Pilgub Kaltim 2018

Safaruddin Blak-blakan Ungkap Fakta, Tanggapi Tudingan Kriminalisi Cagub Partai Demokrat di Kaltim

Bahkan lebih jauh, ia mengemukakan 2 kali bersama Syaharie Jaang menyambang ke DPP PDIP membicarakan pencalonan.

IST
Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin bersama Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi usai apel gelar pergantian tahun baru, Minggu (31/12/2017) lalu. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin menyayangkan pernyataan yang dilontarkan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, yang menyebut dirinya pernah memaksa Walikota Samarinda, Syaharie Jaang, berpasangan di Pilgub Kalim 2018.

Hal itu diungkapkan Safaruddin melalui saluran telepon kepada Tribunkaltim.co, Kamis (4/1/2018).

Safaruddin diklaim meminta kepada Jaang untuk menjadi pendamping Syaharie Jaang sebagai bakal calon wakil gubernur dalam kontestasi Politik 2018 di Kaltim.

"Kalau memaksa omongan saya yang mana? Tanggal berapa? ketemu saya di mana, kapan saya maksa?" kata Safaruddin.

Menurutnya justru Jaang yang meminta agar dipasangkan dengan dirinya di Pilgub Kaltim 2018. Beberapa kali Jaang menyambangi DPP PDI Perjuangan.

"Pak Jaang sendiri yang ke sana (DPP PDIP), minta pasangan dengan saya, bukan PDIP yang minta, dia yang datang," ungkapnya.

Baca juga:

Keluarga Korban Laka Speedboat Anugerah Express Tuding Operator Lalai dan Abaikan Keselamatan

Soal Kabar Syamsul Chaeruddin, Begini Respon Borneo FC

Mencari Keadilan, Keluarga Korban Laka Speedboat Anugerah Express Akan Tempuh Langkah Hukum

Agar Pelajar di Wilayah Terpencil Tak Putus Sekolah, Disdik Berencana Bangun Sekolah Alam

Ferdinand Sinaga dan Bruno Lopes Resmi Berlabuh di Kelantan FA, Begini Pujian dari Presiden Klub

Simpan Arsip Foto Jadul di Lemari, Kang Maman Terperanjat Lihat Penampakan Ini

Zinedine Zidane Ungkap Rencana Transfer Real Madrid untuk Bursa Januari

Bahkan lebih jauh, ia mengemukakan 2 kali bersama Syaharie Jaang menyambang ke DPP PDIP membicarakan pencalonan.

Keduanya saat itu sepakat berpasangan menatap Pilgub Kaltim 2018.

"Beliau yang bolak balik ke sana minta pasangan saya, kok dibolak-balik," ucapnya.

"Saya ketemu Pak Jaang 2 kali ke DPP PDIP untuk mengongkritkan pasangan dengan saya. Saya mendaftar di PDIP, kalau mau, sama-sama datang ke PDIP, ngomong," lanjutnya.

Jenderal bintang dua itu pun mengaku terakhir bertemu dengan Jaang pada 28 November 2017 lalu.

Mereka bertemu di Jakarta untuk kembali membicarakan pencalonan, kala itu Safaruddin baru selesai melaksanakan iabdah umrah.

Safaruddin membeberkan, kala itu Walikota Samarinda menyatakan bahwa dirinya mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat maju di Pilgub Kaltim sebagai Calon Gubernur.

"Dia katakan elektabilitas dia (Jaang) lebih tinggi dari saya (Safaruddin). Rekomendasi Partai saya Gubernur. Kalau bapak mau Gubernur, ini terbalik. Begitu katanya," ungkapnya memeragakan perbincangannya bersama Jaang (28/11/2017).

Pasca pertemuan tersebut, akhirnya DPP PDIP memberikan lampu hijau kepada keinginan Jaang. Dimana pada Pilgub Kaltim 2018 ia tetap berpasangan dengan Safaruddin.

Bedanya kali ini dialah yang didaulat sebagai Bacagub.

Namun seiring perjalanan waktu mendekati masa pendaftaran pencalonan KPU, komunikasi antar keduanya bisa dibilang renggang.

Tak ada pembicaraan intens antar kedua belah pihak membahas pencalonan mereka.

"Setelah itu tak pernah ketemuan, komunikasi atau kontak telepon," ucapnya.

Justru Jaang memilih melakukan manuver politik ke beberapa partai, bahkan kepada figur-figur lain yang masuk dalam bursa Kepala Daerah Pilgub Kaltim.

"Saya lihat di media, dia ke sana-sini. Lalu terakhir dia mengerucutkan tinggal 2 sosok pendampingnya. Rizal dan Safaruddin," ungkapnya.

Merasa digantung, Safaruddin pun berniat melakukan pertemuan kembali, hingga ke Samarinda.

Namun sesampainya di Ibu Kota Kaltim tersebut, tak kunjung bisa bertemu Jaang.

"Sebelum malam Natal saya mau ketemu, Pak Jaang di Samarinda, tapi dia tak ada. Ditelepon tak bisa. Saya pulang lah ke Balikpapan," bebernya.

Pada esok harinya, ia baru bisa melakukan komunikasi kepada Jaang melalui via telepon.

Safaruddin menanyakan kejelasan terkait niat keduanya berpasangan pada Pilgub Kaltim 2018.

Wali Kota Samarinda 2 periode tersebut dinilai terkesan setengah hati berpasangan dengan Safaruddin.

Bahkan ia menyebut nama Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, kemudian menggantung kejelasan hingga 7 Januari 2018.

Dengan dalih belum ada keputusan dari Partai Demokrat soal siapa pendampingnya di Pilgub Kaltim.

"Kalau bapak nanti pilih Pak Rizal, saya tak ada waktu untuk mencari pasangan, saya bilang begitu. Dia jawab, dari partai belum ada keputusan, Pak," ujarnya.

"Ya, kalau bapak tak kasih keputusan, saya yang ambil keputusan. Mulai sekarang kita tak bisa lagi bersama," sambungnya.

Usai dari percakapan tersebut, keduanya sepakat untuk mencari pendamping masing-masing.

Komitmen maju bersama pun berakhir usai komunikasi via telpon tersebut.

Saat disinggung soal tudingan kriminalisasi, Safaruddin pun membantah hal itu.

Baca juga:

Nelayan Ini Tangkap 20 Jenis Ikan di Laut Dalam, Simak Aneka Penampakannya yang Tak Biasa

VIDEO - Bertangan Kosong, Tindakan Heroik Pria Ini Selamatkan Nenek yang Tercebur ke Sungai Beku

Lakukan Free Style Ekstrem Pakai Sepeda BMX, yang Terjadi Selanjutnya Bikin Merinding!

Begini Prediksi Tim Dokter terhadap Kondisi Valentino Rossi Jelang MotoGP 2018

Pernah Terkaya Beberapa Jam, Boz Amazon Kini Beneran Salip Bill Gates Jadi Orang Terkaya Sejagad

Kabar Gembira, 2018 Pemerintah Buka Lagi Lowongan CPNS, Formasi Daerah Lebih Banyak

Menurutnya, kriminalisasi bisa dikatakan bila dalam perkara hukum tak ada kejahatan yang dilakukan, namun dibuat-buat menjadi ada.

"Kalau dituduh begitu, yang dilanggar apa? Yang dikriminalisasi apa? Kan begitu. Kriminalisasi, tak ada kejahatan lalu kita buat-buat. Ini kan semua tahu ada persidangan. Berapa kali diperiksa di juga di persidangan," jelasnya.

Menurutnya, pemeriksaan Jaang sebagai saksi pada kasus dugaan pemerasan dan pencucian uang dalam izin pengelolaan lahan parkir di Pelabuhan Terminal Peti Kemas, Palaran Kalimantan Timur, merupakan penyelidikan baru atas fakta persidangan tersangka sebelumnya.

“Ini kasus lama, masalah saber pungli (sapu bersih pungutan liar). Ini baru selesai sidang, fakta-fakta persidangan itu dijadikan bahan untuk dilakukan penyelidikan,” katanya.

Saat ini kelanjutan kasus tersebut ditangani Bareskrim Mabes Polri. Safaruddin membandingkan dengan apa yang dihadapi Gubernur Jawa Tengah yang menghadapi kasus hukum oleh KPK.

"Sekarang Pak Ganjar diperiksa KPK. Kan beliau mau maju di Jateng. Tapi tak ada teriak-teriak dikriminalisasi. Oh itu kasus lama, ya kan sama saja," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved