Untuk Kursi Menkumham, Najwa Shihab dan Ahok Masih Kalah dari Hotman Paris, Mahfud MD Teratas
Mahfud MD teratas, nama Hotman Paris mengalahkan sosok ternama seperti Najwa Shihab, Haris Azhar hingga Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok )
TRIBUNKALTIM.CO - Jelang pelantikan Presiden tanggal 20 Oktober 2019 mendatang, isu menteri Jokowi masih menjadi perbincangan hangat.
Sejumlah nama mengemuka, termasuk sosok pengacara kondang Hotman Paris.
Selain karena soal kekayaannya, dirinya juga dikenal dengan sejumlah prestasinya di bidang hukum.
• Kabar Buruk Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Orang Nomor 1 di Polisi Ditimpa Musibah, di Palembang
• Setelah Pukul Anggota TNI Yonzipur Hingga Berdarah, Preman Tantang Polisi Tembak Kepalanya
• Akui Prabowo Cerdas, Rocky Gerung: Masuk Kabinet, Jadi Orang Kedua di Pemerintahan Secara Politik
• Harta Kekayaan Mulan Jameela Ternyata Rp 15 M, Lebih Besar dari Desy Ratnasari, Ini Rinciannya
Kali ini dirinya kembali menyita perhatian saat dirinya digadang-gadang sebagai calon Menteri Hukum dan HAM pilihan Netizen.
Bahkan menurut sebuah polling, nama Hotman Paris ada di urutan kedua mengalahkan sosok ternama seperti Najwa Shihab, Haris Azhar hingga Basuki Tjahaja Purnama.
Mengetahui hal tersebut, Hotman Paris pun langsung bereaksi.
Seperti yang diketahui, posisi Menkumham hingga kini masih kosong.
Sebab sebelumnya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly memutuskan mengundurkan diri dari jajaran kementerian Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Yasonna Laoly tersebut telah mengirim surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi pada Jumat (27/9/2019).
Pada suratnya, Yasonna Laoly menuliskan alasannya mengundurkan diri karena tidak bisa merangkap jabatan, menjadi menteri dan DPR.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Humas Kemenkumham, Bambang Wiyono.
"Ya, karena tidak boleh rangkap jabatan," kata Bambang saat dikonfirmasi, Jumat (27/9/2019) malam dilansir dari Kompas.com.
Sebagai pengganti Yasonna, Jokowi menunjuk Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo jadi Pelaksana Tugas Menkumham.
Tjahjo juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri. Tjahjo pun menyatakan kesiapannya menjalankan tugas baru itu.
Ia berkomitmen akan bertugas sampai periode Jokowi-JK berakhir pada 20 Oktober.
"Saya sebagai pembantu Presiden siap melaksanakan tugas sebagaimana keputusan Presiden tersebut dengan penuh tanggung jawab," kata Tjahjo Kumolo.
Dan kini, belum sebulan jabatan Menkumham kosong, publik pun seolah dihadapkan pada pilihan soal sosok siapa yang tepat duduk menjadi pemimpin kementerian tersebut.
Hingga akhirnya, sebuah polling guna memilih calon untuk Menkumham pun dibuat oleh akun @hukum_online.

Setelah dibuat polling selama satu hari penuh, akun tersebut mendapatkan tanggapan dari 184 orang di media sosial.
Rincian hasil polling soal nama-nama calon Menkumham yang cocok menurut Netizen itu pun akhirnya diungkap.
Berdasarkan hasil polling, nama Mahfud MD menjadi kandidat terkuat sebagai calon Menkumham dengan suara 46 pengguna media sosial.
Sementara di posisi kedua, ada nama Hotman Paris yang dipilih oleh 21 pengguna media sosial.
Posisi ketiga, keempat hingga kelima ditempati oleh Yusril Ihza Mahendra, Prof Eddy OS Hiariej, dan Haris Azhar.
Dan untuk posisi kelima ditempati oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Najwa Shihab dengan perolehan suara yang sama yakni 5 suara.

Dengan perolehan itu maka sosok Hotman Paris disebut layak menjadi calon Menkumham pilihan Netizen.
Bahkan, posisinya pada polling bisa mengalahkan Ahok dan juga Najwa Shihab.
Menanggapi polling pilihan Netizen tersebut, Hotman Paris pun langsung bereaksi.
Melalui laman Instagram-nya yang sudah terverifikasi, Hotman Paris meminta maaf kepada publik yang telah memilihnya.
Sebab, Hotman Paris mengaku tidak punya bakat di bidang birokrat.
Hotman Paris memilih jalan lain untuk menolong orang banyak.
"Maaf, Hotman tidak berbakat jadi Birokrat. Hotman lebih suka ngopi di Kopi Joni dan berdansa di Bali. Setelah 35 tahun membela ratusan konglomerat," ungkap Hotman Paris.
Hotman Paris Soroti Pasal soal Hukuman Mati RUU KUHP
Dikutip TribunnewsBogor.com dari laman Instagram-nya yang sudah terverifikasi, Hotman Paris berpendapat soal parameter hebat dari seorang pengacara.
"Seorang lawyer yang hebat hanya apabila jam terbang prakteknya sudah lama dan di kantor yang praktek hukumnya bagus," ungkap Hotman Paris.
Lebih lanjut, Hotman Paris pun menyinggung soal sosok Prof Muladi, ketua tim perumus Revisi KUHP.
Hotman Paris mengaku tidak tahu bagaimana karir Prof Muladi selama ini.
Namun, Hotman Paris berpendapat bahwa perlu adanya pengalaman yang mumpuni untuk membuat produk hukum.
"Saya tidak tahu persis apakah Prof Muladi pernah praktek hukum atau tidak. Tapi memang dia professor pidana. Tapi membuat produk hukum ini tidak cukup teori," kata Hotman Paris.
Tak hanya itu, Hotman Paris juga tampak heran dengan salah satu bunyi pasal yang ada di RKUHP.
Yakni soal pasal yang memuat terkait hukuman mati.
Hotman Paris menyoroti soal maksud dari pasal 100 yang mengemukakan soal terdakwa yang bisa dijatuhi hukuman mati karena dianggap tidak terlalu penting.
Sebab diakui Hotman Paris, pasal tersebut tidak masuk akal dan logikanya.
"RUU KUH Pidana draft Undang-undang teraneh di dunia. Draft di pasal 100 'menjatuhkan pidana mati dengan masa percobaan selama 10 bulan jika peran terdakwa dalam tindak pidana tidak terlalu penting'
Ya kalau tidak terlalu penting kenapa hukuman mati ? Ini benar-benar ini, enggak masuk di akal gue ini," pungkas Hotman Paris.
Hotman Paris pun tampak gusar dengan pasal tersebut.
"Seseorang dijatuhi hukuman mati dengan masa percobaan 10 bulan jika peran terdakwa dalam tindak pidana tidak terlalu penting. Ya kalau tidak terlalu penting kenapa dihukuman mati ? Haduh kacau nih benar-benar," ucap Hotman Paris.
Karenanya, Hotman Paris pun berargumen soal produk yang dibuat oleh praktisi hukum dalam RKUHP tersebut.
Menurut Hotman Paris, KUHP harusnya mengandung filsafat hukum yang tinggi.
"Ini bukan karya dari praktisi hukum. KUH Pidana itu mengandung filsafat hukum yang sangat tinggi dan memerlukan pengalaman yang lama," kata Hotman Paris.
• Rival Ahok, Anies Baswedan Tak Lagi dengan Sandiaga Uno, Klaim Punya 12 Prestasi di DKI Jakarta
• Setelah Unjuk Slip Gaji, Bupati Banjarnegara Pamer ke Hotman Paris Selalu Traktir Anak Buah
• Dijebak Najwa Shihab Prabowo Menteri Apa di Kabinet, Jawaban Jitu JK Langsung Buat Hadirin Tertawa
• Terbakar dan Mogok, Bus Zhong Tong, Diparkir Oleh Ahok, Dioperasikan Lagi di Era Anies Baswedan
(*)