Digagas Sejak 2009, PLTA Sungai Kayan Kaltara Tak Kunjung Terwujud Butuh Dana Rp 33 Triliun
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kaltara sampai sekarang tak kunjung direalisasi
Penulis: Mir | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Diungkapkannya, rencana pembangunan PLTA sudah digagas sejak lama.
"Yaitu sekitar 2009 lalu atau kurang lebih 10 tahun,” ujarnya.
Menurutnya, jika dibanding PLTA yang pernah ia dikunjungi, realisasi pembangunan PLTA Besahan cenderung lebih cepat.
Dicontohkan bendungan Hoover di Colorado Amerika Serikat yang menghasilkan listrik sekitar 2.000 Megawatt (MW) lebih itu, dibangun dalam jangka waktu puluhan tahun.
Begitu pun dengan bendungan Three Gorges di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digagas sejak 1930-an dan baru menghasilkan listrik pada 2012 lalu.

Termasuk PLTA terdekat yaitu di Serawak, Malaysia yang juga memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun,” ujarnya.
Nah, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie mengemukakan, Pemprov Kalimantan Utara sejak awal berkomitmen untuk memfasilitasi percepatan realisasi PLTA Besahan.
Namun ada kewenangan perizinan yang juga harus dilengkapi di tingkat pusat.
“Tentunya tidak mudah, tidak bisa instan. Semua harus beproses berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.
Untuk diketahui, nilai investasi PLTA Besahan cukup besar.
Bendungan tahap I yang berkapasitas 900 MW, diinformasikan nilai kontraknya mencapai sekitar USD 2,2 miliar atau sekira Rp 33 triliun.
Total 5 bendungan yang akan dibangun akan menghasilkan total 9.000 MW listrik.
“Kita semua patut bersyukur. Karena keinginan kita bersama untuk membangun PLTA yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara ini.
InsyaAllah akan segera terwujud. Kita semakin optimis, dengan adanya kerja sama ini.
"Apalagi ada keterlibatan BUMN kita juga,” ujarnya. (tribunkaltim.co/samir paturusi)