Pilgub Kaltim 2018
Ini Permintaan yang Diajukan PGRI kepada Setiap Cagub Kaltim yang Datang
Rusmadi ditemui Ketua PGRI Kaltim, Musyahrim, beserta jajarannya di Gedung PGRI, Jalan Harva, Samarinda.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kaltim mendapat kunjungan dari Bakal Calon Gubernur Kaltim, Rusmadi Wongso, Rabu (7/2/2018).
Rusmadi ditemui Ketua PGRI Kaltim, Musyahrim, beserta jajarannya di Gedung PGRI, Jalan Harva, Samarinda.
Usai pertemuan, Musyahrim menjelaskan PGRI berharap siapapun Gubernur Kaltim terpilih, harus memberikan perhatian lebih kepada pendidikan. Terutama, menyangkut pemerataan kesejahteraan guru.
“Tentu berharap perhatian kepada guru, anggota PGRI. Baik Negeri atau swasta, ngajar di SD, SMP, SMA, sama saja,” kata Musyahrim.
Baca juga:
Ditinggal Kabur Pemiliknya, 1 Kilogram Sabu Ditemukan di Jok Motor
Pasangan Suami Istri Temukan Surat di Pantai, Begitu Lihat Tanggalnya Langsung Cari Penulisnya
Alberto Goncalves Resmi Jadi WNI, Warganet: Panggil Dia Bela Timnas, Nggak Akan Nyesel
Musyahrim meminta Gubernur terpilih tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap guru.
“Contohnya soal insentif, kan sekarang beda antara guru SD, SMP, SMA. Nah kita minta itu disamaratakan. Guru adalah guru,” tegasnya.
Begitu pula mengenai sarana prasarana pendidikan. Menurut Musyahrim harus lebih mendapat perhatian.
Semua anak, lanjut Musyahrim, berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk memeroleh pendidikan.
Baca juga:
Jadwal Pelaksanaan Piala Gubernur Kaltim Diundur, Ini yang Dirasakan Panitia
Pemkab Nunukan Diharapkan Atasi Kewarganegaraan Ganda Warga Perbatasan
Tampil Kekinian, Klub Asal Kolombia Rilis Jersey Bertabur Emoji, Bidik Milenial?
“Pemerataan kualitas pendidikan harus diperhatikan. Anak di kota atau di desa harus punya kesempatan yang sama. Jangan ada perbedaan perhatian,” ujarnya.
Menurut Musyahrim, apa yang diminta PGRI tidaklah berlebihan. Semuanya, pasti bisa dipenuhi oleh Gubernur terpilih, kelak.
“Kita tidak minta yang muluk-muluk. Tidak mustahil. Contohnya insentif, kan sudah ada sekarang. Tinggal, nanti disamaratakan. Begitu pula soal pemerataan pendidikan. Jangan lagi ada sekolah yang bocor dan rusak,” tutur Musyahrim. (*)