Mancanegara
Ibunya Sibuk Mengurus Adiknya yang Baru Lahir, Bocah 2 Tahun Jatuh ke Kandang Buaya, Sisa Tengkorak
Saat ibunya sibuk mengurus adiknya, sang kakak yang masih berusia 2 tahun jatuh ke kandang buaya. Ketika ditemukan oleh ayahnya, tersisa tengkorak
TRIBUNKALTIM.CO - Saat ibunya tengah sibuk mengurus adiknya, sang kakak yang masih berusia 2 tahun jatuh ke kandang buaya.
Saat sang ayah pulang dan mencarinya, sang anak hanya tersisa tengkoraknya.
Keluarga yang tinggal di Siem Reap, Kamboja ini memang memiliki peternakan buaya di belakang rumahnya.
Rom Roath Neary (2) hilang dari pandangan ibunya, ketika ibunya sibuk menggendong adiknya yang baru saja lahi.
Selanjutnya sang ibu tidak lagi melihat anak perempuannya.
Ketika sang ayah Min Min (35) pulang, ia lalu berkeliling mencari anaknya.

Pemandangan mengerikan itu berlokasi di sebuah kandang buaya di mana puluhan ekor buaya memang diternakkan.
Tengkorak Neary tergeletak begitu saja di dasar kandang yang terbuat dari beton.
Menurut keterangan polisi setempat sang balita pergi meninggalkan rumah untuk bermain di sekitar peternakan buaya yang berada di belakang perumahannya.
Di sekeliling kolam tersebut sudah dibuat pagar pengaman setinggi sepuluh kaki, namun rupanya ada sedikit celah yang masih bisa dimasuki anak-anak.
"Ayah korban membenarkan bahwa korban jatuh ke kandang buaya dan bahwa buaya membunuh putrinya dan hanya menyisakan tengkorak korban," ungkap Letnan Och Sophen.
Petugas mengimbau penduduk sekitar peternakan buaya agar semakin waspada terhadap anak-anak.
Buaya-buaya tersebut memang dikembangbiakkan untuk diambil daging dan kulitnya.
(*)
Lagi, Buaya Raksasa Dievakuasi di Nyerakat Kiri, Buaya Muncul di Permukiman, Ini Penjelasannya
Satwa liar buaya berukuran raksasa kembali dievakuasi petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Kota Bontang, Minggu (2/6/2019).
Buaya berukuran 4 meter ini ditangkap petugas setelah terjerat di sungai kecil di Kampung Nyerakat Kiri, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan.
Reptil ini jadi satwa kali kedua yang dievakuasi petugas.
Sepekan lalu di lokasi yang sama petugas juga telah mengevakuasi buaya berukuran lebih kecil.
Dari sumber tribunkaltim.co, buaya ini mulanya tersangkut tali yang berada di sungai.

Warga yang menyadari kehadiran satwa ini langsung menghubungi petugas untuk evakuasi.
Menggunakan alat tangkap sederhana, 10 orang petugas segera melakukan evakuasi.
Sempat berontak, namun buaya ini berhasil dijinakkan.
Kemudian diserahkan ke Balai Taman Nasional Kutai (TNK).
“Tapi kata warga masih ada buaya lagi di kawasan ini,” ujar Koordinator Lapangan, Danton Norman.
Sementara itu, Kepala Balai TNK Nur Fitria melalui Petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Dedi Setiawan mengatakan buaya ini rencananya tak bakal dilepaslirkan ke habitat.
Sebab, ukuran yang jumbo dikhawatirkan buruan mangsa bukan lagi ikan-ikan di muara atapun sungai namun mangsa yang lebih besar.
“Kami serahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dikirim ke penangkaran,” kata Dedi.
Kehadiran Buaya di Ekosistem Sebagai Penyeimbang Rantai Makanan
Kehadiran reptil buaya di pemukiman masyarakat di Kota Bontang semakin intens.
Dalam sepekan ini, Balai Taman Nasional Kutai (TNK) telah mengevakuasi 3 buaya.
Petugas Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH), Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Bontang,Suginur mengatakan kemunculan satwa liar buaya muara di pemukiman masyarakat hampir bisa dipastikan lantaran habitat mereka terganggu.
“Tempat mereka mencari makan, bersarang sudah tidak nyaman makanya mereka berpindah,” ujar Suginur kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Minggu (2/6/2019).
Dijelaskan, sejatinya kehadiran buaya di ekosistem menjadi penyimbang rantai makanan di sekitarnya.
Sebagi pemuncak rantai makanan, buaya cukup berperan dalam menjaga keseimbangan populasi hewan di ekosistem.

“Jangan heran nanti kalau buaya tidak ada di ekosistem akan ada satwa lain, seperti biawak ataupun hewan lain yang bakal tumbuh subur karena kehilangan pemangsa alami mereka,” ujarnya.
Pun begitu, kehadiran buaya di kawasan pemukiman perlu menjadi koreksi semua pihak.
Salah satunya, habitat di muara perlu menjadi perhatian bersama.
Sebab, daya jelajah buaya hingga ke pemukiman warga patut menjadi pertanyaan.
Pasalnya, habitat alami hewan ini berada di muara bukan di hulu sungai.
“Apakah karena makanan mereka di muara habis atau memang habitatnya yang rusak di muara, karena kalau sampai ke Kanaan (hulu) itu cukup jauh,” pungkasnya.
(*)
SUBSCRIBE OFFICIAL YOUTUBE CHANNEL:
BACA JUGA:
Hamili Adik Kandung, AM Jalani Nikah Sedarah di Kalimantan Timur, Ini Respon Istrinya di Bulukumba
Tak Sengaja Nonton Konflik Ikan Asin, Begini Reaksi Anak Fairuz A Rafiq dari Galih Ginanjar
Arti Emoji Dua Tangan Menyatu, High Five, Terima Kasih atau Maaf? Ini Penjelasannya
Persib Gagal Menang di 4 Pertandingan Terakhir, Robert Rene Alberts Ancam Depak Pemainnya
Sederet Fakta Calon Menteri Jokowi, Ada yang Senyum, Siap dengan Syarat, dan Ada yang Tegas Menolak
Sebagian dari Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Detik-detik Balita Jatuh ke Kandang Buaya Saat Ibunya Sibuk Mengurus Adik, Hanya Tersisa Tengkorak, https://surabaya.tribunnews.com/2019/07/02/detik-detik-balita-jatuh-ke-kandang-buaya-saat-ibunya-sibuk-mengurus-adik-hanya-tersisa-tengkorak?page=all.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Musahadah