di Malam Halloween 2018!

Baca: Trump Dibully Ramai-ramai Usai Ancam Negara-negara yang Menentangnya

Baca: Ingin Gelar Pesta Akhir Tahun di Rumah? Simak, 7 Tipsnya!

"Ini Tanah Abang dulu sudah rapi, kenapa disemrawutin lagi. Ini PKL dulu sudah dituntaskan, ini kenapa ada lagi. Kenapa tidak pasar ini yang dimajukan?" ujar Edi.

Pemprov DKI Jakarta mulai hari ini menutup Jalan Jatibaru tepatnya di depan Stasiun Tanah Abang Jakarta Pusat untuk dijadikan lapak PKL yang kerap berjualan di trotoar.

PKL tersebut diberi tenda gratis. Mereka bisa berjualan setiap hari di sana dari pukul 08.00-18.00 Wib. (Kompas.com/ David Oliver Purba)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved