Bukan Ketua BEM UI yang Curi Perhatian Tapi Ini Dia Idola Baru: Calon Imam Wanita Nih. . .

Mata Najwa edisi 'Kartu Kuning Jokowi' mencuri perhatian netizen, Rabu (7/2/2018).

YouTube
Ketua BEM UGM saat tampil di Mata Najwa. 

TRIBUNKALTIM.CO -- Mata Najwa edisi 'Kartu Kuning Jokowi' mencuri perhatian netizen, Rabu (7/2/2018).

Tapi bukan penampilan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa, yang paling berkesan.

Netizen ternyata lebih terkesan dengan cara Ketua BEM UGM, Obed Kresna, memandang persoalan 'Kartu Kuning Jokowi'.

Aksi orasi Obed pada awal segmen Mata Najwa misalnya.

Baca: Nasihat dari Politisi untuk Ketua BEM saat Tampil di Mata Najwa, Halus tapi Mak Jleb!

Kala itu Obed lebih memilih berorasi tentang kondisi kelas atau ruang belajar saat ini.

Ia mengkritik pendidikan kini ubahnya menjadi komoditas bukan lagi sebagai hak.

Menurut Obet kini pendidikan tinggi kini hanya bisa diakses oleh orang yang memiliki kemampuan finansial.

Hal ini berdampak hilangnya logika kemanusiaan di dalam kelas melainkan logika kompetisi.

Hal itu pula kenapa Indonesia mudah diadu domba oleh hal sepele yang berbau identitas seperti ras dan agama.

Berikut video orasi Obed di Mata Najwa selengkapnya, mulai menit ke 8:22.

Selain itu closing statement Obed pun menarik perhartian.

"Bangsa ini mengalami perpecahan.

Orang sekarang yang mengkritik pemerintah disebut anti pemerintah.

Dan orang sekarang yang sering mendukung pemerintah dikatakan pro pemerintah.

Ada perpecahan itu yang kemudian membuat bangsa ini terpecah.

Nah mahasiswa harus menjadi intermedia actor dimana bisa menjadi jembatan keduannya.

Jika dia mengkritik pemerintah bukan dia anti pemerintah.

Baca: Berkat Gol Bunuh Diri, Tottenham Menang, Pochettino Akui Sulit Bersaing di Piala FA

Begitu pun sebaliknya jika dia mendukung pemerintah bukan berarti mahasiswa pro pemerintah.

Lalu apa yang membuat mahasiswa menjadi intermedia actor yaitu rasa kemanusiaan yang didapat dari hasil belajar kami, dan hidup bersama masyarakat" terang Obed dalam video mulai menit ke 6:10.

Pantauan Tribunstyle.com dari tanda tagar #MataNajwaKartuKuningJokowi, Obed paling banyak menerima pujian dari netizen dibandingkan empat Ketua BEM lainnya.

Misal seperti kicauan @Agungbusby yang menilai Obed menunjukan kritis yang cerdas.

"Presiden Mahasiwa UGM, dan kemudian ITB, paling mencolok malem ini. Kritisnya cerdas" tweet Agung.

Ketua BEM UGM memiliki retorika baik dan menyampaikan pendapat dengan diksi yang tepat.

"Top Ketua BEM UGM. Retorika bagus, diksinya tepat, dan pemahamannya tidak dangkal dalam menyampaikan argumen." tweet @ilhamfhrz.

Baca: Diidolakan Ayu Ting Ting, Begini Ungkapan Isi Hati Reza Rahardian

Apalagi ketika Obed mengatakan bahwa Indonesia kini dekat di jurang perpecahan.

Bahkan memandang presiden pun terpecah.

Padahal menurut Obed mendukung pemerintah bukan berarti pro atau mengkritisi bukan berarti anti pemerintah.

Ia harap pandangan ini dihilangkan agar semua bisa fokus membangun Indonesia bersama-sama.

"BEM UGM juara..!! Bener2 netral.. mendukung bukan berarti pro, mengkritisi bukan berarti kontra yang baik untuk rakyat harus didukung! dan BEM UGM gak cuma bacot, tapi sudah kerja duluan! TOP! " @rinomanullang.

"BEM UGM santai tapi ngena" @paturFriends.

"Keknya cuma BEM UGM yang paling adem & berkualitas , walaupun ia sudah bertindak utk asmat tdk berkoar2 banyak . salut !" @are_fatma.

"Setuju dengan beberapa akun Twitter yang memuji pernyataan Ketua BEM UGM dibandingkan ketua BEM yang lain." @hisyammocha.

Bahkan ada netizen mengatakan Obed adalah calon imam idaman wanita.

"Sumpaaah itu calon imam banget mah BEM UGM, pinternya. Pemikirannya kebhinekaan duh duh ma" @Laririis.

(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved