Breaking News

Darurat Kabut Asap

Hasill Tinjauan Forkopimda Pakai Helikopter, Karhutla Terparah Kalimantan Timur Ada di Kukar

Gubernur Kaltim Isran Noor bersama Forkopimda meninjau karhutla di Kalimantan Timur, karhutla terparah ditemukan di Kutai Kartanegara

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Humas Pemprov Kaltim
Foto udara Karhutla diambil dari dalam Helikopter jenis Bell EC 155 BI yang membawa Kepala Forkopimda Kaltim saat meninjau lokasi Karhutla di tiga kabupaten di Kaltim, pada Rabu (25/9/2019), pukul 15.20 WITA. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gubernur Kaltim dan sejumlah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atau Forkopimda Kaltim meninjau kebakaran hutan dan lahan, atau karhutla di Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2019).

Dari hasil pantauan udara tersebut, karhutla di Kalimantan Timur terparah terjadi di Kutai Kartanegara.

Namun, dampak kabut asap terparah berada di Kabupaten Kutai Barat.

Kutai Timur Kawasan Terbanyak Titik Api Karhutla, Tingkat Kepekatan Udara Sampai 76 Persen

Sekitar 11 Hektar Lebih Hutan Lindung Mengalami Karhutla, Polres Bontang Belum Masuk ke Penyidikan

Polda Kalsel Tetapkan 20 Tersangka Karhutla, Dua Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit

Peninjauan karhutla di Kalimantan Timur, Gubernur Kaltim, Isran Noor didampingi oleh Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subiyanto dan Kapolda Kaltim, Irjen Pol Priyo Widyanto.

Melalui Bandara APT Pranoto, dengan menggunakan helikopter jenis Bell EC 155 BI selain meninjau Kabupaten Kukar, rombongan juga melakukan peninjauan di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Barat.

"Kami melakukan peninjauan Karhuta di tiga kabupaten.

Kalau di Kukar, kita lakukan peninjauan di Kecamatan Tabang.

Kemudian, di Kutim kita melakukan tinjauan di Desa Senyiur, Muara Ancalong, Sangatta.

Sedangkan di Kubar, kita tinjau secara umum," ujarnya saat diwawancara awak media sesaat setelah mendarat di Bandara APT Pranoto, pukul 15.20. WITA

Awalnya, dikatakan Isran, peninjauan akan dilakukan di Kabupaten Paser.

Sebab, dikabarkan oleh media di kabupaten tersebut telah terjadi karhutla yang cukup parah.

Namun, saat hendak meninjau di sana, disampaikan Isran, ia dikabarkan bahwa telah turun hujan deras dan telah memadamkan karhutla di Paser.

"Hari ini memang kita ingin melakukan peninjauan di kawasan-kawasan yang telah terjadi karhutla, sesuai laporan yang disampaikan.

Selain tiga kabupaten itu, Kabupaten Paser juga akan ditinjau.

Hanya, kami dapat laporan di sana sudah padam.

Jadi, kami mengunjungi titik-titik karhutla yang dilaporkan masih menyala," tuturnya.

Sesuai pantauan dari udara, Isran mengungkapkan, saat ini titik api hanya berada di Kukar dan Kutim.

Namun, tidak seperti disampaikan bahwa terjadi karena adanya aktifitas pembakaran oleh oknum, Isran menyatakan, tidak semua benar.

Pasalnya, Isran mendapati, ada lahan perkebunan terbakar tanpa ada sulutan api dari seseorang di tengah hutan.

"Bisa jadi karena orang yang membakar, bisa jadi tidak.

Sebab, ada di tengah hutan dan jauh dari permukiman karhutla terjadi.

Kalau seperti ini, saya mempertanyakan apakah karhutla itu terjadi karena ulah manusia atau bukan.

Kemudian, terjadi juga kebakaran di lahan perkebunan milik perusahaan.

Tapi, yang terbakar itu yang ditanam oleh perusahaan.

Tidak mungkin, perusahaan membakar apa yang baru saja ia tanam," jelasnya.

Belum diketahui secara jelas luasan karhutla.

Namun, dibeberkan Isran, sampai saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi untuk mengetahui secara jelas berapa jumlah luasan karhutla di Kalimantan Timur.

Terlebih saat ini, masih ada titik api terjadi dibeberapa lokasi yang belum padam belum dapat dilakukan penghitungan.

"Seperti di Kukar, tinggi kabut asap mencapai 7.000 kaki.

Di lokasi tersebut, kami terbang cukup lama.

Sekira 6-7 menit.

Kita melihat titik api yang ada di sana.

Sebab, sampai saat ini di titik itulah karhutla yang paling parah terjadi.

Semua yang terbakar, diduga di bawah lahan tersebut merupakan gambut.

Begitupula, di sekitaran Desa Senyiur Kutim," tuturnya.

Melihat lokasi karhutla, Isran menyatakan, Kaltim mengalami banyak kerugian.

Terlebih, hutan di Kaltim yang telah terbakar merupakan tempat flora dan fauna untuk berkembang biak.

Untuk itu, kedepannya, disampaikan Isran, Pemprov Kaltim bersama-sama TNI dan Polri akan melakukan kerja-kerja dalam mengantisipasi karhutla dimasa mendatang.

"Tentu saja, kita mengalami banyak kerugian karena karhutla.

Mikro biologi tentu saja terganggu.

Ada tanaman yang baru mau tumbuh sudah terbakar lagi.

Kemudian, banyak flora dan fauna kita kehilangan tempat tinggal karena karhutla ini.

Oleh karenanya, kita bersama saling menginstruksikan agar menjaga agar karhutla tidak terjadi lagi," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved