Bajakah, Antara Obat dan Racun Serta Keikhlasan Warga Ibu Kota Baru Indonesia Memberikannya Gratis

Akar Bajakah sudah sejak lama digunakan Suku Dayak di Kalimantan. Warga Penajam Paser Utara ada yang memberikannya secara gratis

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Rita Noor Shobah
TribunKaltim.co / Heriani
Penjuaal kayu Bajakah marak di Penajam Paser Utara 

Sebab, ini menjadi rahasia mereka.

Sebutannya untuk kayu ini pun berbeda-beda," tandasnya.

Bajakah, dijelaskan Rustam, ditemukan di hutan yang memiliki pohon-pohon yang tinggi.

Jika tidak lagi ditemukan pohon tinggi di daerah itu maka sudah dapat dipastikan Bajakah akan punah.

Untuk itu, penting bagi pembeli Bajakah mengetahui asal usul kayu Bajakah tersebut.

"Akan punah dengan sendirinya, kalau tidak ditemukan pohon tinggi di daerah itu.

Nah, untuk lokasi-lokasi pohon tinggi ini biasanya ada di dalam hutan konservasi atau dilindungi.

Misalnya saja di Balikpapan, di mana di daerah itu yang memiliki hutan dengan pohon tinggi.

Kalau paling dekat ya di Hutan Lindung Sungai Wain," paparnya.

Sampai saat ini, belum ada aturan yang melindungi kayu Bajakah.

Artinya, kayu ini tidak dilindungi dan boleh dieksploitasi. Namun, ditegaskan, kayu ini akan dilarang peredarannya ketika kayu tersebut didapat di daerah yang dilindungi.

Penjualan Kayu Bajakah di Berau Makin Marak, BKSDA Khawatir Picu Kerusakan Ekosistem Hutan

Ada Kayu Bajakah di Hutan Penajam, Bupati Abdul Gafur Masud Ingatkan Tetap Jaga Kelestarian Alam

"Apabila dibiarkan maka para pencari kayu Bajakah ini bisa merambat masuk ke dalam hutan konservasi atau hutan lindung.

Tentu, hal ini akan mengganggu ekosistem hutan tersebut.

Dan bagi para pengguna, agar lebih berhati-hati lagi.

Sebab, penelitian untuk kayu ini masih minim.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved