Pileg 2019

Caleg Parpol Ini Meninggal Dunia Usai Dinyatakan Kalah, Lihat Hasil Perhitungan Suara Langsung Lemas

Ada caleg, PDI Perjuangan, Kota Tasikmalaya, Euis Mulyati, meninggal dunia seusai mengetahui dirinya kalah di Pileg daerah, caleg NasDem sakit.

Editor: Budi Susilo
tribunkaltim.co/samir paturusi
ILUSTRASI - Tiga anggota KPPS 03 Nipah-nipah sedang menandatangani hasil perhitungan suara dan disaksikan sejumlah murid SDN 014, Kamis (18/4/2019). Di daerah lain, di Tasikmalaya ada caleg begitu melihat hasil perhitungan suara badannya langsung ngdrop hingga berujung meninggal dunia. 

Belum lama memijat, ayahnya minta dibantu untuk duduk, tidak lama kemudian ayahnya mengalami sesak nafas. "Tapi tiba-tiba ayah sesak nafas. Tapi kemudian reda.  Dan tertidur," imbuhnya lagi.

Namun tidak berselang lama, ayahnya tiba-tiba terbangun dan langsung muntah-muntah, lalu kembali sesak nafas dan menghembuskan nafas terakhir.

"Baru sebentar saya pijat, tapi bapak sesak nafas, muntah-muntah, lalu kembali sesak nafas dan setelah itu bapak sudah tidak ada," ucapnya lirih, Kamis (18/4/2019).

Selama ini ayahnya itu memang memiliki riwayat penyakit maag akut dan juga tekanan darah tinggi. Namun demikian, dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian ayahnya itu.

Namun, ia mengaku ayahnya tersebut terlihat sangat lelah usai bertugas di TPS.

"Dulu memang pernah pingsan karena maag, bapak juga tekanan darah. Tapi, saat bapak mau berangkat ke TPS, bapak sehat-sehat saja, tidak ada kelihatan seperti sedang sakit," terangnya.

Almarhum Dany Faturrahman bersama kedua anaknya.
Almarhum Dany Faturrahman bersama kedua anaknya. (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER D)

Berpesan Jangan Suka Kelahi

Nabila kembali teringat pesan ayahnya satu tahunan yang lalu, saat itu ayahnya sempat berpesan agar membayarkan hutangnya jika ada, bahkan ayahnya juga berpesan jika meninggal agar tidak dilakukan selamatan, cukup doakan saja, dan jangan suka berkelahi dengan adik.

"Sebelum ini tidak ada pesan, hanya saja pesan itu satu tahun yang lalu dikatakan bapak," jelasnya.

"Tapi sebelum bapak meninggal, memang ada yang berbeda dari kebiasaan saya, biasanya saya bangun agak siang, jam 08.00 Wita, tapi hari (18/4) ini saya bangun jam 05.00 Wita, mungkin agar bisa lihat bapak yang terakhir kalinya, sambungnya.

Namun demikian, di sela menjalankan tugas di TPS, ternyata Rabu (17/4) malamnya, almarhum Dany Faturrahman sempat pulang ke rumah untuk melihat anak-anaknya.

Bahkan, saat itu Nabila sempat disuruh oleh korban untuk beli pentol bakar, untuk dimakan bersama di rumah.

"Malam itu bapak sempat pulang, minta dibelikan pentol bakar. Lalu pentolnya kita makan bersama sama adik. Kalau sehari-hari biasanya kami beli makan, malamnya saya masak mie instan, makannya tetap sama-sama," kata Nabila.

Untuk diketahui, Dany Faturrahman telah bercerai dengan istrinya, dua anaknya tinggal bersama Dany, sedangkan mantan istrinya tinggal di kawasan Samarinda Seberang.

Anak pertama almarhum Dany Faturrahman, Nabila Anisa Rahman membasuh kuburan ayahnya sebagai penghormatan terakhir di pemakaman Kenangan, Jalan Sentosa, Kamis (18/4/2019).
Anak pertama almarhum Dany Faturrahman, Nabila Anisa Rahman membasuh kuburan ayahnya sebagai penghormatan terakhir di pemakaman Kenangan, Jalan Sentosa, Kamis (18/4/2019). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER D)

Nantinya, Nabila dan adiknya, Alia Asyifa Rahman (8) akan tinggal bersama ibunya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved