Identitas Pria Misterius Bawa Ransel yang Diamankan, 7 Cerita Lain di Balik Pelantikan Presiden 2019

Ada sejumlah cerita lain di balik pelantikan Presiden 2019 di gedung DPR/MPR, salah satunya tentang identitas sosok misterius yang diamanankan

Editor: Doan Pardede

4. Raja dari Sebuah Negara Kecil di Afrika yang Hadir di Pelantikan Jokowi Jadi Sorotan

Raja Eswatini, Mswati III dan ilustrasi keindahan alam

Raja Eswatini, Mswati III Hadir di pelantikan Presiden Jokowi, negerinya mirip Wakanda di Film Marvel.

Sejumlah kepala negara menghadiri pelantikan Presiden dan Wapres Indonesia, Joko Widodo dan Maruf Amin.

Ada satu kepala negara yang akan menghadiri pelantikan Presiden dan Warpres pada Minggu (20/10/2019) yang mungkin kurang familiar bagi masyarakat Indonesia.

Kepala negara yang dimaksud adalah Raja Eswatini, Mswati III.

Banyak yang tak mengetahui, Eswatini yang dulunya bernama Swaziland adalah sebuah negeri di Afrika.

Tepatnya, negara Eswatini berada di tenggara Benua Afrika.

Nama ibu kota dari negeri ini adalah Mbabane.

Menurut BBC Indonesia yang dikutip TribunJabar.id, Jum'at (18/10/2019), adapun dua kota terbesar di Eswatini adalah Mbabane dan Manzini.

Mbabani berpenduduk sekitar 76 ribu, sementara Manzini 110 ribu.

Diolah dari TribunnewsWiki.com, Eswatini dihuni oleh bangsa yang diperkirakan berasal dari Mozambik.

Nenek moyang yang mendiami Eswatini diyakini adalah Suku Nguni.

Raja di Negeri Monarki

Pada tahun 1986, Mswati III naik tahta menggantikan ayahnya Sobhuza II.

Jadi, Mswati sudah berkuasa selama kurang lebih 33 tahun di negeri yang menganut sistem monarki absolut tersebut.

Pada 19 April 1968 hingga 25 April, Mswati memiliki gelar Yang Mulia Pangeran Makhosetive dari Swaziland.

Namun, gelarnya berubah. Mulai 25 April 1986–sekarang ia kerap dipanggil Yang Mulia Ngwenyama atau Raja Eswatini.

Menurut laman TribunnewsWiki.com, Eswatini dulunya berada di bawah pemerintahan Britania Raya, tepatnya mulai dari 1903 hingga 6 September 1968.

Padahal, sebelumnya ada Konvensi Swaziland 1881 yang memastikan kemerdekaan daerah yang dikuasai Inggris.

Namun, Eswatini yang dulunya bernama Swaziland tetap berada di bawah administrasi Republik Afrika Selatan yang direbut secara paksa oleh Inggris.

Swaziland pun menjadi protektorat Inggris.

Hingga akhirnya, Swaziland memperoleh kemerdekannya.

Swaziland kemudian mengadopsi sistem pemerintahan monarki asbolut.

Di Afrika, Swaziland adalah satu-satunya negara monarki absolut yang melarang semua partai politik.

Namun, perlawanan semakin meningkat di Swaziland.

Aktivis demokrat terus mendorong hak-hak dan demokrasi yang lebih besar di Eswatini.

Termasuk permintaan penghapusan sistem monarki absolut.

Alamnya Masih Terjaga

Bagi Anda penggemar Marvel mungkin akan teringat dengan Wakanda saat mengenal soal Eswatini.

Eswatini adalah daerah yang tak memiliki pesisir.

Kendati demikian, menurut laman BBC, alam negeri ini mampu menjadi daya tarik wisatawan.

Di sana, terdapat pemandangan alam yang beragam, mulai dari pegunungan yang sejuk maupun dataran rendah panas dan kering.

Alam Eswatini masih terlindungi berkat peraturan progresif terkait pelestarian lingkungan.

Ruth Buck, pemilik Hotel Foresters Arms, yang dibangun sekitar 30 kilometer di barat-daya kota Mbabane mengatakan, penduduk di eSwatani bahkan ramah, humoris, dan dermawan.

"Saya suka menyetir di sini, menikmati pemandangan yang beragam, mendatangi pasar Swazi yang hidup suasananya.

Sungguh ini adalah negeri yang indah dengan suasana yang hangat," ujarnya. 

Sumber: Tribun Kaltim
Selanjutnya
5.
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved