Tragedi Tumpahan Minyak di Balikpapan

Penyelam KLHK Dalami Kebocoran Pipa Minyak Pertamina Hasilnya Begini

KLHK menerjunkan tim penyelam sendiri untuk lakukan tinjauan ke lokasi pipa minyak Pertamina di dalam perairan Teluk Balikpapan.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Peralatan tim selam KLHK saat berada di dermaga jetty Chevron Kawasan Semayang, Jalan Yos Sudarso, Kota Balikpapan pada Jumat (6/4/2018) siang. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sampai sekarang ini masih terfokus dalam upaya proses pemantauan pipa minyak Pertamina yang membentang di dalam perairan Teluk Balikpapan.

Pipa ini menjadi tempat sumber utama tumpahan minyak di laut.

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK), Rasio Ridho Sani, saat bersua dengan Tribunkaltim, menjelaskan, KLHK menerjunkan tim penyelam sendiri untuk lakukan tinjauan ke lokasi pipa minyak Pertamina di dalam perairan Teluk Balikpapan yang dianggap sebagai titik sumber tumpahan minyak.

“Kami sudah lakukan penyelaman untuk lakukan pemantauan pipa tapi masih kesulitan karena jarak pandangnya yang terbatas. Kita masih hadapi banyak kendala,” katanya di dermaga jetty Chevron Semayang, Jalan Yos Sudarso, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat (6/4/2018) siang.

Baca: Sebelum Menikah dengan Pangeran William, Ternyata Begini Kehidupan Kate Middleton

Cuaca sedang buruk.

Sedari pagi hari turun hujan.

Air laut situasinya sedang pasang.

Kondisi alamnya sangat menantang bagi para penyelam KLHK.

Tim penyelam sudah ke bawah laut menemukan bentangan pipa minyak.

Rasio menyatakan, tim penyelam berhasil temukan lokasi pipa meski dengan jarak pandang yang terbatas. Minim cahaya, situasi bawah laut tidak nampak jelas.

“Kami tadi sempat ambil foto kondisi pipa-pipa untuk dilakukan analisis,” ungkapnya.

Sampai sekarang, kata dia, tim penyelam belum menanggap maksimal.

Baca: Belum juga Deklarasi, Prabowo Subianto Dilema Maju Pilpres 2019?

Karena itu, akan kembali melakukan penyelaman di waktu berikutnya, pemeriksaan kondisi pipa masih terus berlangsung, belum dianggap mencapai titik final.

“Kami akan tetap upaya melihat kondisi pipa-pipanya. Kami belum bisa pastikan patahan pipa karena apa. Bisa saja karena beberapa hal yang membuat kondisi pipa, entah kemanannya seperti apa, atau faktor lain dari luar. Kami sedang dalami,” ungkapnya.

Namun pastinya, tim penyelam sedang mengumpulkan informasi dan melakukan pengambilan dokumentasi terhadap keberadaan pipa.

Secara visual indera para tim penyelam belum melihat secara jelas kerusakannya.

Titik kebocoran dan patahan pipa belum ditemukan tim penyelam KLHK.

Baca: Nggak Usah Oplas, Cukup dengan Bawang Merah Keloid di Tubuhmu Bisa Pudar Loh. . .

“Kami sedang dalami. Kami sedang ambil informasi keberadaan pipa, melakukan analisis. Secara visual, kami belum melihat. Tapi kami sudah merekam gambar-gambar pipa,” katanya.

Tujuan pengambilan gambar, untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

“Nanti dari foto yang kami rekam akan dilihat, diteliti. Kami menyelamnya mengambil gambarnya gunakan secara manual,” tutur Rasio.

Dia pun sudah tahu hasil penyelama dari tim Pertamina yang menyatakan ada kebocoran pipa dan pergeseran pipa sejauh 100 meter dengan alat bantuan berupa scan sonar.

“Infonya sedang kami dalami. Kami tadi bersama Wakil Direskrium Polda Kaltim tetap lakukan proses pemantauan, penyelaman, melihat sejauh mana kerusakan pipanya,” kata Rasio.

Baca: Bagaimana Merebus Telur agar Matang Sempurna? Ternyata Ada Rumusnya!

Kendala masih banyak ditemui karena itu, tutur Rasio pihaknya bersama Polda Kaltim sedang mencari cara jitu untuk lebih melihat jelas kerusakan pipa minyak.

“Kami sedang mencari alternatif peralatan untuk bisa memastikan kondisi pipa di dasar laut. Kami lakukan besama Polda lakukan investigasi adanya yang mengarah ke pidana. Kami mendukung penegakkan hukum kebocoran pipa dan patahnya pipa,” tegasnya.

Penyelaman Terhalang Partikel
Di tempat yang sama, Osten Sianipar, Koordinator Tim Selam KLHK Republik Indonesia, menyatakan, kondisi perairan Teluk Balikpapan sangat menantang. Rekan-rekan penyelam terkendala pada alam lautnya yang liar.

“Masuk ke air, ke bawah laut. Bawa alat senter untuk bantuan sinar. Pas waktu jarak pandang 10 meter kami masih bisa melihat,” tuturnya.

Namun selang beberapa detik kemudian, saat penyelam memasuki kedalaman yang lebih dari 10 meter, langsung jarak pandang tambah tidak jelas. Mencari keberadaan pipa sempat kesulitan. Solusinya, menambah penerangan sinar senter.

“Kedalaman lebih dari 10 meter langsung zero. Tidak melihat jelas, gelap,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Dit Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam KLKH ini.

Tantangan lainnya ialah arus air yang kuat, menghambat laju gerak penyelam.

Apalagi situasi laut sedikit bergelombang, juga di dalam air juga banyak partikel-partikel dari akibat proses pasang surut arus dan dari akibat pertemuan antara sungai dan laut.

“Penglihatan mencari pipa terhambat. Banyak terhalang partikel bahan-bahan organik. Dorongan air dari hulu begitu hebat. Arusnya kuat, didorong dari arus sungai juga arus laut Selat Makassar,” ujarnya.

Keberadaan pipa minyak Pertamina yang di bawah laut sejauh 22,7 meter.

Kedalaman ini mampu ditempuh tim penyelam tidak sampai satu jam lebih. Tim penyelam yang diterjunkan sebanyak lima orang.

“Pada prinsipnya para penyelam mampu menjangkau sampai ke pipa. Pipanya sudah pasti, sudah tahu keberadaannya tapi bolongnya pipa masih dalam pencarian. Kami lakukan lagi dalam waktu dekat, masih dicari,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved