Gempa Hari Ini
Gempa Hari Ini 12 Agustus Guncang Bali, Warga Resah Rentetan yang Terjadi Bakal Memicu Gempa Besar
Rentetan gempa terjadi beberapa waktu belakangan dikhawatirkan bisa memicu gempa yang lebih besar
Penulis: Doan Pardede | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALI - Ada gempa hari ini 12 Agustus 2019 dengan kekuatan 5,0 SR kembali mengguncang Jembarana-Bali.
Gempa hari ini 12 Agustus 2019 dengan kekuatan 5,0 SR kembali mengguncang Jembarana-Bali ini diinformasi oleh BMKG di akun twitter resminya @infoBMKG.
"#Gempa Mag:5.0, 12-Aug-19 05:51:30 WIB, Lok:9.85 LS,113.95 BT (181 km BaratDaya JEMBRANA-BALI), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," kata @infoBMKG.
Disebutkan juga, pusat gempa hari ini 12 Agustus 2019 dengan kekuatan 5,0 SR kembali mengguncang Jembarana-Bali tersebut berada di
181 Km arah barat daya Jembrana dengan kedalaman 10 Km.
Gempa hari ini 12 Agustus 2019 dengan kekuatan 5,0 SR kembali mengguncang Jembarana-Bali tersebut juga terasa hingga II MMI di Kuta, II MMI di Denpasar dan II MMI di Jember.
"#Gempa Mag:5, 12/08/2019 05:51:30 (Pusat gempa di laut 181km BaratDaya Jembrana), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II Kuta, II Denpasar, II Banyuwangi, II Jember, #BMKG," kata @infoBMKG
Informasi gempa ini juga menuai sejumlah komentar dari warganet.
Di antara sejumlah komentar, ada warganet yang resah atas rentetan gempa yang mengguncang Indonesia beberapa waktu belakangan.
Dikhawatirkan, rentetan gempa yang terjadi belakangan ini merupakan pertanda bakal terjadi sebuah gempa dengan kekuatan cukup besar.
BERLIN @e_soetopo:
beberapa hari terakhir ada gempa di patahan samudra hindia : jogja, banten, sumbar, dan kini jatim dalam waktu berdekatan. apakah hal ini akan memicu gempa yg lebih besar di kemudian hari min?
Ancaman gempa 9 SR mendapat perhatian dari Presiden Jokowi
Ancaman gempa 9 SR (skala richter) atau sering disebut megathrust di selatan Pulau Jawa juga mendapatkan perhatian dari Presiden Jokowi.
Dilansir oleh setkab.go.id, Presiden Jokowi mengakui adanya potensi terjadinya gempa besar berkekuatan 9 SR atau yang sering disebut sebagai megathrust di Selatan Jawa tersebut.
Namun demikian, ia mengingatkan yang namanya gempa bumi itu tidak bisa dihitung dan diperkirakan terutama waktunya.
“Oleh sebab itu, saya sudah perintahkan kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) kepada Menko untuk mempersiapkan masyarakat terutama proses-proses evakuasi. Sudah kita lakukan,” kata Presiden Jokowi di sela-sela menghadiri acara Gathering Keluarga Kabinet Kerja “Solidaritas Tanpa Batas”, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019) pagi.
Baca juga :
Gempa 9 SR Bukan Isapan Jempol, Jokowi Beri Imbauan Khusus ke BNPB, Ini Gambaran Dampak 2,5SR-12,9SR
Benarkah Listrik Mati Massal Berkaitan dengan Gempa 6,9 SR di Banten? Begini Penjelasan BMKG
Sekarang, lanjut Presiden Jokowi, di sekolah, masyarakat mulai dilakukan edukasi.
Presiden Jokowi menunjuk saat terjadi gempa berkekuatan 6,9 SR di Banten, Jumat (2/8) malam, sudah ada sebuah lompatan yang baik, proses-proses evakuasi itu.
