Burhanuddin Muhtadi: Lihat Dia (Tommy Soeharto), Ingat Monopoli Cengkih dan Mobnas
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi sindir Tommy Soeharto.Ingat mnopoli cengkih dan Mobnas.
Ia pun juga mengaitkan KKN tersebut dengan kesejahteraan petani.
"Nyatanya tidak berjalan semestinya, bahkan rakyat semakin terpuruk. Bahkan di Pulau Jawa yang namanya petani hanya 30 persen, yang 70 persen sebagai buruh karena lahannya sudah dijual," katanya.
Baca: Ini Alasannya Kenapa Tommy Soeharto tak Pernah Kritik Prabowo
Baca: Ditanya Pilih Jokowi atau Prabowo saat Pilpres 2019, Ini Jawaban Tommy Soeharto
Baca: Bercerai dari Tata Cahyani 12 Tahun Lalu, Begini Kehidupan 2 Anak Tommy Soeharto
Selain itu, Tommy pun juga menambahkan kritikannya terkait pemerintah sekarang yang terus mengutang.
"Kita sangat prihatin sekali 20 tahun kita telah melakukan reformasi bukan kemajuan tapi keprihatinan. Kita punya utang sampai Rp 5.000 triliun menurut laporan BI, dan bahkan menurut Indev sudah Rp 7.000 triliun utang kita yang dengan bunga tinggi, dan kita tidak tahu kapan kembali," ujar Tommy, Senin (11/7/2018).
Tommy pun menambahkan jika sebenarnya berhutang itu adalah hal yang wajar.
"Utang wajar tapi kita harus tahu kapan utang bisa dilunasi," tambah Tommy.
Selain itu, dalam pidatonya, dia menyoroti tentang investasi asing dan masih banyaknya impor yang dilakukan pemerintah.
Padahal, menurut anak bungsu Soeharto ini, sumber daya alam berlimpah.
Baca: Pernah Divonis 10 Tahun Penjara, Tommy Soeharto Ikut Nyaleg. Begini Penjelasan KPU
Baca: Jawaban Tommy Soeharto saat Ditanya Pilih Prabowo atau Jokowi?
Baca: Soal Tudingan Pelanggaran HAM Orde Baru, Tommy Soeharto: Mengapa Tak Diungkap di Awal Reformasi?
"Sekarang juga investasi asing bukan hanya membawa modal tapi juga membawa orangnya seperti yang disampaikan Mbak Titiek tadi. Ini memprihatinkan, sementara pengangguran di Indonesia semakin meningkat yang tidak mendapatkan penyaluran yang baik," ucapnya.
Selain itu, Tommy juga mengkritik dana desa yang selama ini dinilai untuk kemajuan desa.
Menurutnya, dana tersebut hanya untuk pembangunan infrastruktur yang dia nilai tak bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Seperti dana desa kesannya baik, dana desa untuk memakmuran tapi faktanya hanya bisa untuk infratrustur. Bagaimana infrastruktur itu bisa memakmurkan rakyat, jelas itu tidak bisa," ucap Tommy.
"Ternyata hal tersebut tidak lain adalah pengalihan anggaran dari APBN dan APBD di infrastruktur yang sebelumnya ada, dialihkan ke dana desa. Seolah dana desa ada untuk kemakmuran, ternyata faktanya berbeda," tuturnya. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sindir Tommy Soeharto, Pengamat Politik: Tiap Lihat Dia, Saya Teringat Monopoli Cengkeh dan Mobnas, http://wow.tribunnews.com/2018/07/23/sindir-tommy-soeharto-pengamat-politik-tiap-lihat-dia-saya-teringat-monopoli-cengkeh-dan-mobnas?page=3.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari