Tragedi Tumpahan Minyak di Balikpapan

Pushidrosal Ungkap Fakta Krusial; Ini Gambaran Peta Bawah Laut, Jangkar Ever Judger Kena Sorot!

Ia pun meyakinkan dari pencitraan bawah laut yang dilakukan pihaknya, memang terdapat pergeseran pipa di bawah laut.

TRIBUN KALTIM / MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Kapushidrosal, Laksama Muda TNI Dr Ir Harjo Susmoro saat memaparkan hasil invetigasi Tim Survey Darurat Pushidrosal, Selasa (17/4/2018) di Mako Lanal Balikpapan. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) menguak temuan lain pada tragedi tumpahan minyak di Balikpapan, Selasa (17/4/2018).

Mereka memaparkan temuan tersebut berdasarkan hasil investigasi Tim Survey Darurat yang bekerja sejak Jumat (6/4/2018) lalu.

Dijelaskan Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro selaku Kapushidrosal, lembaga yang ia pimpin merupakan satu-satunya yang berwenang dalam pembuatan peta laut di Indonesia. 

"Berikan saya data kecelakaan kapal yang disebabkan peta laut, rata-rata laka terjadi karena human error, dan perilaku tak profesional pengguna kapal," ujarnya di Mako Lanal Balikpapan. 

Baca juga:

Bagaimana Respon Pendukung Jika Prabowo Diduetkan dengan Jokowi? Begini Hasil Survei Median

3 Kali Berkas Dikembalikan Kejaksaan, Akhirnya Berkas Perkara Kasus Ini P21!

Usai Alami Kekerasan di Kanjuruhan, Begini Kesan Pelatih Persib terhadap Suporter Indonesia

Dirugikan Rp 4,2 Miliar, Jamaah Abu Tour Samarinda Tak Lelah Perjuangkan Nasib

Dalam kesempatan itu, Harjo memaparkan peta bawah laut Balikpapan 2015. Dalam gambar tersebut terdapat 4 pipa minyak bawah laut yang membelah perairan Balikpapan-Penajam Paser Utara.

Ia pun meyakinkan dari pencitraan bawah laut yang dilakukan pihaknya, memang terdapat pergeseran pipa di bawah laut.

"Kami baru tahu Kamis, dapat informasi kebocoran. Jumat tim langsung berangkat, malamnya bekerja. Setelah kita cek, memang benar ada pipa patah," kata Harjo yang juga Chief Hydrographer Indonesia.

Pihaknya fokus melakukan investigasi pencitraan bawah laut di sekitar lokasi patahan pipa minyak, yang sebelumnya tak diakui Pertamina bahwa minyak yang tumpah merupakan milik mereka pasca kejadian.

Untuk diketahui kawasan tersebut merupakan Daerah Terbatas dan Terlarang (DTT), termasuk larangan lego jangkar bagi pengguna laut.

"Ada batas koridor di mana ada daerah terbatas dan terlarang. Pengawasan bagian dari KSOP, bukan ranah kami. Ini gambar (peta) silakan dipakai," ungkapnya.

Saat dilakukan pencitraan bawah laut, didapat hasil visual yang mendeskripsikan terjadinya pergeseran pipa minyak paling utara. Bahkan saat pihaknya menggunakan magnetometer, terkuak fakta baru, ada pipa kelima yang bersembunyi di dasar tanah perairan Teluk Balikpapan

"Saya scan pakai magnetometer (alat pendeteksi logam). Ternyata dengan itu didapati logam kelima. Ini dimungkinkan juga pipa. Pakai magnetometer kita bisa tahu logam yang meski berada 50 meter di dalam tanah dasar laut," jelasnya. 

Dari hasil pencitraan beberapa alat, diperoleh data faktual terkait visualisasi di dasar laut Teluk Balikpapan dengan ke dalam 21-25 meter.

Baca juga:

Laga Arema FC Kontra Persib Berakhir Ricuh, Sekjen PSSI Berikan Empat Catatan

Limpahkan LP Korban Abu Tours di Kaltim ke Polda Sulsel, Dalam 3 Bulan Tercatat Sejumlah Ini

Rumah Janda Ludes Terbakar, Jutaan Rupiah Tabungannya di Penyimpanan Gabah Tak Terselamatkan

Inilah Momen Ketika Prabowo dan Gatot Duduk Bersanding di Peringatan HUT ke-66 Kopassus

Di antaranya, ada 5 lajur pipa, terdapat parit sepanjang 498,82 meter dengan lebar 2,5 meter dan kedalaman 0,7 meter, sementara posisi pipa yang patah bergeser ke arah tenggara sejauh 117,34 meter.

"Pipa paling utara bergeser. Bila diperbesar ada patahan. Saya pakai scan sonar, lebih jelas lagi ada lubang di tanah. Semacam ada garukan," ucapnya.

Menurut Harjo, meskipun belum bisa memastikan penyebab pipa patah mengarah pada kapal MV Ever Judger, jangkar kapal seberat 12 ton diduga tersangkut di pipa, lalu menggaruknya hingga patah.

"Ini pipa yang putus. Mungkin kena jangkar atau apa, saya tidak tahu," tuturnya.

Misteri Jangkar 12 Ton Ever Judger

Pihaknya mencoba menganalisa dengan mencocikkan dengan data Automatic Identification System (AIS).

Hasilnya tak ada kapal lain yang melintas di kawasan terlarang tersebut selain kapal kargo batubara Ever Judger Panama sesaat sebelum kejadian.

Dari rekam digital, diperoleh data bahwa kapal yang diawaki WNA asal Tiongkok tersebut sempat melambat tepat di atas TKP patahan pipa, bahkan kecepatan hampir menyentuh 0 knot.

Namun kapal bergerak kembali hingga radius 445 meter dari area terlarang, untuk kemudian lego jangkar.

"Tidak ada kapal lain selain Ever Judger. Satu-satunya kapal yang melintas pada saat kejadian. Saya track, menunjukkan ada posisi, gerakan kapal kecepatan rendah, pas letaknya pada patahan pipa," bebernya.

Harjo menyebut, kapal Ever Judger berdasarkan data AIS diketahui masuk ke perairan teluk Balikpapan pada Jumat (30/4/2018) malam.

Sekitar 22.05 Wita kapal kargo batu bara berada du kawasan DTT perairan Teluk Balikpapan.

Pada momen itulah, dugaan penyebab terjadinya pipa minyak patah yang mengakibatkan pencemaran dashyat disebabkan oleh jangkar seberat 12 ton.

Diduga jangkar jatuh menghantam pipa bawah laut, lalu mengeruknya hingga terputus.

"Saya tidak mengatakan, ada aparat (penyidik) yang berhak mengatakan benar atau tidak. Saya sampaikan hasil investigasi, berdasarkan data pergerakan AIS, lekukan tanah, dimungkinkan itu ada garukan benda keras, dugaannya jangkar. Posisinya tepat di lokasi patahan pipa. Sesuai data di AIS, Pergerakan kapal besar hanya Ever Judger," jelasnya. 

Harjo menjelaskan proses lego jangkar sesuai prosedur, 2 mill sebelum melegokan jangkar nakhoda mengumunkan kepada KSOP setempat.

Kecepatan kapal dipastikan menurun mulai dari 8 knot. Biasanya nakhoda menginstruksikan crew di haluan untuk menurukan jangkar.

"Jangkar dilepas dari ikatannya, turunkan ke bawah 1 meter di atas permukaan laut. Fungsinya pada saat titik lego, ada beban bisa langsung turun," katanya.

Nah, bila memang pipa Pertamina yang patah disebabkan oleh jangkar, maka semua mata tertuju pada kapal Ever Judger yang juga jadi korban terdampak kebakaran di tengah laut.

"Kalau benar disebabkan jangkar, maka ada kemungkinan bisa salah pemahaman operator di depan, bisa juga kelalaian. Itu penyidik yang dibuktikan," ujarnya jenderal Angkatan Laut bintang 2 tersebut. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved