Di Calon Ibu Kota Baru Ini, Penerima Bantuan Keluarga Miskin Punya Kebun Sawit dan Sarang Walet
Semakin banyak Keluarga Penerima Manfaat yang mundur dari Program Keluarga Harapan karena menolak rumahnya dipasang stiker miskin
Penulis: Heriani AM | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Sebanyak 24 warga Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara sudah mundur dari keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) Kementerian Sosial.
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dulunya dikenal dengan sebutan keluarga miskin.
Warga mundur karena menolak rumahnya dipasangi label lebel bertulis 'keluarga penerima manfaat bantuan sosial program keluarga harapan'.
Dalam dua hari, 84 dari 97 KPM di desa Bangun Mulya, 24 diantaranya mengundurkan diri dan menolak ditempel lebel tersebut.
Alasanya, karena ekonomi keluarga sudah mampu.
"Ternyata di lapangan, ada yang sudah tidak tepat sasaran.
Dengan labelisasi rumah ke rumah ini, bersama tim kelompok kerja desa, kita tahu.
Ternyata masih ada bantuan yang tidak tepat sasaran," kata Kepala Bidang Bantuan dan Perlindungan pada Dinas Sosial PPU, Nurbaya, Rabu (11/9/2019).
Program PKH menawarkan banyak komponen bantuan sosial, diantaranya uang tunai untuk ibu hamil balita dan lansia.
Bantuan sekolah, gas dan bayar listrik gratis, termasuk beras dan lainnya.
"Kalau KPM dalam satu rumah full ada balita, anak SD, SMP dan SMA juga lansia, dapat bantuan Rp 9 juta pertahun, 4 kali pencairan," tambahnya.
Nurbaya mengungkapkan, ada warga KPM PKH yang memiliki rumah bagus dan kokoh.
Memiliki kendaraan roda empat, bahkan usaha sarang walet dan kebun sawit.
Namun masih menerima bantuan yang disalurkan 4 kali satu tahun tersebut.
Data KPM PKH se Kabupaten PPU adalah 5.625, melihat data Januari hingga Juli 2019.