Gerakan 30 September

Derita Wagiran di Balikpapan Dicap Terlibat G30S/PKI, Diisolasi Dicerai Istri Sampai Karir pun Sirna

Mereka yang dituduh masuk dalam gelombang G30S/PKI ini tidak melalui proses persidangan meja hukum, hanya dicap begitu saja terlibat G30S/PKI.

Penulis: Ilo | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tribunkaltim.co/Budi Susilo
Suasana perkampungan Argosari, Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa 26 September 2017. Lokasi ini menjadi tempat isolasi para tahanan politik yang dicap sebagai G30S/PKI oleh rezim Orde Baru, Presiden Soeharto kala itu. 

Sehari‑hari, mata pencahariannya sebagai petani.

Wagiran mengandalkan perkebunan seperti singkong, buah‑buahan untuk menyambung hidupnya.

Hewan ternak sapi pun jadi tambahan pundi‑pundi rupiah bagi bekal kehidupannya.

Dahulu, Wagiran adalah pegawai negeri di dinas kemiliteran dengan pangkat terakhir sebagai Pelda.

Dirinya dikait‑katikan kasus politik tahun 1965. Peristiwa inilah yang kemudian membuat garis hidupnya berubah.

Dirinya ditangkap, dikurung, lalu diisolasi ke hutan liar Amborawang yang sekarang sudah jadi pemukiman penduduk bernama Agrosari, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Nasib buruk tidak sangka oleh Pelda Yohanes Wagiran Sumitro, pria berkulit gelap ini disangkakan sebagai pengikut Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Dirinya yang berstatus tahanan politik, membuat kehilangan karir di dunia militer.

Gaji tidak terbayar, pesangon lenyap, apalagi kesejahteraan dari uang pensiun sungguh tak jelas.

Statusnya sebagai pegawai negeri di tubuh militer Kodam Mulawarman dihilangkan begitu saja, lantaran mendungnya dunia politik Indonesia di September 1965.

Mengawali karir, Wagiran mendaftarkan diri sebagai tentara Indonesia.

Saat itu bukan di Kota Balikpapan. Wagiran mendaftar di Surakarta, Jawa Tengah.

"Daftar tentara, saya ingat di tahun 1960. Saya daftar di Resimen Surakarta. Ya kemudian diterima," kata Wagiran.

Begitu daftar langsung dikirim untuk mengikuti pendidikan selama satu tahun.

Bagi Wagiran, mengikuti pendidikan di kedinasan militer merupakan angin segar, ada kebanggan bisa menjadi pegawai.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved