Berita Nasional Terkini
Kasus Bilqis Ungkap Sisi Lain Suku Anak Dalam, Terungkap Tujuan Ingin Adopsi Anak Kecil
Suku Anak Dalam bantu selamatkan Bilqis, balita korban penculikan. Awalnya tertipu sindikat TPPO, niat mereka tulus ingin adopsi untuk keturunan.
Ringkasan Berita:
- Kasus penculikan Bilqis Ramdhani (4) mengungkap sisi kemanusiaan Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi.
- Awalnya tertipu sindikat perdagangan anak, masyarakat SAD justru berperan penting dalam penyelamatan Bilqis setelah tahu kebenarannya.
- Di lain sisi, terungkap tujuan SAD ingin mengadopsi anak-anak yang terlantar
- Polisi menegaskan, SAD tidak terlibat kejahatan dan justru membantu pengungkapan kasus.
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus penculikan balita Bilqis Ramdhani (4) membuka sisi lain kehidupan Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi.
Di balik dramanya penyelamatan, masyarakat adat ini ternyata sempat merawat Bilqis dengan kasih sayang karena mengira anak itu ditelantarkan dan hendak diadopsi secara sah.
Polisi mengungkap peran masyarakat adat SAD dalam pembebasan Bilqis yang sebelumnya diculik dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebagaimana diberitakan, Bilqis hilang saat bermain di Taman Pakai Sayang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, pada Minggu (2/11/2025).
Baca juga: Bilqis Mulai Berani Cerita Soal Keadaan Lokasi Penculikan, Orangtua Sebut Ada Perubahan Perilaku
Setelah penyelidikan panjang, tim gabungan akhirnya menemukan Bilqis dalam keadaan sehat di kawasan SAD, tepatnya di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, pada Sabtu (8/11/2025) malam.
Polisi berhasil melacak lokasi setelah salah satu pelaku mengaku menjual Bilqis dengan harga sekitar Rp 80 juta.
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan empat tersangka, yakni:
- Sri Yuliana alias SY (30), warga Kota Makassar, Sulsel.
- Nadia Hutri alias NH (29), warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
- Meriana alias MA (42) dan Adit Prayitno Saputra alias AS (36), pasangan kekasih asal Kabupaten Merangin, Jambi.
Suku Anak Dalam Diduga Tertipu Sindikat
Iptu Nasrullah Muntu, Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, menjelaskan bahwa masyarakat SAD menjadi korban tipu daya sindikat perdagangan anak.
Negosiasi dengan para tetua adat berlangsung alot selama dua hari di tengah hutan Merangin.
“Dengan kesabaran anggota-anggota, akhirnya negosiasi yang alot dua malam satu hari membuahkan hasil,” ujar Nasrullah, Rabu (12/11/2025) seperti dilansir Kompas.com.
Awalnya, masyarakat SAD menolak menyerahkan Bilqis karena mengira anak itu benar-benar telah ditinggalkan orang tuanya.
“Kami dibantu temanggung, ketua adat, jajaran Polda Jambi, dan Dinas Sosial. Setelah dijelaskan bahwa ini murni penculikan, barulah mereka paham,” katanya.
Nasrullah menegaskan, tidak ada uang yang diserahkan selama proses evakuasi.
Bilqis selama tinggal bersama SAD dirawat dengan baik dan dianggap seperti keluarga sendiri.
Pelaku Meriana dan Adit diketahui memanfaatkan SAD dengan membawa surat palsu yang mengaku Bilqis ditelantarkan orang tua kandungnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251110_bilqis-balita-makassar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.