Di Calon Ibu Kota Baru Ini, Penerima Bantuan Keluarga Miskin Punya Kebun Sawit dan Sarang Walet
Semakin banyak Keluarga Penerima Manfaat yang mundur dari Program Keluarga Harapan karena menolak rumahnya dipasang stiker miskin
Penulis: Heriani AM | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Bulan Agustus lalu, 113 KPM PKH mengundurkan diri secara mandiri.
Nurbaya berharap warga lain, yang merasa tidak berhak menerima bantuan sosial namun masih menikmati, untuk segera mundur.
Labelisasi akan dilakukan disemua Kelurahan dan Desa se Kabupaten PPU.
Masyarakat KPM PKH menerima bantuan sejak 2013 lalu.
Nurbaya menduga, masyarakat yang menerima sejak 5 tahun lalu itu, ada yang mengelola bantuan, sehingga bisa mandiri.
Nurbaya mengingatkan, masyarakat lainnya, yang tergolong sudah mampu namun masih menerima bantuan sosial, untuk tidak terlena dan segera mundur.
Agar bantuan bisa disalurkan tepat sasaran.
"Tanggal 16 kita akan mulai labelisasi di Desa Sesulu.
Mudah-mudahan bantuan sosial ini bisa dinikmati oleh masyarakat yang betul-betul membutuhkan, artinya mereka yang pra sejahtera," tandasnya.

13 Keluarga Mundur
13 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), atau dulu karib disebut keluarga miskin (gakin), Program Keluarga Harapan (PKH) bantuan sosial di Penajam Paser Utara, mengundurkan diri.
Diketahui, Dinas Sosial Penajam Paser Utara melakukan labelisasi KPM tepatnya di Desa Bangun Mulya Kecamatan Waru.
Menurut data Dinas Sosial PPU, pada desa Bangun Mulya, tercatat 97 KPM PKH.
Labelisasi rumah yang ditandai dengan penempelan stiker bertuliskan 'keluarga penerima manfaat bantuan sosial program keluarga harapan' dimulai hari ini, Senin (9/9/2019).
Dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Sosial PPU, Bagenda Ali, didampingi Kabid Bantuan dan Perlindungan Sosial Dinas Sosial PPU, Nurbaya, beserta tim efektif Dinsos PPU, kelompok kerja desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, babinsa, bhabinkamtibmas, Kepala Dusun serta RT juga koordinator pendamping PKH Kecamatan, Kabupaten PPU.