Mengenal Sosok Dandhy Laksono, Jurnalis Idealis Sampai Kini Dituding Sebarkan Kebencian
Nah, Dandhy Laksono dikenal publik sebagai pendiri WatchDoc, rumah produksi yang menghasilkan film-film dokumenter dan jurnalistik.
Hal tersebut didasari atas keinginannya untuk mencari ruang dalam memberi informasi namun juga tersirat pengetahuan didalamnya. "Semua kami mulai dari nol," kenang Dandhy.
"Kami tak pinjam bank karena tak ada jaminan, tak ada lagi gaji bulanan. Kami beli kamera dari hasil mengajar dan 'ngamen' (menjadi narasumber). Kami menolak investor karena dalam logika investor, pola relasi kuasanya sama saja." lanjutnya.
"Pernah tahun 2010 kami tidak bergaji sama sekali. Uang masuk untuk gaji karyawan, untung istri saya bekerja," papar Dandhy.
WatchdoC juga menjadi laboratorium pola relasi seimbang di news room dan niat berbagi saham dengan karyawan.
Kali ini Partai Solidaritas Indonesia angkat bicara mengenai penangkapan Dandhy Laksono dan Ananada Badudu.
Posisi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI memberikan sikap keberatasan atas penangkapan Dandhy Laksono dan Ananada Badudu.
Mengutip dari PSI.id, melalui Tsamara Amany Alatas Ketua DPP PSI, menegaskan beberapa hal ini.
1. Saya mengecam keras penangkapan Dandhy Laksono (kemarin malam dan dilepas menjelang subuh) dan Ananda Badudu.
2. Saya berharap dalam hiruk pikuk politik yang terjadi beberapa hari belakangan ini, pihak Kepolisian tidak menambah runyam persoalan dengan melakukan penangkapan para aktivis yang justru menambah sentimen negatif masyarakat terhadap proses penegakan hukum di negeri ini.
3. Kebebasan berpendapat dan menyampaikan ide dilindungi dalam demokrasi.
Perbedaan pandangan mesti dirayakan bukan dibungkam apalagi dipenjara.
Begitu juga aktivitas yang dilakukan Ananda Badudu yang menggalang dana (crowd funding) untuk para korban demonstrasi mahasiswa melalui platform kitabisa.com adalah perbuatan terpuji yang tidak patut dikriminalisasi.
Selain sutradara dan jurnalis Dandhy Dwi Laksono, polisi juga kabarnya menangkap musisi sekaligus mantan wartawan Tempo Ananda Badudu.
Aparat dari Polda Metro Jaya menangkap Ananda Badudu, Jumat (27/9/2019) pagi ini.
Hal tersebut dibenarkan Wakil Koordinator Kontras Feri Kusuma, kolega yang melakukan pendampingan terhadap Ananda ketika penangkapan.