Sederet Kendala yang Dihadapi Petugas untuk Padamkan Karhutla di Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia
Sekda PPPU Tohar mengungkapkan sulitnya memadamkan karhutla di Penajam Paser Utara yang menjadi lokasi baru ibu kota Indonesia
Penulis: Heriani AM | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Sepanjang musim kemarau berlangsung, intensitas kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Penajam Paser Utara meningkat cukup signifikan.
Tercatat 58 kasus karhutla hingga hari ini, Senin (23/9/2019), di lokasi ibu kota baru Indonesia ini.
Dan lebih dari 30 kasus karhutla di Penajam Paser Utara, terjadi pada September ini.
• Pembalajaran Sosial Solusi Atasi Karhutla Kaltim
• Viral Langit Merah di Muaro Jambi Lantaran Sedang Karhutla, BMKG Sebut Hamburan Mie
• Penanganan Karhutla di Lokasi Ibu Kota Baru RI, Bangun Posko Dekat Titik Api, Kehausan Habis Makanan
• Kisah Kapolres Berau Hadapi Kabut Asap Karhutla, Setiap Malam Dapat Peringatan dari Polda Kaltim
Sebanyak 58 titik, sebagian besar terjadi di Kecamatan Penajam.
Sekretaris Daerah atau Sekda PPU Tohar mengungkapkan, jumlah kasus meningkat hampir dua kali lipat dari jumlah kasus pada tahun sebelumnya.
Ia belum menerima laporan luasan total lahan yang terbakar secara keseluruhan dari kasus yang ada.
Namun pastinya sudah ratusan hektare.
"Di kelurahan Petung dan Giripurwa kemarin yang berhasil ditangani selama 15 hari, total lahan yang terbakar 110 hektare, belum daerah lain," katanya, Senin (23/9/2019).
Pengerahan personel di lapangan telah dilakukan secara maksimal.
Namun, dititik tertentu petugas cukup kewalahan.
Alat kelengkapan pemadaman, tidak bisa menyentuh titik api tertentu.
Titik tertentu itu pun, jauh dari sumber air sehingga penanganan sedikit terhambat.
Faktor alam juga memberikan kontribusi penting.
Terik matahari cukup ekstrem dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Angin juga berhembus cukup kencang ditambah material yang terbakar yakni lahan gambut.