Pilpres 2019
Kecewa Debat Capres 2019, Budiman Sudjatmiko: Prabowo dari Singa Asia Berubah jadi Kucing Angora
Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menyebut Prabowo Subianto berubah dari Singa Asia menjadi Kucing Angora
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengeluarkan pernyataan menohok yang ditujukan kepada calon presiden Prabowo Subianto.
Ia menyebut Prabowo Subianto berubah dari Singa Asia menjadi Kucing Angora.
Pernyataan Budiman Sudjatmiko ini disampaikan dalam forum diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang secara live di tvOne, Selasa (19/2/2019) malam.
Diksusi ILC tvOne mengangkat tema "Debat Kedua Capres: Benarkah Jokowi di Atas Angin?".
Ketika diberi giliran bicara, Budiman Sudjatmiko mengaku kecewa atas penampilan Prabowo Subianto dalam Debat Capres 2019 edisi kedua.
Baca juga: Klarifikasi Karni Ilyas Terkait Pernyataan Rocky Gerung yang Sebut ILC Suara Oposisi
Baca juga: Moderator Debat Capres 2019 Dituding Berat Sebelah, Begini Bantahan KPU
Dia mengibaratkan debat tersebut seperti final sepak bola Liga Champions 2011 di Stadion Wembley yang mempertemukan Barcelona vs Manchester United.
Diketahui pada laga final itu Barcelona menang dengan skor 3-1.
"Kita membayangkan ada adu serangan. Nyatanya yang membuat kecewa banyak orang adalah ketika lawan malah memilih bertahan," kata Budiman Sudjatmiko.
Bahkan pada Debat Capres 2019 edisi kedua, Budiman cenderung melihat pendukung Prabowo seperti mengungkapkan kekesalannya pada jagoannya sendiri karena performa tidak seperti yang dibayangkan.
"Saya pun membayangkan pidato Prabowo berapi-api, selalu punya tanda seru dalam tiap pidatonya. Tapi kemarin seperti mengibarkan bendera putih setengah tiang. Gabungan rasa berserah diri dan rasa duka," kata Budiman.
Baca juga: Soal Kepemilikan Lahan Prabowo Subianto, Wapres JK: Saya yang Kasih Itu
Baca juga: Detik-detik Irma Suryani 'Paksa' Budiman Sudjatmiko Gantian Bicara Ladeni Faldo Maldini
Selain itu dalam banyak hal, kata Budiman, Prabowo kerap memberikan pujian kepada Jokowi lalu ujung-ujungnya menyatakan dirinya secara filosofis berbeda.
"Dengan cara mengatakan 'kita punya filosofi berbeda', seolah-olah itu untuk menutupi banyaknya kesaamaaan beliau dengan Jokowi," bebernya.
Atas dasar itu, Budiman Sudjatmiko menyimpulkan Prabowo gagal menyampaikan apa yang dia mau dalam forum debat.
"Terus terang secara personal saya melihat Prabowo seperti itu, saya berempati. Masa ini orang yang pernah menjadi musuhku waktu perjuangan melawan orde baru. Lawan yang gagah perkasa, dalam masa tuanya dia begitu sangat mengibakan. Saya gak berharap beliau seperti itu karena saya mengharapkan sebuah debat yang berkualitas.
Jadi, kalau Pak Ferry (Ferry Mursyidan Baldan) menyampaikan kritik terhadap debat yang tidak berkualitas, menurut saya kritik itu harus disampaikan pada striker Anda," tegas Budiman Sudjatmiko.
Kendati demikian, Budiman Sudjatmiko juga tak menampik ada beberapa kekurangan dari lawan Prabowo, Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya kekeliruan dalam menyampaikan data.
"Ada beberapa pelanggaran yang dilakukan Pak Jokowi, tapi tidak sampai kartu merah lah. Kalau kemudian mengatakan dia layak didiskualifikasi hanya karena satu-dua kartu kuning, tentu itu sesuatu yang berlebihan.
Mengatakan pertandingan itu tidak bermutu karena lawan dapat kartu kuning satu-dua, sementara striker sendiri tidak mencetak gol bahkan turut bertahan, Anda mau salahkan wasit? Jadi bagi saya, Pak Prabowo dari Singa Asia berubah jadi Kucing Angora," pungkas Budiman Sudjatmiko.
Lihat video lengkapnya:
Jokowi Dituding Berbohong
Sebelumnya Direktur Relawan Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, menilai pemaparan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) jauh dari harapan.
"Kita tidak perlu bangga dengan data, lalu data itu salah pula," kata Ferry Mursyidan Baldan sembari memperlihatkan kertas berisi catatan 10 kesalahan data Jokowi dalam debat.
Menurut Ferry, tidak ada yang bisa diharapkan dari kepemimpinan seseorang yang memproduk kebohongan.
Apalagi secara terang-terangan Jokowi menyerang pribadi capres Prabowo Subianto.
"Otoritas yang melekat pada seorang presiden kalau hanya digunakan untuk kepentingan 'saya tau loh siapa kamu, ya untuk apa?' Negara ini menjadi rugi," katanya.
Seharusnya, kata Ferry, Jokowi sebagai kepala negara memanfaatkan otoritasnya untuk meluruskan kesimpangsiuran informasi. Bukan malah menambah daftar kebohongan.
"Misalnya pada data impor beras. Ada tiga lembaga yang bersentuhan berbeda pandangannya, dan itu hanya dianggap dinamika. Tidak ada peran presiden yang punya otoritas untuk menyelesaikan itu," kata Ferry Mursyidan Baldan.
Ferry juga menyesalkan sikap Jokowi yang menyerang pribadi Prabowo berulang-ulang.
Terlebih moderator debat mendiamkan kelakuan itu.
"Menyerang pribadi ini sudah yang kedua. Harusnya dicut oleh moderator. Jangan-jangan menang debat ini dimaknai dengan menyerang," katanya.
Sementara, capres penantang petahana Prabowo Subianto, kata Ferry, hanya ingin menyampaikan visi yang akan dijalankan dalam memimpin Indonesia ke depan.
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)
Follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe channel Youtube newsvideo tribunkaltim: