Pemilu 2019
Kisah Tukang Urut Bersama Anaknya jadi Tenaga Sortir Kertas Suara Pemilu 2019
Hingar bingar Pemilu 2019 di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur surah ramai seperti Surat suara dilipat tukang urut. Ini dia.
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Sebentar lagi akan ada pencoblosan Pemilu 2019 di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Proses coblos Pemilu 2019 agendanya di April ini.
Seratus tenaga sortir dari masyarakat umum dilibatkan dalam proses penyortiran dan pelipatan Kertas suara.
Live Streaming Madura United vs Persija Jakarta, Beto Goncalves Dipasang Menusuk Babak Awal
Sedang Tayang - Link Live Streaming dan Live Score Madura United vs Persija Jakarta Piala Presiden
Link Live Streaming Malam Final Pemilihan Puteri Indonesia 2019, Diisi Penampilan Rossa dan Judika
Kali ini Kertas suara mencapai 2,4 juta lembar di Kantor KPU Kukar, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Jumat (8/3/2019).
Para tenaga sortir ini didominasi ibu rumah tangga dan mahasiswa.
Badariah (44), warga Gunung Belah Tenggarong, mengaku jadi tenaga sortir baru pertama kali.
Sehari-hari ibu dari 3 orang anak ini berprofesi sebagai tukang urut.

Ia dan anak keduanya melipat kertas suara di gudang KPU.
Pengamatan Tribunkaltim.co, begitu cekatan tangan Badariah menekan lipatan Kertas suara dengan menggunakan alat apa adanya.
Yakni menggunakan botol bekas sirup obat.
Hasilnya menakjubkan, Keras suara tampak rapi.
"Saya mau kerja melipat kertas suara karena ada upahnya," ujarnya kepada Tribunkaltim.co
Ingin Donor Darah? Ini Wilayah Jadwal Mobile Unit PMI di Kota Balikpapan Tiga Hari Ke Depan
4 Fakta Lain Kekalahan Persib Bandung di Piala Presiden, Gema Ganti Radovic hingga Asa Lolos 8 Besar
Jadi Lawan Main di The Last Empress, Choi Jin Hyuk Ceritakan Awal Mula Bersahabat dengan Jang Nara
Apalagi saat ini si bungsu yang lagi di pondok pesantren minta uang asrama Rp 300 ribu per bulan.
"Minta uang asrama di luar uang makan," kata Badariah.
Ia mendapat kabar soal perekrutan tenaga sortir dari staf KPU.
Kebetulan staf KPU itu termasuk pelanggan dari jasa urut Badariah.
Sebagai tukang urut, Badariah kerap mendapatkan bayaran dari pelanggannya Rp 100 ribu.
Ia juga kerap dipanggil ke rumah pelanggannya atau kantor untuk mengurut mereka.
Sekadar diketahui, Badariah dan suami merantau ke Tenggarong pada 2003 silam.
Wakili Kaltim dalam Final Putri Indonesia, Radha Sadar Tak Kenal Dekat dengan Kaltim
Ternyata Terciptanya Tokoh Captain Marvel Terinspirasi dari Sosok Dunia Nyata Wanita Jurnalis Ini
Gunung Bahagia Heboh Bayi di Semak-Semak, Ditemukan Warga Berkondisi Menyedihkan
Ia sendiri merupakan warga Banjar, Kalimantan Selatan atau Kalsel.
Pada 2001, rumahnya di Kalsel porak-poranda diterjang angin puting beliung.
Dua tahun lamanya, ia menumpang tinggal di rumah saudaranya.
Hingga kemudian, ia merantau ke Tenggarong.
Suaminya bekerja di perkayuan.
Badariah menerima pekerjaan sebagai tukang sortir kertas suara untuk memambah penghasilan keluarga.
Ia siap menanggung risiko pekerjaan sortir kertas suara ini berlangsung hingga pukul 22.00.
"Makanya saya bawa bekal nasi bungkus yang tadi dibeli di warung pinggir jalan seharga Rp 10 ribu," ujarnya.
Karena kerjanya sampai malam.
"Tapi kami dapat istirahat siang dan sore hari," tuturnya.
Badarian melipat kertas suara bareng anak keduanya yang berusia 24 tahun.
"Anak saya ini sudah lulus SMA," ungkapnya.
Jadi Korban Pemukulan Oknum Bobotoh, Miljan Radovic Sebut Kondisi Sekarang Beda dengan Dulu
Pemadaman Listrik Bergilir di Bulungan Dianggap PLN sebagai Siklus Tahunan
6 Film tentang Perjuangan Wanita Ini Pas Ditonton di International Womens Day, Ada dari Korea Lho!
Saat ini "Ia masih sibuk cari kerja sana-sini," tuturnya.
Daripada bengong di rumah.
"Saya mengajaknya ke sini jadi tenaga sortir," ucap Badariah. ( )