Darurat Kabut Asap
Polisi Curiga Kebakaran Padam Bisa Muncul Lagi, Jokowi Duga Ada Unsur Kesengajaan Terkait Karhutla
Joko Widodo (Jokowi) mengatakan,kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang besar dan meluas seperti yang terjadi di beberapa daerah di Provinsi Riau
Penulis: Januar Alamijaya | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kapolres Pelalawan, AKBP Kaswandi Irwan SIK, mengatakan, lahan yang terbakar di Desa Merbau belum diukur luasannya, sebab api yang mulanya terdeteksi menyebar ke areal lain dan merembet setelah dipadamkan. Alhasil petugas disibukan untuk memadamkan api dan melokalisir serta langsung pendinginan.
"Kuat dugaan kita lahan itu dibakar oleh oknum. Ini yang sedang kita selidik, proses penyelidikannya sedang berjalan," ungkap Kaswandi kepada Tribun.
Pasalnya, api karhutla di lokasi itu sudah berulang kali padam. Setelah api dan asap hilang saat dilakukan pendinginan, beberapa hari kemudian api kembali muncul dan membesar.
Setelah dilakukan pemadaman lagi hingga tuntas, api tak terdeteksi lagi.
"Apinya hilang timbul berulang-ulang. Pemilik lahan sedang kita buru," ungkapnya.
Kaswandi menegaskan, secara umum karhulta di Pelalawan masih bisa ditangani tim satgas terpadu di beberapa kecamatan.
Namun yang membuat pejabat tinggi negara datang meninjau lokasi Karhutla di Pelalawan termasuk Presiden Jokowi bukanlah karena karhutla yang tak terkendali, melainkan hanya akses akses dan jangkauan yang dekat dengan ibukota provinsi.
"Kabupaten lain banyak yang parah, tapi karena kita yang dekat makanya ke sini. Jadi persepsinya jangan salah, Pelalawan itu karhutlanya masih bisa diatasi," tegasnya.
Menurut Bupati Pelalawan HM Harris, pemilik lahan yang terbakar ditinjau Jokomi merupakan milik seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Pekanbaru. Namun, dokter tersebut lebih banyak waktunya tinggal di Jakarta.
"Dibakar atau sengaja dibakar, kita serahkan kepada kepolisian," kata Harris.
Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Selasa (17/9) sore, masih terpantau 74 hotspot yang tersebar di Riau. Terbanyak di Kabupaten Pelalawan 32 titik, Inhu 14 titik, Rohil 10 titik, Dumai 7 titik, Inhil 5 titik, Kampar dan Kuansing masing-masing 2 titik, Bengkalis dan Rohul masing-masing 1 titik.
Di provinsi lain di Pulau Sumatera juga masih dipenuhi titik panas, terutama di Sumsel 145 titik, Jambi 120 titik, Babel 25 titik, Lampung 13 titik, Kepri 8 titik, Sumbar 2 titik dan Sumut 1 titik. Jarak pandang masih rendah karena berasap. Di Dumai hanya 800 Meter, Pelalawan 1,7 Kilometer, Pekanbaru 5 Kilometer dan Rengat 6 kilometer.
Kanalisasi
Presiden Jokowi memerintahkan Bupati Pelalawan Riau HM Harris untuk membuat kanalisasi sebagai upaya penanggulangan karhutla. Presiden berpesan kepada Pemkab Pelalawan agar kembali menggalakkan sekat-sekat kanal yang di lahan-lahan yang berpotensi terbakar atau langganan Karhutla, khususnya kanal-kanal yang ada di lahan gambut yang rentan terbakar.
Jika kanalisasi dilakukan lahan tetap dialiri air dan terendam di bagian dalam, maka jika terjadi kebakaran mudah dipadamkan dan tidak merembet atau meluas.