“Tapi bahwa kepanikan ada, itu iya. Namanya gempa pasti menyebabkan kepanikan, masyarakat panik,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menambahkan, yang penting terus dilakukan edukasi mengenai kebencanaan terutama gempa bumi yang sulit diprediksi, sulit dihitung. Kedua, selalu dapat kita waspada.
Tidak bisa diprediksi
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali menegaskan, bahwa gempa besar berkekuatan Magnitute 9 SR atau yang disebut dengan Megathrust hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun: kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang menanggapi berkembangnya berita yang viral di media sosial bahwa akan terjadi gempa besar berkekuatan Magnitute 9,0 pasca terjadinya gempa Banten Magnitue 6,9 SR.
“Masyarakat diimbau agar tetap tenang namun waspada dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam siaran persnya seperti dilansir setkab.go.id.
Menurut Triyono, gempa bumi terjadi akibat deformasi bantuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut, pengaruh penjalaran stress untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui.
“Teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempabumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya seperti beberapa kasus gempabumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempabumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya,” terang Triyono.
Yang lebih penting dan urgent, lanjut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG itu, adalah melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
Baca juga :
Gempa Banten Dikabarkan Bakal Diikuti Gempa Dahsyat 9 SR, Begini Penjelasan BMKG
Rasakan Guncangan Gempa, Begini Reaksi Penyerang Berdarah Belanda Milik Arema FC
“Siapkan bangunan rumah Anda sesuai dengan konstruksi aman gempa, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa, siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal anda, selanjutnya agar terus berlatih untuk evakuasi mandiri, dan terus monitor “InfoBMKG” baik melalui sosial media, mobile apps, website, ataupun kanal-kanal resmi BMKG,” pungkas Triyono.
Berikut ini beberapa tingkatan kekuatan gempa yang perlu Anda ketahui dikutip dari UPSeis:
Gempa magnitudo 2.5 SR:
Biasanya gempa ini tidak terasa, namun bisa dideteksi oleh seismograf.
Rata-rata gempa ini terjadi 900.000 kali dalam setahun.
Gempa magnitudo 2.5 - 5.4 SR:
Gempa ini sering dirasakan namun menimbulkan kerusakan kecil.
Rata-rata gempa ini terjadi setiap 30.000 kali dalam satu tahun.
Gempa magnitudo 5.5 - 6.0 SR:
Dampak gempa menyebabkan kerusakan ringan, pada bangunan dan struktur lainnya.
Gempa ini rata-rata terjadi 500 kali dalam satu tahun.
Gempa 6.1 - 6.9 SR:
Gempa ini bisa menyebabkan kerusakan besar di daerah yang padat penduduk.
Rata-rata gempa ini terjadi 100 kali dalam satu tahun.
Gempa magnitudo 7.0 - 7.9 SR:
Ini tergolong gempa besar dan bisa menimbulkan kerusakan serius hingga mencakup area yang lebih luas.
Rata-rata gempa ini terjadi 20 kali dalam satu tahun.
Gempa magnitudo 8.0 - 8.9 SR:
Gempa bumi ini tergolong dasayat bisa menghancurkan seluruh komunitas di dekat pusat gempa.
Rata-rata gempa ini terjadi dalam kurun 5-10 tahun.
Gempa magnitudo 9.0 - 9.9 SR:
Ini adalah gempa yang lebih dasyat dengan jangkauan hingga ribuan mil.
Gempa magnitudo 10 - 10.9 SR:
gempa ini adalah bencana yang meruntuhkan beberapa negara, tingkat kekuatannya bisa menghancurkan sebuah benua.
Gempa 11 - 11.0 SR:
Lebih buruk dari sebuah benua, gempa dengan kekuatan ini bisa dirasakan setengah dari bumi, dengan dampak menghancurkan beberapa benua.
Biasanya disertai gemuruh seperti akibat tumbukan mereorit, contohnya seperti di teluk Chesepeak.
Gempa 12.0 - 12.9 SR:
Bencana mahadasyat yang bisa dirasakan seluruh dunia, dan terekam satu kali dalam sejarah, saat tabrakan meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun lalu.
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)