Anak Muda Balikpapan Bahas Menu Makanan Jam Istirahat Siang, Ada Soto Multikultur

Beberapa Anak muda di Balikpapan kadang membawa bekal makan siang dari rumah. Biasanya bekal dibawa isinya nasi, sayur dan ayam.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TRIBUN KALTIM/JINO PRAYUDI KARTONO
ILUSTRASI - Makan dengan menu lengkap. Di Kota Balikpapan sendiri, ada beberapa anak muda Balikpapan bicara asyik soal menu makanan sambil obrolin guru Killer. 

Dewi mengatakan, pada hari-hari biasa, Soto Balikpapan dapat terjual kurang lebih 50-60 mangkuk,

sedangkan pada akhir pekan Dewi bisa menyajikan hingga 100-120 mangkuk.

Ditanyai tentang nama D'Lingis, Dewi menjelaskan bahwa huruf 'D' diambil dari inisial namanya,

sedangkan kata 'Lingis' berasal dari Bahasa Banjar yang artinya habis tak bersisa.

"Jadi harapannya apa yang saya usahakan bisa selalu habis terjual," ujarnya.

Dengan terciptanya Soto Balikpapan sejak 2016 tersebut, Dewi berharap agar Soto Balikpapan dapat turut memeriahkan kuliner nusantara menambah putra-putri daerah menjadi tuan rumah di kota sendiri.

"Soto Balikpapan tercipta karena saya ingin Balikpapan mempunyai sesuatu yang nantinya bisa bersaing memeriahkan kuliner yang ada di Indonesia, terutama Balikpapan," tuturnya.

Sementara itu, Santoso Kurniawan, Manager Eatsotic Food Avenue Pentacity Mall mengatakan, hadirnya Soto Balikpapan sejalan dengan tema Eatsotic yaitu kuliner nusantara.

"Soto Balikpapan adalah salah satu soto yang berbeda dengan soto yang lain.

Di dalamnya pun ada yang berbeda yaitu terong asam dayak. Ketika kita coba, itu rasanya benar-benar beda sekali dengan soto-soto yang pernah ada disini.

Makanya Eatsotic yakin, dengan adanya Soto Balikpapan kita juga memajukan makanan khas di Balikpapan dan bisa sama sama maju," ujar Santoso.(*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved