Jelang Malam Gunung Agung Keluarkan Suara Gemuruh, Terdengar hingga Pos Pengamatan
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, kembali erupsi. Sekitar pukul 18.25 atau jelang malam kembali erupsi, Gunung Agung di Bali.
Pada 2017, aktivitas Gunung Agung kembali aktif, dengan peningkatan seismik dan gemuruh.
Status normal dinaikkan menjadi waspada.
Warga di sekitar Gunung Agung juga mulai dievakuasi.
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Minggu (26/11/2017). (ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA)
Puncaknya, pada 22 September 2017, status Gunung Agung dinaikkan dari siaga menjadi awas.
Intensitas gempa vulkanik terjadi ratusan kali hingga Oktober 2017.
Letusan freatik juga terjadi pada sekitar gunung tersebut.
Sampai akhirnya semburan abu vulkanik sampai 7,5 kilometer ke arah utara-timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya.
Tahun 2018:
Penampakan Gunung Agung meletus, Juli 2018. (IST)
Pada 2 Juli 2018, Gunung Agung kembali mengeluarkan tumpahan magmanya.
Letusan tercatat sampai 3 kali dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak kawah.
Letusan ini disertai lontaran lava pijar sejauh 2 km yang menyebabkan kebakaran di sekitar puncak dan lereng gunung.
Menurut rekaman seismograf di pos pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, pada erupsi pertama, gempa letusan berlangsung 3 menit 47 detik dengan amplitudo maksimum 18 mm.
Kolom abu teramati setinggi 1.000 m dan 700 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta waspada terhadap potensi bahaya dari aliran lahar.
Tahun 2019:
Gunung Agung mengeluarkan asap terlihat dari Denpasar, Bali, Jumat (22/2/2019). Terjadi dua kali letusan Gunung Agung pada Jumat (22/2/2019) pukul 16.31 Wita dan 17.01 Wita yang mengeluarkan asap kawah hingga setinggi 700 meter. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Gunung Agung kembali meletus pada Minggu (17/3/2019) pukul 08.30 Wita, tepat 56 tahun dari tragedi letusan dahsyat 17 Maret 1963.
Saat terjadi letusan pagi tadi, Gunung Agung mengeluarkan abu berwarna kelabu yang bergerak condong ke arah timur.
Asap letusan ini dapat terlihat dari wilayah Sanur, Denpasar.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi sekitar 39 detik," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Agung, I Dewa Mertayasa saat dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu pagi.
Menurut dia, berdasarkan pengamatan, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak.
Puncak berada di ketinggian 3.642 meter di atas permukaan laut.
Letusan kali ini sama sekali tidak diawali kemunculan gempa vulkanik sebagaimana biasanya.
"Tidak disertai gempa vulkanik ya, hanya kemarin sekali ada gempa vulkanik," kata Dewa.
Saat ini, Gunung Agung berstatus level III (siaga) dengan radius bahaya 4 kilometer dari puncak kawah.
"Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung," ucap Dewa.
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul BREAKING NEWS! Gunung Agung Keluarkan Suara Gemuruh, Terdengar hingga Pos Pengamatan, http://bali.tribunnews.com/2019/03/28/breaking-news-gunung-agung-keluarkan-suara-gemuruh-terdengar-hingga-pos-pengamatan?_ga=2.18135290.273851247.1552888105-551480629.1548594596.
Penulis: Rizki Laelani
Editor: Rizki Laelani
Follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim: