Fahri Hamzah Tiba-tiba Dipanggil Jokowi, Tak Langsung Mau dan Balik Tanya ke Ajudan: Untuk Apa?
Di ujung masa jabatannya sebagai wakil rakyat, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyelipkan satu pesan kepada Presiden Jokowi.
TRIBUNKALTIM.CO - Fahri Hamzah menjadi salah satu politikus yang tak lagi menjadi anggota DPR RI di periode 2019-2024.
Masa bakti anggota DPR periode 2014-2019 segera berakhir pada September 2019 ini.
Anggota DPR yang baru pun akan segera dilantik 1 Oktober 2019.
• Permadi, Politikus Gerindra yang Mau Lengserkan Jokowi, Pengagum Soekarno, Mantan Anggota PDIP
• Situasi Genting, Mahfud MD Ungkap Saat Terbaik Bagi Jokowi Terbitkan Perppu, Waktunya Makin Sempit
• Jokowi Minta Dipercepat, Ini Perkiraan Waktu Pelantikan RI 1 Terpilih, Jutaan Pendukung Siap Hadir
• Jokowi Disebut Tak Hargai DPR Soal UU KPK, Pengamat: Ada Lebih Pentingkan Isu Elit Ketimbang Publik
Ada 575 calon anggota DPR 2019-2024 terpilih yang siap dilantik.
Di ujung masa jabatannya sebagai wakil rakyat, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyelipkan satu pesan kepada Presiden Jokowi.
Fahri Hamzah meminta agar Jokowi tidak memilih kabinet yang berisi pembebek dan orang-orang yang berkinerja asal bapak senang.
“Saya berani katakan Pak Jokowi jangan pilih kabinet yang isinya pembebek dan asal bapak senang."
"Kalau itu dilakukan, Pak Jokowi bisa jatuh di tengah jalan,” ungkap Fahri Hamzah saat sesi wawancara dengan Tribunnews.com di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2019).
Mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menagih janji Jokowi akan memimpin Bangsa Indonesia lima tahun mendatang dengan tanpa beban.
Fahri Hamzah meminta Jokowi untuk memilih sosok menteri yang mau bekerja dan tidak sibuk menjilat kekuasaan.
“Kalau Pak Jokowi sebagai negarawan ingin memperbaiki bangsa dan sesuai dengan apa yang dikatakan tanpa beban."
"Tak ingin memilih penjilat-penjilat dan memilih menteri tanpa afiliasi politik, maka akan selamat dia."
"Orang politik banyak yang bisa bekerja tapi jangan pilih penjilat,” tegas Fahri Hamzah.
Ia menegaskan, bila salah pilih menteri, Jokowi bisa mengulang sejarah aksi demonstrasi besar pada 1998 yang berakhir dengan lengsernya Presiden Soeharto.
“Kalau dia salah, mohon maaf, kita masih begini karena belum ada krisis. Kalau sudah ada krisis meledak semua nanti,” ulasnya.
Fahri Hamzah dikenal sebagai sosok yang kerap melontarkan kritik tajam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di balik itu semua Fahri Hamzah justru memiliki kedekatan tersendiri dengan Jokowi, tatkala keduanya berkesempatan bertemu.
Dalam wawancara dengan Tribunnews.com di ruangannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2019), Fahri Hamzah menceritakan hal tersebut.
“Saya lagi di Istana Negara menghadiri pelantikan duta besar RI untuk Italia."
"Setelah selesai saya ngobrol dengan Pak Surya Paloh (Ketum Nasdem), saya tanya apakah dubes Italia sama dengan Vatikan atau tidak."
"Beliau bilang beda,” kata Fahri Hamzah mengawali penjelasannya.
Setelah itu, dirinya duduk dan berbincang bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Jaksa Agung HM Prasetyo.
“Tiba-tiba ajudan Pak Jokowi mendatangi saya, saya katanya dipanggil Pak Presiden."
"Saya tanya untuk apa, tapi ajudan bilang datang saja ke ruangan Bapak,” imbuh Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah pun mengiyakan permintaan yang disampaikan ajudan Jokowi tersebut.
Ia pun mengaku langsung menemui Jokowi yang saat itu tengah bersama jajaran tokoh lainnya.
Seperti, Menko Polhukam Wiranto dan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Ada juga Wapres Jusuf Kalla beserta istri, dan Iriana Jokowi.
Termasuk, ada Surya Paloh di dalam ruangan itu.
“Lalu saya merapat."
"Kemudian Pak Jokowi bilang bahwa sudah ada kesepakatan untuk mengatasi situasi dan dialog antar-umat beragama."
"Untuk minta Mas Fahri menjadi dubes RI untuk Vatikan."
"Ketawa semua di ruangan itu,” ungkap Fahri Hamzah menirukan ucapan Jokowi saat itu.
Fahri Hamzah mengatakan, apa yang dikatakan Jokowi kepada dirinya saat itu hanya bercanda.
Ia pun menjelaskan, pertemuan antar-tokoh politik juga sarat dengan perbincangan yang hangat dan penuh canda.
Serta, tidak selalu membicarakan hal-hal penting.
“Saya bilang bahwa saya lebih cocok jadi dubes di Arab Saudi."
"Dan waktu itu saya juga usul kalau dubes RI untuk Vatikan dan Arab Saudi digabung saja."
"Jadi ketika Pak Jusuf Kalla mau haji saya sambut, kalau Pak Luhut mau ke Vatikan juga saya sambut."
"Bukan serius tapi, bercanda itu, meledak ketawa semua waktu itu,” cerita Fahri Hamzah sambil tertawa mengingat momen tersebut.
“Kalau pimpinan negara dan lembaga ketemu itu banyak bercanda, banyak melucu."
"Jadi jangan dianggap jika tokoh-tokoh ketemu itu serius-serius saja,” paparnya.
Memasuki hari terakhirnya sebagai Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengaku tak memiliki suka duka selama duduk tiga periode di Senayan.
Kepada Tribunnews, Jumat (27/9/2019), Fahri Hamzah mengakui pekerjaannya sebagai pembuat UU yang mana bersinggungan dengan publik, tidak terlalu ia bawa ke ranah pribadi.
"Saya kalau ada masalah, jarang memikirkan suka duka."
"Di ruang publik tak mau terlalu berperasaan, karena yang kita tegakkan di ruang publik adalah pikiran dan rasionalitas yang menurut publik dapat dinalar," tutur Fahri Hamzah di kantornya.
Meski demikian, dirinya paham ada sejumlah kawan yang merasa kehilangan, dan Fahri Hamzah menganggap itu sebagai hal yang manusiawi.
"Orang yang kerja dengan saya 10 tahun pasti ada kesedihan, biasalah, seperti kita di pemakaman, pasti ada yang menangis," lanjutnya.
Akan tetapi, lain cerita jika sudah menyangkut keluarga, Fahri Hamzah otomatis menempatkan diri tak lagi seperti saat menjadi Wakil Ketua DPR.
"Pada kehidupan pribadi harus jadi ayah, jadi suami."
"Maka tak hanya akal yang digunakan, tapi perasaan, itu yang buat kita terlihat terlalu rasional," ulasnya.
Itulah sebab, jika tak menyangkut kepentingan publik, Fahri Hamzah enggan menampilkan apa yang menjadi ranah privatnya, termasuk keluarga.
Bahkan, dirinya jarang menggunakan media sosial untuk aktivitas bersama keluarga.
"Sosial media problemnya kan wilayah privat, tapi saya gunakan itu untuk menjelaskan apa yang lakukan (sebagai legislator)," ucapnya.
• 9 Poin Alasan Ketua BEM UI Manik Marganamahendra Tolak Undangan Jokowi, Ada Syaratnya
• Bakal Tinggalkan DPR RI dalam Hitungan Hari, Fahri Hamzah Cerita saat Ditawari Jokowi jadi Dubes
• Setelah Ketua BEM UI, Presiden BEM UGM juga Sikapi Undangan Jokowi: Butuh Sikap Tegas Presiden
• Jansen Sitindaon Bandingkan Cara Jokowi dan SBY Hadapi Unjuk Rasa Mahasiswa, Bawa-bawa Kerbau
(*)