Bontang Jadi Tempat Transit Narkoba, Pintu Masuk Melalui Pelabuhan Loktuan dan Jalan Darat
beberapa waktu lalu pengedar narkoba asal Bontang yang didapati membawa 1 Kilogram sabu-sabu tujuan Kabupaten Berau tertangkap
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Pengawasan peredaran narkotika di lingkungan Bontang patut ditingkatkan. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bontang menetapkan kota ini sebagai wilayah transit narkoba.
Bontang menjadi titik peredaran narkoba sebelum disalurkan ke kabupaten/kota lainnya di wilayah Kaltim.
Hal ini diungkapkan Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi kepada Tribunkaltim.co saat ditemui di kantornya, Rabu (19/6/2019. “Iya memang jadi tempat transit,” ujar Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi.
Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi menjelaskan, peredaran narkoba di Bontang sebenarnya dilakukan oleh warga pendatang.
Mereka memilih di Bontang untuk rehat sejenak sebelum menyalurkan barang haram tersebut ke kabupaten/kota lainnya.
Seperti misalnya, beberapa waktu lalu pengedar narkoba asal Bontang yang didapati membawa 1 Kilogram sabu-sabu tujuan Kabupaten Berau tertangkap.
Dia mengaku warga Bontang, padahal sejatinya merupakan pendatang.
Menurut Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi, peredaran narkoba di Bontang dipasok dari luar daerah.
Pintu masuk barang haram ini melalui jalur darat dan laut. Khusus untuk jalur laut, Pelabuhan Loktuan jadi pintu masuk narkoba dari luar kota.
“Bukan jadi tempat persembunyian bandar narkoba di Bontang ini. Hanya jadi tempat transit saja,” ungkap Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi.

Pun demikian, sampai saat ini BNN Bontang belum bisa melakukan penindakan di lapangan secara intens.
Pasalnya, pihaknya masih kekurangan SDM penindak. Saat ini Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi bersama 18 orang pegawainya masih berkoordinasi dengan BNN Provinsi Kaltim terkait penindakan.
“Titik berat saat ini koordinasi dengan BNNP. Jadi sebenarnya tugas kami lebih ke rehabilitasi pengguna narkoba,” ujarnya.
Dari data sementara, BNN Bontang sudah memberikan pendampingan rehab kepada 9 orang pengguna narkoba.
"Mereka secara suka rela menawarkan diri untuk direhab. “Jadi kami kirim ke rehab di Tanah Merah Samarinda,” pungkas Kepala BNN Bontang AKBP Kismono Edi.