Kebakaran Hutan di Kaltim Meluas, Ini Sebaran 131 Titik Api yang Terpantau BMKG
Rentetan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Timur, khusus Kota Bontang terus meluas.
Kondisi tersebut membuat pihaknya bereaksi dengan meningkatkan kesadaran maupun respon masyarakat agar menghindari kegiatan yang berpotensi terjadinya kebakaran lahan.
"Hasil pertemuan minggu lalu itu kami mengharapkan respon masyarakat terkait situasi ini. Kebencenaan itu bukan cuma BPBD, kami mengingatkan respon masyarakat. Dengan situasi ini ya jangan sengaja membakar lahan. Masyarakat harus hati-hati, karena musim seperti ini, kebakaran sedikit mudah menyebar jika lalai," ujarnya.
• Empat Terdakwa Kasus RPU Dituntut 5 Tahun Penjara, Ini Hal Memberatkan dan Meringankan
Hingga kini BPBD belum bisa memastkian secara detail penyebab utama kebakaran lahan yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota. Kondisi tanah tiap daerah berbeda. Ia menyebutkan kebakaran lahan bisa terjadi akibat gesekan antara tanah, batu, dan dedaunan kering di kawasan lahan.
"Faktor alami bisa, karena tanah kita kondisi alaminya panas, ditambah cuaca terik. Tapi faktor kesalahan manusia bisa berpengaruh, seperti membuang puntung rokok di dekat daun kering. Ini bisa memicu kebakaran besar ketika musim kemarau," ucap Frederik.
Menurutnya, sejauh ini kawasan yang rawan titik api dan kebakaran hutan alami, terjadi di Mahakam Ulu dan Kutai Barat yang kontur tanahnya tipis. Sedangkan terkait jumlah lahan yang sudah terbakar maupun yang berpotensi terbakar, pihaknya masih menunggu laporan dari BPBD Kabupaten/Kota.
"Titik rawan sebenarnya Mahakam Ulu. Seminggu saja kemarau sudah layu daun-daunan di tebing tepi sungai. Karena di sana tipis sekali tanahnya. Mungkin ada perlintasan khatulistiwa, sehingga panasnya sangat terasa di sana. Daerah Kutai Barat, Kutai Kartanegara juga rawan," katanya.
• Cuaca di Wilayah Samarinda dan Sekitarnya Sangat Terik, Ternyata Ini Pemicunya
Pihaknya menyadari titik panas berpotensi meningkat dan jumlah kebakaran lahan bisa lebih tinggi dari sekarang. Hal ini berdasarkan prediksi BMKG yang menyatakan anomali cuaca bisa berlangsung hingga 3-6 bulan sejak Februari 2019.
Menanggapi hal itu, pekan delan BPBD akan kembali menggelar rapat antisipasi dan penanggulangan kebakaran hutan lahan. Rapat tersebut juga akan melibatkan Kabupaten / Kota.
"Senin pekan depan kita rakor antisipasi kebakaran hutan dan lahan. OPD terkait seperti PU, dan Bappeda TNI, BPBD Kabupaten/Kota dan Polri akan kita undang. Ini kita juga membahas tentang pemetaan tata ruang kebencanaan," tuturnya. (m09/dmz)