Pilpres 2019
Mata Najwa Tadi Malam, Jokowi Tanggapi People Power, Tuduhan Curang, hingga Ucapan 22 Negara
Mata Najwa tadi malam menayangkan wawancara eksklusif dengan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi.
Penulis: Syaiful Syafar |
Baca juga: Mata Najwa Tayang Lebih Awal, Beredar Cuplikan Video Jokowi Bilang Terlalu Baper

Dalam wawancara eksklusif bersama Jokowi, host Mata Najwa, Najwa Shihab menanyakan soal pengaruh politik elektoral.
Merosotnya perolehan suara di sejumlah daerah apakah berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan Jokowi jika dirinya kembali terpilih menjadi Presiden?
Menjawab hal itu, Jokowi mengaku tak ambil pusing dengan perolehan suaranya yang kalah di beberapa daerah.
Jokowi menegaskan kebijakan menggenjot pembangunan infrastruktur di semua daerah bukan untuk mengejar suara.
Sebagai presiden, ia melihat begitu banyak ketimpangan antara wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia. Terutama dalam hal infrastruktur.
"Kalau saya mau, ya cukup saya bangun di Jawa saja. Tapi sekali lagi kita tidak pernah berpikiran seperti itu. Kalau memang ada angka yang tidak sesuai harapan, ya saya kira inilah politik. Yang jelas, saya kemarin tetap makan nasi Padang kok," jawab Jokowi sembari tertawa.
Baca juga: 8 Tahun Bawakan Mata Najwa, Ternyata Ini Bintang Tamu yang Paling Sulit Dikulik Najwa Shihab
Jokowi juga mengaku jika pada Pilpres 2014 lalu perolehan suaranya di wilayah Sumatera Barat juga kecil.
"Dari dulu di sana (Sumatera Barat) suara kita kecil, tapi saya tetap makan nasi Padang kok. Terlalu baper saya kira (tidak mau membangun di sana). Nggak, nggak, biasa saja," kata Jokowi.

Najwa Shihab juga sempat menyinggung ramainya kabar terkait surat pengunduran diri Bupati Mandailing Natal atau yang biasa disebut Kabupaten Madina.
Dikatakan Najwa, Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution berniat mundur lantaran perolehan suara Jokowi di wilayahnya tidak besar.
Jokowi kemudian menjawab, "Saya kira gak usah mundur lah. Masih banyak pekerjaan untuk kebaikan daerah itu. Gak perlu, gak perlu (mundur). Bahwa kadang (suara) meleset dari target, itu biasa. Politik itu kan sulit ditebak," kata Jokowi.
"Kalau dituding bupati memenangkan petahana?" tanya Najwa.
"Yang namanya bupati, walikota, itu kan pejabat publik sekaligus pejabat politik. Kita beri pelayanan kepada masyarakat sekaligus dia pejabat politik. Coba lihat saja, hampir semua bupati, walikota itu ketua partai atau pengurus partai. Jadi, gak mungkin insting politiknya dihilangkan," kata Jokowi.
Yang terpenting, kata Jokowi, para gubernur, bupati atau walikota tidak meninggalkan pelayanan kepada masyatakat serta tidak memanfaatkan fasilitas negara untuk keuntungan pribadi.
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)
Likes Fanpage Facebook:
Follow Twitter:
Follow Instagram:
Subscribe Official Channel YouTube: