Breaking News

20 Tahun Reformasi

Soeharto Kecewa Ditolak 14 Menteri yang Disebut Dekat Dengannya dan Isu Mundurnya Wapres Habibie

Surat itu membuat Soeharto makin terpukul, karena dalam alinea pertama tertulis 14 menteri itu tidak hanya menolak masuk Kabinet Reformasi.

Editor: Amalia Husnul A
Wikimedia/Creative Commons
Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

Ketika itu Ginandjar mengaku belum membicarakannya dengan Soeharto.

Namun, mereka sudah melaporkannya secara tertulis dan menyerahkannya kepada Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut, anak sulung Soeharto yang juga menjabat Menteri Sosial.

Kepada Habibie, Ginandjar mengatakan bahwa 14 menteri ini hanya tidak mau bergabung Komite Reformasi atau Kabinet Reformasi hasil reshuffle.

Baca: Terharu Banget, Rasyid Rajasa Ternyata Sudah Tahu Penyakit Mematikan Adara Taista Sebelum Menikah

Namun, mereka masih melaksanakan tugas sebagai menteri hingga Kabinet Pembangunan VII dibubarkan.

Setelah mendengar laporan Ginandjar, sebuah kabar mengejutkan kemudian didengar Habibie.

Sekitar pukul 17.45 WIB, dia mendapat telepon dari Menkeu Fuad Bawazier.

Baca: Abraham Samad Lontarkan Gagasan Reformasi Putih

Fuad yang tidak ikut menandatangani "Deklarasi Bappenas" itu mengonfirmasi kabar mengejutkan yang dia dapat: Habibie berniat mundur sebagai wapres.

Mendapat pertanyaan itu, Habibie langsung menjawab.

Mantan Presiden BJ Habibie.
Mantan Presiden BJ Habibie. (KOMPAS.com/Ronny Buol)

"Isu tersebut tidak benar. Presiden yang sedang menghadapi permasalahan multikompleks tidak mungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut," demikian jawaban Habibie kepada Fuad Bawazier.

Baca: Edan, Pelajar SMP Diperkosa Bergantian oleh 3 Duda Selama 3 Hari

Soeharto terpukul Kompas menulis bahwa laporan tertulis 14 menteri itu baru diterima Soeharto sekitar pukul 20.00 WIB.

Soeharto menerimanya dari tangan ajudan, Kolonel Sumardjono.

Saat menerima surat itu, Soeharto langsung masuk ke kamar di kediamannya, Jalan Cendana Nomor 8, Jakarta Pusat.

Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998.
Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998. (AP PHOTO/CHARLES DHARAPAK)

Soeharto digambarkan begitu kecewa saat membaca surat itu.

Soeharto merasa ditinggalkan, karena dari 14 nama menteri itu, ada juga orang-orang dekatnya. Kompas menulisnya sebagai "orang-orang yang dianggap telah 'diselamatkan' Soeharto".

Surat itu juga membuat Soeharto semakin terpukul, karena dalam alinea pertama tertulis bahwa 14 menteri itu tidak hanya menolak masuk Kabinet Reformasi.

Baca: Video - Gol ala Tangan Tuhan Maradona dari Persela ke Gawang Persija

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved