Mengapa Kasus Novel Baswedan Sulit Terungkap Meski Ada Rekaman CCTV, Simak Penjelasan TGPF
TGPF beberkan sulitnya ungkap pelaku penyiraman air keras ke wajah Penyidik KPK NOvel Baswedan. Meski ada bantuan rekaman CCTV
TRIBUNKALTIM.CO - Mengapa Kasus Novel Baswedan Sulit Terungkap Meski Ada Rekaman CCTV, Simak Penjelasan TGPF.
Diketahui, hasil kerja TGPF dikritik lantaran belum mengarah ke pelaku penyiraman air keras ke Penyidik KPK, Novel Baswedan.
Hasil kerja TGPF hanya berkutat pada dugaan motif dan bukti baru, namun belum mengarah ke pelaku penyiaman air keras Novel Baswedan.
Musababnya, dua orang pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan beraksi menggunakan helm full face.
Juru bicara Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus Novel Baswedan, Nurkholis mengatakan, fakta itu terekam dalam rekaman kamera CCTV.
"CCTV kebetulan untuk yang menerangkan itu gelap.
Atau CCTV menangkap gerakan.
Tapi, terduga pelaku menggunakan helm full face," ujar Nurkholis saat konferensi pers publikasi laporan TGPF Novel di Mabes Polri, Rabu (17/7/2019).
Seorang pelaku yang mengemudikan motor menggunakan helm full face berwarna hitam.
Sementara, seorang lainnya yang duduk di belakangnya juga mengenakan helm full face berwarna putih.
Karena menggunakan helm jenis itu, lanjut Nurkholis, sejumlah rekaman kamera CCTV pun hanya memperlihatkan mata pelaku.
Selain itu, arah kaburnya dua pelaku juga tidak terlihat jelas dalam rekaman kamera CCTV.
Sebab, pada saat kejadian, tidak ada pencahayaan yang cukup sehingga meskipun kamera tetap merekam, tapi kurang memperlihatkan aktivitas yang terekam.
Kondisi rekaman kamera CCTV yang demikian, diakui Nurkholis, menjadikan perkara ini sulit terungkap.
Apalagi, sejumlah saksi yang mengaku melihat pelaku juga tidak dapat mengidentifikasi pelaku lantaran kondisi yang gelap ditambah tidak sadarnya para saksi bahwa keduanya adalah pelaku penyerangan Novel.
Tim pun telah mengupayakan untuk memperjelas hasil rekaman, tetapi belum membuahkan hasil.
"Kami mengupayakan gunakan teknologi yang bisa mengungkap itu.
Namun, sejauh ini belum menemukan hasil yang maksimal," kata dia.
Tim gabungan sudah merekomendasikan agar tim teknis lapangan yang bertugas mengusut kasus ini memanfaatkan teknologi digital, misalnya menggunakan data jejak elektronik.
Diberitakan, Novel Baswedan diserang dengan disiram air keras oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor, pada 11 April 2017.
Saat itu, Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Cairan itu tepat mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.
Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.
Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya. Hingga kini, kasus tersebut belum terungkap dan polisi juga belum menetapkan tersangka.

Temukan Fakta Aneh
Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) terkait penyerangan terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan menyoroti kejanggalan yang terjadi sebelum penyerangan dilakukan.
Penyerangan terhadap Novel Baswedan dilakukan pada 11 April 2017.
TGPF kemudian menemukan ada keanehan yang terjadi pada 5 April 2017 dan 10 April 2017.
"Pada 5 April 2017, ada satu orang tidak dikenal yang mendatangi rumah Novel Baswedan," kata anggota TGPF Novel Baswedan, Nurkholis, dalam konferensi pers di Mabes Polri pada Rabu (17/7/2019).
"Pada 10 April 2017 ada dua orang tidak dikenal yang berbeda waktu, yang diduga berhubungan dengan peristiwa penyerangan pada 11 April 2017," kata dia.
Nurkholis mengatakan, hasil investigasi TGPF ini berdasarkan reka ulang tempat kejadian perkara dan analisis rekaman kamera CCTV.
TGPF juga mendapatkan bantuan dari Australia Federal Police dalam kasus ini.
Selain itu, TGPF juga mengungkapkan hasil penyelidikan mereka terkait zat kimia yang digunakan untuk menyiram wajah Novel.
Zat kimia yang digunakan pelaku adalah asam sulfat atau H2S04.
• SEDERET FAKTA Baru Kasus Novel Baswedan, Balas Dendam, Keterlibatan Polisi Australia dan Densus 88
• TGPF Beber 6 Kasus Korupsi yang Diduga Jadi Pemicu Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan
• Ini Jenis ZAT KIMIA yang Disiramkan ke Wajah Novel Baswedan, Bukan Dimaksudkan untuk Membunuh
"Asam sulfat H2S04 dengan kadar larut tidak pekat sehingga tidak menimbulkan luka permanen pada wajah dan baju gamis korban tidak mengalami kerusakan.
Serta tidak menyebabkan kematian," ucap Nurkholis.
Dengan demikian, TGPF menduga Novel Baswedan diserang bukan dengan tujuan untuk dibunuh.
"Bukan dimaksudkan untuk membunuh, tapi membuat korban (Novel) menderita," ucap Nurkholis. (*)
Subscribe YouTube newsvideo tribunkaltim:
Baca juga:
Ternyata Ruang Udara di Wilayah Indonesia Ini Dikendalikan Singapura, Malaysia, Jokowi Lakukan Ini
Biaya Sekolah Mikhayla Setengah Miliar, Nia Ramadhani Emosi Dengar Cita-cita Putri Ardi Bakrie
Mendagri Tjahjo Kumolo: Pelantikan Sekdaprov Kaltim tak Liar, Ini Respon Gubernur Kaltim Isran Noor
Buaya Muara Berbobot 150 Kilogram Berhasil Ditangkap, Reptil Ini Sering Teror Pemandian Anak-anak
Remaja Minta Kekasih Disetubuhi Teman Main di Gubuk Kosong, Motifnya Ingin Berbagi Kepuasaan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyerang Novel Tidak Teridentifikasi Karena Hal Ini...", https://nasional.kompas.com/read/2019/07/17/19185271/penyerang-novel-tidak-teridentifikasi-karena-hal-ini.