Bukan Undang Asing, Ini Solusi Jitu Rizal Ramli Buat Bandara Bak 'Terminal Bus' karena Tiket Murah

Rizal Ramli, mengaku tak sependapat dengan rencana pemerintah mendatangkan maskapai asing untuk menurunkan harga tiket pesawat.

Penulis: Doan Pardede |
kolase Kompas.com
Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli tak sepakat soal rencana pemerintah mendatangkan maskapai asing untuk menurunkan harga tiket. 

TRIBUNKALTIM.CO - Rizal Ramli, pakar ekonomi dan juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia mengaku tak sependapat dengan wacana pemerintah mendatangkan maskapai asing untuk menurunkan harga tiket pesawat.

Hal ini diungkapkan Rizal Ramli saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Business Forum tvOne yang tayang 12 Juni 2019 lalu.

Awalnya, host Business Forum tvOne meminta Rizal Ramli menjelaskan soal cuitannya baru-baru ini, yang menyebut wacana mendatangkan maskapai asing ke Indonesia untuk menurunkan harga tiket adalah solusi 'cetek'.

Rizal Ramli mengatakan, persoalan seperti yang terjadi saat ini juga pernah terjadi tahun 2000 lalu tepatnya saat dia menjabat Menko Ekuin.

Saat itu, jumlah penumpang pesawat drop hingga 60 persen gara-gara terkena imbas krisis 1998.

Pilihan yang bisa diambilnya saat itu untuk mengatasi masalah, kata Rizal Ramli sebenarnya sangat sederhana, yakni mengundang maskapai asing masuk ke dalam negeri.

Namun, pihaknya tak ingin itu hal itu sampai terjadi.

Alasannya, bila hal itu dilakukan, maka pasar penerbangan domestik akan dikuasai maskapai asing.

Di negara-negara lain di dunia, sebut saja di Jepang, Amerika, Australia, penerbangan domestik memang dilakukan oleh maskapai dalam negeri.

Alternatif yang diambil saat itu, diberikan izin kepada 6 airlines baru, yakni Lion Air,  Sriwijaya Air dan lainnya.

Hal tersebut mengakibatkan adanya kompetisi dan biaya per kilometer per penumpang bisa drop hingga 60 persen.

Jumlah penumpang juga langsung naik drastis, dua maskapai dalam negeri jadi yang terbesar di ASEAN dan yang tak kalah penting bandara-bandara di Indonesia bisa sibuk tak ubahnya 'terminal bus'.

Jika maskapai asing masuk, kata Rizal Ramli, memang benar harga tiket pesawat akan turun.

Namun dia meyakini, bila semua rute sudah dikuasai, harga tiket pesawat akan kembali dinaikkan.

Baca juga :

Tiket Pesawat Mahal, Menteri Keuangan Minta ASN Berhemat Perjalanan Dinas

Harga Tiket Pesawat Mahal, Penumpang Seluruh Bandara Utama di Januari-April 2019 Turun 20 Persen!

"Jadi kalau hanya memberi izin maskapai asing masuk, itu harus dipikir dampaknya. Sementara memang turun, tapi begitu mereka kuasai akan kembali naik lagi. Dampak ekonomis dari kegiatan ini Indonesia nggak akan dapat," kata Rizal Ramli.

Permasalahan yang ada saat ini, kata Rizal Ramli, sebenarnya sangat sederhana.

Dua maskapai, yakni Garuda dan Lion Air ekspansi besar-besaran dan terkesan jor-joran dengan utang yang sangat besar.

Leverage ketinggian dan akhirnya kesulitan cash flow.

Yang tak penting, bila industrinya kompetitif maka diserahkan ke mekanisme pasar.

Salah satunya hal yang disoroti Rizal Ramli adalah persoalan harga spare part dan komponen industri pesawat terbang dan harga avtur.

Selain itu, semasa dirinya menjabat Menko, dia mengaku menurunkan harga spare part dan komponen industri pesawat, agar bisnis perawatan pesawat juga bisa kompetitif.

"Anak-anak Indonesia itu hebat-hebat engineer buat maintenance tapi kalah saing. Karena sebelumnya, spare part dan komponen dikenakan tarif  sampai 40 persen, kami turunkan nol," katanya.

Video lengkapnya bisa dilihat di sini

Penyebab mahalnya harga tiket versi Kemenhub

Melambungnya harga tiket pesawat beberapa hari belakangan mendapat perhatian khusus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Kemenhub meminta maskapai penerbangan menegur mitra penjual/agen untuk tidak menampilkan harga tiket pesawat yang tidak masuk akal karena penerbangan harus melalui beberapa kali transit.

Baca juga :

Turunkan Harga Tiket Pesawat Solusi Presiden Jokowi Undang Maskapai Asing, Menhub pun Angkat Bicara

Penumpang tak Perlu Khawatir, Semua Pesawat yang Melayani Arus Mudik Layak Terbang

Di beberapa kasus, tiket lengkap dengan harga tiket pesawat yang dijual di aplikasi bukanlah tiket penerbangan langsung sesuai tujuan.

Untuk rute Bandung tujuan Medan misalnya, tiket yang ditawarkan adalah melalui transit Denpasar dan Jakarta, baru terbang ke Medan, sehingga harga tiket pesawatnya  pun luar biasa, termurah Rp13.400.700 dan termahal Rp21.920.800.

Sementara untuk Jakarta-Makassar penerbangan yang ditawarkan harus transit melalui Jayapura, baru terbang lagi ke barat dari Jayapura ke Makassar, dan harga tiket pesawat dijual mencapai Rp24.576.400.

“Karena yang muncul di layar aplikasi konsumen, harga tiket  jadi tidak masuk akal. Kalau maskapai tidak diingatkan untuk menegur mitra mereka, ini akan merugikan reputasi maskapai sendiri, sekaligus membuat calon penumpang menjerit,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti di Jakarta, Kamis (30/5/2019) seperti dilansir setkab.go.id.

Polana menambahkan, dalam suasana di mana permintaan tiket pesawat mengalami puncak seperti musim liburan dan Lebaran 2019 tahun ini, pemunculan harga yang tidak masuk akal akan makin membuat publik kebingungan dan menurunkan kepercayaan terhadap pelayanan dalam industri penerbangan.

Rekayasa Platform Aplikasi

Mengenai harga tiket yang luar biasa mahal itu, dalam pengamatan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub karena platform aplikasi penjualan tiket menawarkan pilihan sesuai dengan rute dan tanggal yang sudah dipilih oleh konsumen atau calon penumpang.

Setelah calon penumpang memilih rute dan tanggal, mesin aplikasi akan mencarikan semua jadwal penerbangan yang tersedia untuk rute tersebut pada tanggal yang telah dipilih.

Aplikasi kemudian akan memfilter jadwal yang masih tersedia, lalu menampilkannya di layar aplikasi pelanggan.

Di layar, pelanggan bisa mengurutkan berdasarkan harga yang ditawarkan, termasuk memfilter jenis-jenis maskapai tertentu.

Karena berbasis mesin algoritma, maka aplikasi akan menyediakan semua pilihan yang tersedia, termasuk apabila rute penerbangannya harus transit melalui bandara-bandara tertentu.

Pada musim-musim ramai seperti liburan Lebaran, penerbangan langsung untuk tanggal-tanggal favorit biasanya sudah tidak tersedia.

Calon penumpang yang membeli di waktu yang mepet dengan tanggal keberangkatan, akan disodori pilihan penerbangan yang masih tersisa, termasuk apabila harus transit.

Pencarian rute yang dipilih calon konsumen tentu saja menggunakan mesin.

Mesin akan memasukkan harga tiket sesuai dengan rute penerbangan yang masih tersedia, sehingga apabila diakumulasi harganya menjadi berlipat-lipat dibandingkan dengan penerbangan langsung.

Dalam peraturan di industri penerbangan, penumpang akan dibebani biaya tambahan seperti pajak iuran wajib asuransi, dan Passanger service charge ( PSC) untuk penerbangan ke setiap titik.

Apabila rute yang dipilih konsumen harus transit di 2 bandara, maka ia akan dikenai tambahan biaya sebanyak 3 kali, yakni biaya di bandara keberangkatan dan dua bandara transit.

Lalu, bagaimana mungkin rute Jakarta-Makassar ditawarkan harus transit ke Jayapura terlebih dahulu?

Atau untuk terbang dari Bandung ke Medan, calon penumpang harus terbang ke Denpasar terlebih dahulu?

Karena berdasarkan mesin yang ada dalam aplikasi layanan online, penerbangan untuk jadwal yang dipilih calon penumpang pada tanggal tersebut, tinggal itulah satu-satunya pilihan yang tersedia.

Sedangkan pilihan penerbangan yang langsung sudah diambil oleh penumpang lain jauh-jauh hari sebelumnya.

Dengan cara bekerja mesin layanan seperti itu, maka aplikasi akan memunculkan semua kemungkinan yang masih tersedia untuk jadwal penerbangan yang diinginkan konsumen

Akibatnya, harga tiket pesawat menjadi tidak masuk akal, karena diakumulasi dari setiap penerbangan dari titik keberangkatan ke titik transit pertama, transit kedua, dan seterusnya, sampai dengan titik akhir penerbangan. (Humas Kemehub/ES)

(TribunKaltim.co/Doan Pardede)

Subscribe official Channel YouTube:

BACA JUGA:

Menhan Ryamizard Ryacudu: Lambat atau Cepat, Polisi Nanti akan di Bawah Kementerian

Video Insiden Tabrakan Beruntun Valentino Rossi Saat Balapan MotoGP Catalunya 2019, Begini Faktanya

Gaji ke-13 PNS Segera Cair Jelang Tahun Ajaran Baru, Ini Jumlah Duit yang Bakal Diterima

Sederet Fakta Pengemudi BMW Todongkan Pistol ke Pria Tua Saat Terjebak Macet, Diduga Ada Anak Kecil

Heboh, Bikin SKTM di Daerah Ini Harus Isi Pernyataan Siap Dikutuk jika Berbohong, Berikut Alasannya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved