Jumlah Korban Tewas dalam Kerusuhan di Wamena Papua Bertambah jadi 21 Orang

Korban tewas kerusuhan di Wamena Papua terus bertambah karena saat ini proses evakuasi terhadap bangunan yang dirusak dan dibakar tengah berjalan

Editor: Doan Pardede
TribunKaltim.Co/HO
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah 

Mereka mengungasi lantaran masih takut jika keadaan kembali rusuh.

Selain itu, dari sebagian warga yang mengungsi, meraka juga kehilangan rumah akibat dibakar massa.

Jenab, seorang warga yang mengungsi, meminta kepada pemerintah untuk membantu warga yang kekurangan makanan.

"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan. Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," kata Jenab.

Sejumlah personel polisi berjaga di sebuah universitas di Jayapura, Papua, menyusul kerusuhan yang terjadi, Senin (23/9/2019) siang. Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.
Sejumlah personel polisi berjaga di sebuah universitas di Jayapura, Papua, menyusul kerusuhan yang terjadi, Senin (23/9/2019) siang. Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut. (TribunKaltim.Co/HO)

Akses Internet Dibatasi

Pasca kerusuhan di Wamena, Pemerintah kembali membatasi akses Internet.

Kemkominfo meminta kepada operator seluler yang ada di Wamena agar membatasi akses Internet atau throttling.

"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, dikutip dari Kompas.com.

Permintaan dari Kemkominfo tersebut langsung ditanggapai pihak operator seluler.

VP Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan, bahwa kantor layanan Telkom Group di kota Wamena tidak beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada pelanggan agar dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188 untuk informasi lanjutan.

Sementara itu, operator seluler Indosat Ooredoo juga membatasi akses internet, namun untuk penggunaan telepon dan SMS masih berfungsi.

Polisi Dalami Kasus

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, kerusuhan di Papua diakibatkan adanya hoaks.

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengungkapkan penyebab kerusuhan dari aksi demonstrasi ini awalnya dipicu oleh kabar hoaks soal ujaran rasial dari seorang guru kepada muridnya di sebuah SMA

Pihak kepolisian telah melakukan penelusuran terkait ujaran rasial yang dilakukan oleh guru tersebut, dan didapatkan kenyataan kabar ujaran rasial tersebut dipastikan hoaks.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karropenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, ada isu sensitif yang coba dikembangakan di papua.

Seperti dikutip dari Kompas.com, pihaknya akan menelusuri akun-akun yang menyebar hoaks terkait kasus tersebut.

"Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana adalah tentang rasis. Dengan penyebar hoaksnya juga sedang didalami juga akun-akunnya oleh Direktorat Siber Bareskrim," ujar Dedi di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).

Lebih lanjut Ia mengatakan, saat ini kondisi situasi di Wamena sudah terkendali.

• Selain Membakar Rumah Warga, Massa Juga Membakar Kantor Bupati Wamena

• Rumah dan Supermaket Dibakar Akibat Kerusuhan di Wamena, Pegawai Terpaksa Lombat

• Dibonceng Pakai Motor Curian, Ketua KNPB Agus Kossay Dalang Kerusuhan Papua Ditangkap

• Kepala Suku Gelar Stukuran, Tiga Putra Suku Kanum Papua Jadi Prajurit TNI

Ia mengimbau kepada aparat yang bertugas untuk selalu melakukan pendekatan serta tak menggunakan cara kekerasan.

"Selalu kita imbau dengan pendekatan soft approach, dengan menggunakan tokoh gereja, tokoh agama, kemudian para tokoh adat yang ada di sana termasuk pemda, untuk tidak terprovokasi sebaran-sebaran berita hoaks," katanya.

(Tribunnews.com/Tio/Kompas.com/John Roy Purba/Dhias Suwandi)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved