Pemkot Harus Beri Pekerjaan Para Mantan Pengelola Toilet Pantai Manggar Segara Sari
Sekitar ada 10 kamar mandi yang dikelola oleh Marsuki. Pembongkaran bangunan kamar mandi karena dianggap ilegal.
Penulis: Budi Susilo |
Masyarakat jadi Kunci Keamanan Wilayah, Polri Percaya Diri Tatap Agenda Politik 2019 di Kaltim
Dejan Antonic Bakal Kenakan Baju Bergambar Choirul Huda saat Bersua Persela
Ganjar Pranowo: 30.000 Lebih Calon Siswa di Jawa Tengah Dicoret karena Gunakan SKTM Palsu
Sekitar ada 10 kamar mandi yang dikelola oleh Marsuki. Pembongkaran bangunan kamar mandi karena dianggap ilegal.
“Yang bangun kamar mandi saya. Lahannya punya pemkot,” tutur pria kelahiran Balikpapan ini kepada Tribunkaltim sekitar pukul 16.00 Wita.
Sejarah keberadaan kamar mandi didirikan sekitar tahun 2000. Kala itu Marsuki sudah izin dengan Unit Pelaksana Pengelola Pantai Manggar Segara Sari tetapi syaratnya harus membayar iuran.
“Setiap tahunnya harus bayar Rp 200 ribu. Membayarnya tidak dikasih nota pembayaran, saya bayar begitu saja sama orang yang mengaku dari pemerintah,” ungkap Marsuki, yang lahir pada 31 Desember 1959 ini.
Uang iuran yang dibayar Marsuki tersebut alasanya untuk keperluan kebersihan di lingkungan wisata Pantai Manggar Segar Sari.
Jadi setiap tahun Marsuki mesti keluarkan uang Rp 200 ribu untuk bisnis kamar mandinya.
Seriring berjalannya waktu, memasuki tahun 2018, tidak ada lagi yang memungut uang Rp 200 ribu sebab ada kebijakan baru dari pemerintah kota untuk melakukan penggusuran. Kamar mandi yang berdiri dipugar karena dianggap ilegal.
Dia pun menyadari, jika lahan yang ditempatiknya merupakan milik Pemkot Balikpapan berada di tempat wisata pantai. Tetapi Marsuki sangat berharap, seharusnya tetap ada solusi, mesti tetap dirangkul.
Yang bernasib seperti Marsuki ada banyak orang. Kata Marsuki, sekarang semua kamar mandi yang dianggap ilegal sudah ditertibkan, dibongkar paksa, dirinya tidak ada lagi pekerjaan.
Sebenarnya ada banyak orang yang hidup dari sewakan kamar mandi, semestinya pemkot tetap perhatian pada nasib warga.
“Kalau bisa tetap diajak kerja sama, jangan diusir begitu saja. Dahulu bayar juga per tahun, sekarang masa iusir begitu saja,” katanya.
Menurut dia, warga masih butuh pekerjaan. Warga ingin dilibatkan dalam usaha di wisata Pantai Manggar Segara Sari. “Bekerjasama dengan pemerintah kota mau saja. Yang penting tidak diperas,” ujar Marsuki, ayah beranak empat ini.